Senin, 29 November 2010

Jeong So-min




Profile
§                     Name: 정소민 / Jeong So-min
§                     Real name: 김윤지 / Kim Yun Ji
§                     Profession: Actress and model
§                     Birthdate: 1989-Mar-16
§                     Height: 165cm
§                     Weight: 47kg
§                     Star sign: Pisces
§                     Blood type: A
§                     Talent agency: Bloom Entertainment
TV Shows
§                     Mischievous Kiss (MBC, 2010)
§                     Bad Guy (SBS, 2010)
Trivia
§                     Education: Korea National University of Arts (Acting Major)
§                     Hobbies: Korean traditional dance, ballet

Kim Hyeon-jung




Profile
§                     Name: 김현중 / Kim Hyeon-jung)
§                     Profession: Actor, singer
§                     Birthdate: 1986-Jun-6
§                     Birthplace: Seoul, South Korea
§                     Height: 180cm
§                     Weight: 68kg
§                     Blood type: B
§                     Star sign: Gemin

TV Shows
§                     Mischievous Kiss (MBC, 2010)
§                     Boys Before Flowers (KBS2, 2009)
§                     Spotlight (MBC, 2008) cameo
§                     Hotelier (TV Asahi, 2007) ep 7
§                     Can Love Be Refilled? (KBS2, 2005)
§                     Nonstop 5 (MBC, 2005) ep 208

Recognitions
§                     2009 Seoul International Drama Awards: Most Popular Actor (Boys Before Flowers)
§                     The 45th Baeksang Arts Awards: Popularity Award (Male) Boys Before Flowers (2009)

Trivia
§                     Notes: He is the leader and eldest member of the Korean group SS501
§                     Education: Kyonggi University
§                     Hobbies: Playing the guitar, piano, dancing

Minggu, 28 November 2010

My Little Bride Episede 2








Di ruang olahraga, teman-teman Bo-eun sedang kasak kusuk begitu melihat Bo-eun. Bo-eun berjalan menghampiri dan duduk di sebelah Hye-won yang terlihat murung. "Ada apa?" tanya Bo-eun pada Hye-won. "Apa kau tak tahu? Seluruh sekolah sudah tahu tentang hubunganmu dan Jung-wu" kata Hyewon. "Apa salahnya?" tanya Bo-eun lagi. "Apa kau pikir tindakanmu benar? Kau itu sudah menikah" jawab Hye-won. "Hanya secara hukum. Kau tahu bagaimana itu bisa terjadi" kata Bo-eun dengan santai. "Bagaimana kalo orangtuamu tahu? Kenapa kau begitu egois?" kata Hye-won yang semakin sedih mendengar ucapan Bo-eun. Hye-won pun sudah tak tahan, ia menangis.



Bo-eun memandang heran sahabatnya itu. "Kenapa kau menangis?" tanya Bo-eun kemudian. "Aku juga menyukai Jung-wu" jawab Hye-won yang kemudian melangkah pergi meninggalkan Bo-eun yang kaget mendengar kata-kata Hye-won.

Sepulang sekolah Bo-eun bertemu ibu-ibu yang sedang ngobrol di depan apartemen. Mereka mengundang Bo-eun untuk menghadiri pertemuan penghuni apartemen nanti malam. 


Malam hari usai pertemuan, Bo-eun pulang dan bertemu dengan Sang-min di lorong. Ibu-ibu apartemen menggunjingkan Sang-min. Mereka menyebut Sang-min sebagai suami pemalas. Sang-min memandang heran ke arah mereka. "Apa yang kau katakan pada mereka?" tanya Sang-min pada Bo-eun. Bo-eun hanya menjulurkan lidahnya dan berlari meninggalkan Sang-min.


Pagi hari di sekolah, Bo-eun sedang mencuci alat pel. Jung-wu tiba-tiba datang dan membantunya. Sesaat setelah Jung-wu pergi, Hye-won datang, mendekati Bo-eun dan membanting ember yang dibawanya dan membuat Bo-eun kaget. "Aku iri padamu. Kau punya  suami dan juga pacar" Kata Hye-won sinis.


Di kampus, Sang-min sedang jadi model lukis teman-temannya. 


Ia kaget saat Ji-su masuk ke dalam. "Kau juga ada disini. Aku tlah dapat tempat untuk kalian magang. Sang-min di SMA Dong-in" kata Ji-su. Sang-min kaget dan jatuh terduduk. Kedua teman Sang-min bingung melihatnya. "Kenapa? Ada yang salah?" tanya mereka. "Itu sekolahnya Bo-eun" jawab Ji-su sambil tersenyum. Kedua temannya pun ikut tersenyum mendengarnya. Hanya Sang-min yang terlihat serba salah.


Malam harinya Sang-min mondar mandir di depan kamar Bo-eun. Bo-eun ikut bingung juga melihatnya. Tiba-tiba Sang-min berteriak. Bo-eun pun keluar kamar karnanya. Sang-min hanya bisa tertawa ga jelas. Sang-min bingung gimana caranya kasih tahu Bo-eun kalau dia akan praktek ngajar kesenian di sekolah Bo-eun.


Seperti biasa, pagi itu Sang-min mengantar Bo-eun ke sekolah. Sang-min ingin bilang pada Bo-eun, tapi Bo-eun tak sabar karna Sang-min terlalu gugup. Bo-eun pun pergi meninggalkan Sang-min. Sang-min masuk ke sekolah dan bertemu tiga sekawan fans nya Jung-wu yang juga kakak kelas Bo-eun. Sang-min bertanya pada mereka dimana letak ruang kepala sekolah. Dengan sinis mereka menjawab kalau mereka tidak tahu dan benci tempat itu. Saat hendak berjalan lagi, Sang-min melihat Guru Kim, wali kelas Bo-eun yang sedang mengawasi dandanan ketiga fans Jung-wu. Sang-min ketakutan saat mendengar Guru Kim memanggilnya, lalu cepat-cepat pergi dari tempat itu.


Akhirnya Sang-min sampai juga di ruang kepala sekolah. Kepala sekolah senang Sang-min bisa praktek di sekolahnya. Kepala sekolah juga berkata, Sang-min tak perlu khawatir, hanya dia yang tahu tentang pernikahan Sang-min dan Bo-eun. Dan juga meminta Sang-min untuk menjaga Bo-eun dengan baik.

Suasana kelas sangat gaduh. Para murid sedang sibuk membicarakan wali kelas mereka, Guru Kim yang sampai sekarang masih belum menikah juga. Hanya Bo-eun dan Hye-won yang terdiam. Mereka lagi musuhan gara-gara Jung-wu. Suasana kelas jadi tenang karna kedatangan Guru Kim dan Sang-min.

Hye-won terkejut melihat Sang-min, lalu ia memandangi Bo-eun yang juga tak kalah terkejutnya melihat Sang-min. Sementara yang laen pada kasak kusuk membicarakan Sang-min. Mereka terpesona oleh ketampanan Sang-min. cieeee............Sang-min memperkenalkan diri sebagai guru kesenian yang baru.


Kepala sekolah dan guru-guru merayakan kedatangan guru baru di kedai sambil makan-makan dan minum soju. Guru Kim terus saja menggoda Sang-min. Sang-min risih karnanya, tapi tak bisa apa-apa. Bahkan dia juga minta Sang-min pulang bersamanya.


Didalam taksi, Guru Kim terus saja mengoceh. badannya terus menempel pada Sang-min meskipun Sang-min terus mendorongnya untuk menjauh. Sang-min pun turun dan meninggalkan Guru Kim sendiri di dalam taksi dan meminta sopir taksi untuk segera pergi.


 Di apartemen ternyata Bo-eun belum tidur. Bo-eun khawatir kalo Sang-min mabuk berat dan mengatakan rahasia mereka pada semua guru. Dengan santai Sang-min bilang agar Bo-eun tak perlu khawatir. Dengan kesal Bo-eun meninggalkan kamar Sang-min dan menyuruh Sang-min mandi karna bau arak. Sang-min kesal, kenapa hanya dia yang harus berhati-hati. Dia berteriak marah, tapi begitu mendengar bentakan Bo-eun, Sang-min pun takut. hehehehehe......

Pagi harinya, Bo-eun sedang sikat gigi saat Sang-min buru-buru ingin masuk ke kamar mandi karna kebelet pipis. Tapi Bo-eun malah membanting pintu kamar mandi. Karna sudah tak tahan, Sang-min kencing di tempat cuci piring. Begitu Bo-eun selesai dan keluar, dia langsung berteriak marah melihat kelakuan Sang-min! (joroknyooo.......).


Sang-min dan Bo-eun tergesa-gesa berangkat ke sekolah. Sang-min merasa tak enak badan karna kebanyakan minum semalam. Bukannya perhatian, Bo-eun malah memarahi Sang-min. "Bukankah sudah kuperingatkan padamu untuk tidak minum terlalu banyak!" maki Bo-eun kesal. Sang-min terus saja keringetan dan menahan perutnya yang sakit. Sang-min mengambil saputangan dari jemuran. Tapi karna buru-buru, yang diambil malah celana dalam Bo-eun yang dijemur di sebelahnya. 

Di kelas, Sang-min terus saja kringetan, merasa perutnya sakit dan malah pengen muntah. Kemudian ia mengambil saputangan untuk mengusap keringetnya. Bo-eun kaget melihatnya dan mencoba memperingatkan Sang-min. Bo-eun menggebrak meja untuk mengalihkan perhatian, sementara Sang-min, buru-buru memasukkan cd Bo-eun ke saku celana.


Saat keluar dari kelas, Hye-won menghampiri Sang-min dan mengatakan pada Sang-min untuk menjaga istrinya dengan baik lalu pergi begitu saja. 


Sang-min yang bingung tiba-tiba dipanggil Guru Kim dari belakang. Guru Kim mengajak Sang-min menikmati bekal makan siang yang sengaja dibuat Guru Kim untuk Sang-min. 


"Guru Park, apa yang anda lakukan sepulang sekolah?" tanya Guru Kim. "Kakekku sedang sakit" jawab Sang-min. "Kau pasti anak pertama" tebak Guru Kim. "Aku anak satu-satunya" jelas Sang-min. "Garis keturunan laki-laki di keluargamu pasti sangat lemah. Semua saudaraku laki-laki. Aku satu-satunya anak perempuan. Bukankah itu bagus?" kata Guru Kim. Kemudian Guru Kim menyuapi Sang-min. Sang-min malu karnanya. Apalagi dia tahu banyak murid-murid yang menonton. Tapi Guru Kim tak perduli.


Murid-murid heboh menyaksikan hal itu, termasuk juga Bo-eun yang memandangnya dengan tatapan jengkel. Setelah kejadian itu, Bo-eun menemui Sang-min dan menyindirnya. Sang-min tak mau kalah. Dia merasa Bo-eun cemburu. Tentu saja Bo-eun marah mendengarnya.

Sang-min pergi ke lapangan baseball mencari Jung-wu. Setelah  ketemu dan tahu siapa yang bernama Jung-wu, Sang-min segera pergi sambil melempar bola ke arah Jung-wu dan menahan rasa kesal. Jung-wu pun bingung karnanya. 


Pulang sekolah, Guru Kim menunggu Sang-min sambil berdandan. Untung Sang-min mengetahuinya dan segera kabur dengan memanjat tembok sekolah. (hfuuuuh.....).

Di rumah, Bo-eun sedang belajar di kamarnya tapi merasa terganggu mendengar suara dari luar. Sang-min sedang menonton film porno. Bo-eun keluar, mengambil remote dan mematikan TV. Tentu saja Sang-min marah karna hobby nya jadi terganggu.(hobby Sang-min nonton film porno!.....ckckckck). Mereka terus saja adu mulut karna Sang-min masih ngotot ingin nonton. Bo-eun yang kesal pun langsung mengembalikan remote TV pada Sang-min dengan kasar.



Tak beberapa lama kemudian, bel berbunyi. Tapi Sang-min masih asyik bermain-main dengan mesin penyedot debu otomatis sampai Bo-eun marah dan berteriak pada Sang-min untuk membuka pintu. Betapa terkejutnya Sang-min melihat siapa yang ada dibalik pintu. GURU KIM! (wakkkkkkk).


Sang-min meminta Bo-eun untuk menyembunyikan barang-barangnya. Belum sempat membereskan semuanya, Guru Kim tiba-tiba masuk, hingga terpaksa Bo-eun ngumpet di balik tirai. "Oh, kau sudah punya semuanya. Hanya kurang seorang wanita untuk melengkapi kekurangannya" kata Guru Kim sambil tersipu-sipu ga tahu malu mendengar kata-katanya sendiri.(ouch....bener-bener......).



Sang-min bertanya untuk apa Guru Kim datang. Guru Kim bilang, dia datang untuk mencuci baju Sang-min yang kotor. Guru Kim bermaksud masuk ke kamar Bo-eun. Tapi Sang-min menghalanginya dari arah depan sehingga kelihatan seperti Sang-min hendak memeluk dan menciumnya. Guru Kim jadi Ge-er dan ingin mencium Sang-min. Bo-eun melotot dengan jengkel dari balik tempatnya sembunyi dan Sang-min jadi takut karnanya dan kemudian menjauhkan diri dari Guru Kim.


Lalu kemudian, dia melihat mesin penyedot debu otomatis yang bergerak menuju ke tempat Bo-eun sembunyi. Guru Kim terus saja mengikuti mesin penyedot debu itu sampai ke tempat Bo-eun. Guru Kim kaget dan teriak. Karna tak mau ketahuan, Bo-eun lari dengan menutupi tubuhnya dengan kain tirai dan keluar rumah sampai ia terjatuh. Guru Kim bingung dan bertanya. Sang-min hanya bilang kalau itu adiknya yang sedikit gila.

 Saat Sang-min ngajar, ada murid yang bertanya tentang wanita pertama yang di lukisnya. Sang-min tak mau menjawabnya. Setelah itu ada lagi yang bertanya tentang cinta pertamanya. Karna semua ingin tahu, Sang-min pun bercerita tentang cinta pertamanya. "Cinta pertamaku adalah satu-satunya orang yang mengunjungiku saat aku wajib militer selama 3 tahun. Tapi orang itu tak pernah tahu betapa aku sangat mencintainya" cerita Sang-min. " Itu pasti Ka'Ji-su" batin Bo-eun. Bo-eun yang kecewa mendengarnya memandang keluar jendela. Sedangkan Sang-min memandang Bo-eun dan kecewa karna menyangka Bo-eun tak tertarik dengan ceritanya.


Sang-min dan teman-temannya berkumpul membicarakan tugas magang mereka. Teman Sang-min mengeluh karna dia harus berhadapan dengan murid yang semuanya laki-laki. Sang-min terlihat lesu. Temannya bilang Sang-min beruntung sekali karna bisa bertemu istrinya yang cantik dan dikelilingi gadis-gadis SMA setiap hari. Tapi Sang-min bilang ia mulai bosan karna setiap hari melihat istrinya baik di rumah ataupun di sekolah.

Kemudian salah satu temannya membagikan panggilan militer untuk mereka bertiga yang diiringi kekecewaan.


Sang-min pergi untuk wajib militer dan bilang pada Bo-eun agar tak lupa apa yang dipesannya kemarin.


Saat wamil, Bo-eun mengunjungi Sang-min. Semua mata memandang kedatangan Bo-eun. (tentu ja, coz MGY imut n cantik bgt seh..hehehe) dan membawakan sekotak makan siang untuk Sang-min. Sang-min tertawa senang melihat kedatangan Bo-eun. Bo-eun minta maaf, karna hanya membawa untuk Sang-min. "Setidaknya bagilah sedikit pada kami" kata teman Sang-min. Sang-min pun membagi sedikit bekalnya. Memberikan sepotong kimchi buat kedua temannya.(bener-bener pelit deh ne orang...hehehe). Bo-eun ketawa melihatnya. 


Tiba-tiba senior Sang-min datang dan mengajak Sang-min ke lapangan dan menyuruh Sang-min untuk push-up. Bo-eun marah melihat hal itu dan meminta teman Sang-min untuk membantu tapi mereka berdua malah asyik menghabiskan sisa bekal yang dibawa Bo-eun. Tentu saja Bo-eun jadi tambah marah lalu membentak mereka dan berjalan menuju lapangan tempat Sang-min push-up.


"Paman, apa yang sebenarnya kau lakukan?" seru Bo-eun. " Kau ini ngotot sekali. Kau ini istrinya atau apa?" kata senior Sang-min tak kalah galak. "Ya, aku istrinya" jawab Bo-eun ngotot. "Maaf, dia adikku" sela Sang-min. "Tak ada yang perlu disembunyikan disini. Beraninya kau mengerjai suamiku. Ayo minta maaf padanya!" seru Bo-eun dengan lantang. "Aku ini seorang marinir! "seru senior Sang-min."Ayo cepat minta maaf padanya!" Bo-eun jadi tambah ngotot. "Aku ini marinir" kata senior Sang-min lagi. "Kakekku juga marinir. Kau angkatan tahun berapa!" tanya Bo-eun tak mau kalah. Sang-min tersenyum karna dibelain dan kemudian menenangkan Bo-eun.


Wamil usai dan Bo-eun ikut Sang-min dan kedua temannya merayakannya dengan pergi ke karaoke. 


Sang-min dan Bo -eun pulang bersama. Sang-min memeluk Bo-eun. Tapi Bo-eun malu-malu dan melepaskannya. Tapi kemudian dia diam saja saat Sang-min memeluknya. Saat asyik jalan, tiba-tiba ada 2 orang menghalangi jalannya dan menggoda Bo-eun dengan mengatakan ingin mengajak Bo-eun bermalam, gantian dengan Sang-min. Karna mereka pikir Sang-min pria hidung belang, sama seperti mereka.


Tentu saja Sang-min marah mendengarnya. dan berusaha melindungi Bo-eun. Tapi Sang-min kalah jumlah. Melihat hal itu, Bo-eun mencari sesuatu untuk membela diri dan menemukan kayu yang kemudian dipakainya untuk memukuli kedua pria itu. Dan perkara itu berakhir di kantor polisi.


Di kantor polisi, polisi menuduh Sang-min sebagai pria hidung belang karna tak percaya kalau Sang-min dan Bo-eun itu suami istri. "Bagaimana bisa kau bilang kalau kau menikah dengan anak SMA. Mereka selalu bilang seperti itu saat tertangkap" kata pak polisi. "Aku bilang yang sebenarnya. Aku bukan pria hidung belang. Kau bisa mengecek dataku" jawab Sang-min. "Pak, dia benar. Kami memang sudah menikah" Bo-eun ikut bicara. "Kalian coba membodohi aku ya? Mau jadi apa dunia ini", jawab pak polisi masih belum percaya juga.

Persoalan itu selesai dengan kedatangan kepala sekolah dan Guru Kim yang menjelaskan semuanya pada polisi. Sang-min dan Bo-eun pun mengucapkan terimakasih pada mereka diiringi tatapan suram Guru Kim.(hiiiiiiiiiii....syerem).


Di sekolah, sikap Guru Kim berubah menjadi dingin pada Sang-min. Di dalam kelas, Guru Kim memberitahu kalau kelas mereka mendapat tugas untuk mengatur dekorasi festival sekolah tahun ini. Ia membagi tugas kepada setiap kelompok kecuali Bo-eun. Guru Kim menugaskan Bo-eun untuk melukis Background panggung seorang diri. Tak hanya Bo-eun yang terkejut. Sang-min juga terkejut mendengarnya. Sang-min berusaha bicara pada Guru Kim tapi Guru Kim tak peduli.


Bo-eun pergi ke aula dan memandang tempat yang harus dilukis olehnya "Kau besar sekali" kata Bo-eun. (Bo-eun stress mikirinnya pe muter-muter kayak anak kecil...tapi lucu bgt deh..hihihihihi).

Pagi itu saat hendak berangkat sekolah, Sang-min bertanya apakah Bo-eun sudah memikirkan apa yang hendak digambarnya. Bo-eun bilang dia belum memikirkannya. Kemudian Sang-min bilang sebenarnya ia ingin membantu. Tapi takut kalau hal itu nanti malah menjadi gosip di sekolah. Bo-eun pikir Sang-min meledeknya. Karna kesal, ia pun menarik dasi Sang-min hingga Sang-min tercekik karnanya (duuuuh....kasihan banget deh Sang-min).


Bo-eun ada di aula untuk memulai melukis background panggung. Hye-won sedang mengamatinya. Kemudian datang Sang-min yang kemudian meminta Hye-won untuk ikut dengannya. 


Bo-eun sedang asyik melukis saat Hye-won masuk dan mengagetkannya. Hye-won menghampiri Bo-eun yang sedang di atas tangga lipat. "Aku pasti seorang lesbian.
Aku lebih menyayangi temanku daripada seorang laki-laki" kata Hye-won. "Jika kau lesbian, Maka aku istri yang aneh" jawab Bo-eun. keduanya tertawa.


Pulang sekolah, Bo-eun bicara dengan Hye-won. "Hei~Suamimu manis sekali" kata Hye-won. "Berhentilah membicarakan tentang pengecut itu", jawab Bo-eun yang masih jengkel dengan kata-kata Sang-min tadi pagi. "Kau tahu, Dia selalu memandangimu saat di kelas. Dia laki-laki yang keren" tambah Hye-won. " Keren apanya!" tentang Bo-eun. "Suh Bo-eun! Aku tahu kau memandang Jung-wu dengan penuh cinta, tapi apa kau tak pernah berpikir tentang perasaan suamimu? Kurasa kau menyukai Ka' Sang-min. Aku benar kan?" tambah Hye-won. " Tidak. Aku cuma menganggap Ka' Sang-min seperti kakakku sendiri. Sejak aku masih kecil", jawab Bo-eun.


Sementara itu Sang-min ada di aula dan meneruskan lukisan Bo-eun. 


Trio fans Jung-wuyang juga musuh Bo-eun tak sengaja melihat Sang-min yang sedang meneruskan lukisan Bo-eun.


Di rumah, ternyata ada Ibu Sang-min yang berkunjung dan masak banyak sekali untuk mereka berdua. Sang-min senang sekali dan kemudian meminta ibunya menginap karna hari sudah malam dan di luar turun hujan. Dan dengan terpaksa, Sang-min dan Bo-eun pun harus tidur sekamar.


" Oh, rasanya nyaman sekali" kata Sang-min yang tidur di sebelah Bo-eun. "Berbalik" seru Bo-eun. Sang-min pun berbalik memandangi Bo-eun. " Bukan, bukan ke arah sini, ke arah yang sebaliknya " jelas Bo-eun kesal. Sang-min pun berbalik badan memunggungi Bo-eun dan tersenyum.


"Apa kau sudah tidur, Bo-eun?" tanya Sang-min. "Belum..." jawab Bo-eun. " Kau tak bisa tidur?" tanya Sang-min. " Ka'Sang-min, Aku sudah memikirkannya...Kurasa ini semua tak adil untukmu. Lihatlah aku Ka' Sangmin" kata Bo-eun. Sang-min berbalik memandang Bo-eun. "Apa?" tanya Sang-min. "Apa kau tahu kalau kau itu tampan?" tanya Bo-eun. " Kau juga cantik" kata Sang-min. Sang-min hendak mencium Bo-eun, tapi ia kemudian Sang-min menarik selimut. Kemudian, adegan 17 tahun keatas. Tapi sayang, peristiwa itu ternyata cuma terjadi di mimpi Sang-min.(jaaaaaaaaaaaah....wakkkkk).


Di sekolah, Bo-eun dan Hye-won ada di aula. Bo-eun tak percaya kalau mereka sudah melukis sebanyak itu. Hye-won yang mengetahui sebabnya mengalihkan perhatian Bo-eun dan meminta Bo-eun untuk meneruskan tugasnya agar selesai tepat waktu.

Sementara di kampus, Sang-min sedang mengejar kedua temannya. Ji-su yang melihatnya tersenyum manis.

Sementara itu, di sekolah, tepatnya di aula, Guru Kim melihat hasil kerja Bo-eun. "Kulihat kalian sudah bekerja keras, tapi apa kau bisa menyelesaikannya dengan cepat? Festivalnya sebentar lagi" sindir Guru Kim. " Jangan khawatir, kami akan segera menyelesaikannya" jawab Bo-eun. " Ya, dan akan kelihatan bagus juga" tambah Hye-won. "Benarkah? Kita lihat saja nanti..." kata Guru Kim meremehkan. 


Mereka melanjutkan melukis lagi sambil bernyanyi. Lagunya....
-----------------------------
Nenek sihir datang.
Untuk mencari kesalahan pada gambar yang kita gambar di dinding.
Guru Kim,
Guru Kim,
Dengan kata-kata yang jahat dia akan.....
----------------------------- ^_^


Selesai melukis, Bo-eun dan Hye-won mencuci tangan sambil membicarakan tentang Sang-min. "Apa kau memasakkan makanan untuk Ka' Sang-min dengan baik?? Susah sekali jadi guru magang, kau tahu?" kata Hye-won. " Tak mungkin seberat yang kita lakukan sekarang!" kata Bo-eun. "Hei, tapi dia suamimu" kata Hye-won lagi. "Hei, aku juga punya kesibukan. Dan dia tak pernah berhenti makan" jawab Bo-eun jengkel. " Istri macam apa kau?" tanya Hye-won. " Kau mau jadi istrinya. Ny. Park Sang-min" kata Bo-eun kemudian.  " Lupakan saja. Aku tak menginginkannya" kata Hye-won sambil tertawa. "Kenapa tiba-tiba kau ingin membicarakannya?" tanya Bo-eun. "Ah..tak apa-apa" jawab Hye-won santai. Mereka segera keluar dari kamar mandi tanpa tahu kalo trio fans-nya Jung-wu mendengar pembicaraan mereka.


Di rumah, Bo-eun masuk ke kamar Sang-min dan marah-marah pada foto Sang-min. "Hei, Park Sang-min! dimana kau? Harusnya kau membantuku?".


Sementara itu, Sang-min sedang sibuk meneruskan lukisan Bo-eun dibantu Yong-ju dan Young-chul. Lukisan dasarnya sudah selesai, tinggal menebalkannya saja. Sang-min membawakan makanan dan minuman untuk kedua temannya. "Enak?" tanya Sang-min. "Ya" jawab keduanya. "Makanlah. Kita akan melukis sampai pagi" kata Sang-min lagi. "Apa?" kata kedua temannya dengan kaget. (bwahahahaha...kasian mereka, dipaksa bantu Sang-min)


Sementara itu di toko kaset, adik Bo-eun sedang berkumpul bersama dua orag temannya. Dong-ku berencana untuk berkenalan dengan seorang gadis dan meminta temannya untuk merekamnya.  


Saat merekam, kedua orang teman Dong-gu malah melihat Bo-eun yang sedang berduaan dengan Jung-wu! Mereka penasaran, karna setahu mereka, suami Bo-eun lebih tua dari laki-laki yang sedang bersama Bo-eun.


Keluarga Sang-min dan Bo-eun sedang mempersiapkan makan malam keluarga. Sementara Bo-eun sedang makan bersama dengan Jung-wu, saat Sang-min mengirim sms yang isinya : "DATANGLAH KE ACARA MAKAN MALAM BULANAN KELUARGA SEBELUM TERLAMBAT". Bo-eun pun pamit pada Jung-wu untuk segera pulang. 


 Di rumah, mereka makan malam bersama. Ibu Bo-eun marah karna Bo-eun datang terlambat. Tapi ayahnya menenangkannya. Selesai makan, Dong-gu ingin memamerkan cewek barunya. Kemudian, ia memutar rekaman yang diambil temannya dan hasilnya, mereka semua tahu tentang Bo-eun dan Jung-wu. Bo-eun yang melihatnya kaget dan menjatuhkan nampan yang di bawanya kemudian berlari keluar. Bo-eun merasa takut, malu dan juga sedih. Sementara itu, Sang-min menyusul Bo-eun keluar.


Bo-eun yang menangis, duduk di ayunan. Sang-min pun ikut duduk di ayunan sebelahnya. " Saat kau masih kecil, aku selalu mendorongmu di ayunan ini. Kau sangat menyukainya. Tapi suatu hari, kau terjatuh saat aku mengayunmu. Aku sama sekali tak bermaksud seperti itu." cerita Sang-min dengan sedih (kayaknya Sang-min juga habis nangis deh, coz matanya rada sembab n bengkak....). " Maafkan aku, Ka' Sangmin..." kata Bo-eun. "Semua orang akan khawatir. Ayo pulang" ajak Sang-min.

Bo-eun ada di kamar, menangis dan berbaring di pelukan ibunya. "Pernikahan ini...Seakan dipaksakan oleh kakekmu. Tapi sebenarnya kami juga menginginkan Sang-min menjadi menantu kami. Kau ingat? Seberapa seringnya kau menangis? Tapi begitu Sang-min datang, senyum itu akan segera mengembang di wajahmu. Kau sering sekali terjatuh. Seringkali melukai dirimu sendiri. Dan Sang-min lebih khawatir daripada aku. Dia senang menggendongmu setiap saat, itulah Sang-min" cerita ibunya. (hiks...hiks...hiks...co cweeeeeeeeet...).


Bo-eun menerima telpon dari Ji-su. " Bagaimanapun juga, aku iri padamu. Caranya menghabiskan lebih banyak waktu di festival sekolahmu daripada di acara kelulusannya, kurasa sekarang dia sedang melukis dinding aula sekolahmu dengan Yong-ju dan Young-chul..." kata Ji-su. Bo-eun menangis mendengarnya. Ia lari menuju mesin cuci dan mencari sesuatu di tumpukan pakaian kotor. Ia melihat baju Sang-min yang berlumuran cat dan tambah sedih melihatnya. Bo-eun berlari keluar tanpa melihat kalau Sang-min pulang.


Sang-min mulai mengemasi barang-barang di kamarnya. Membelai album foto di atas mejanya lalu menghembuskan nafas dengan berat. Sang-min memandangi kamarnya dengan sedih. Sementara itu Bo-eun ada di aula sekolah. Ia memandangi lukisannya yang sudah jadi, berjalan menghampirinya dan menangis, melihat tambahan gambar yang dibuat Sang-min, Seorang anak laki-laki yang sedang mengayun seorang gadis kecil. Gambar Sang-min dan Bo-eun waktu kecil. Airmata Bo-eun semakin deras mengalir, tapi dia tersenyum.

Paginya, Bo-eun bangun kesiangan. Ia masuk ke kamar Sang-min dan berteriak memanggilnya. Tapi Sang-min tak ada di kamar. Bo-eun malah melihat barang-barang Sang-min yang sudah dikemasi. Kemudian pandangannya tertuju pada album foto di atas meja Sang-min. Bo-eun membuka album itu. Itu album fotonya Sang-min dan dia waktu kecil. Lalu Bo-eun menemukan notebook Sang-min. Dan pandangannya tertuju pada surat yang ada didalamnya. Bo-eun membaca surat itu.  




" Ka'Sangmin! Aku datang bersama keluarga untuk bertemu denganmu. Tapi karna kau ada tugas darurat, aku jadi pulang. Apa kau baik-baik saja? Beberapa hari yang lalu, terjadi badai salju di Seoul. Sungai Han pun membeku... Apa disana dingin? Jangan sampai kena flu. Dan ini rahasia, ibuku bilang kalau aku sudah jadi seorang wanita sekarang. Aku lebih dewasa daripada gadis seusiaku, tapi laki-laki bodoh sepertimu pasti takkan mengerti maksudku kan? Rasanya aneh sekali, aku benci kau saat kau dekat, tapi aku sangat merindukanmu saat kau tak ada. Apa kau merasakan hal yang sama? Kalau begitu, jagalah aku baik-baik mulai sekarang. Dasar bodoh. Kekecewaan karna tak bisa bertemu denganmu membuat ibumu menangis. Bagaimanapun juga, kuharap surat ini sampai ke tanganmu". Itu surat Bo-eun yang ditulis untuk Sang-min saat Sang-min wamil. Mata Bo-eun berkaca-kaca selesai membacanya. Ia pun segera berlari keluar.

Festival sekolah dimulai. Bo-eun masuk ke aula dan mencari seseorang. Ia bertemu dengan Jung-wu. "Kemana saja kau? Aku sudah mencarimu kemana-mana. Gambarnya bagus sekali" kata Jung-wu. "Aku... ada yang ingin ku katakan" kata Bo-eun. "Apa itu?" tanya Jung-wu. " Maafkan aku. Aku begitu egois. Pada kau dan..." Bo-eun bingung mo bilang gimana. "Ada apa denganmu?" tanya Jung-wu ikut bingung. "Aku ingin putus denganmu. Maafkan aku, Ka'Jung-wu " kata Bo-eun kemudian. Jung-wu hanya bisa menatap kepergian Bo-eun dengan bingung. 


Bo-eun masuk ke aula tempat acara festival saat trio fans Jung-wu unjuk kebolehan menyanyi. Bo-eun seperti sedang mencari seseorang. Hye-won yang melihatnya menarik Bo-eun untuk duduk disebelahnya. "Kenapa kau lama sekali?" tanya Hye-won. "Apa kau melihatnya?" tanya Bo-eun. "Siapa? Suamimu atau pacarmu?" Hye-won balik bertanya. "Aku serius!" kata Bo-eun lagi. "Itu dia" kata Hye-won tersenyum sambil menunjuk ke tempat Sang-min duduk. Ketua trio fans Jung-wu melirik ke arah Sang-min sebelum turun dari panggung. Sepertinya ia sedang merencanakan sesuatu.


"Mereka keren kan? Sekarang, guru magang kita, Park Sang-min akan
menyampaikan sesuatu pada kita " kata pembawa acara. "Aku terimakasih pada kalian semua. Kepala sekolah, dan juga semua guru...dan semua murid yang sudah membantuku menyelesaikan tugas magangku ini dengan baik. Mungkin ini waktu yang sangat singkat, tapi sejujurnya, ini semua adalah kenangan tak terlupakan dalam hidupku " pidato Sang-min. 


Tiba-tiba suara mic berdengung keras. Semua orang terkejut mendengarnya. Ketua fans-nya Jung-wu mengambil alih acara. "Guru Park, hentikan omong kosong itu. Dan jujurlah pada kami. Guru Park adalah seorang pria yang sudah menikah. Tentu saja dia tak salah kalau sudah menikah. Tapi kenyataannya kau menikah dengan gadis SMA berusia 16 tahun kan? Dengan Suh Bo-eun yang duduk di sebelah sana..." katanya.


Orang-orang yang mendengarnya terkejut kecuali Kepala Sekolah, Hye-won dan Guru Kim yang malah senang ada yang mau membongkar rahasia Sang-min dan Bo-eun. Dia masih sakit hati pada Sang-min dan Bo-eun. Bo-eun langsung berdiri ketika namanya di panggil. Sang-min melihat ke arah Bo-eun. Kemudian ia berkata, " Benar. Kami memang sudah menikah. Tapi Bo-eun tak punya pilihan lain. Satu-satunya kesalahan yang dibuatnya adalah karna dia mengabulkan keinginan terakhir kakeknya yang sedang sakit. Itulah kenapa dia setuju menikah denganku. Dia mungkin sudah menikah, tapi dia tetap seorang gadis berusia 16 tahun yang masih duduk di bangku SMA. Dia masih tergila-gila dengan ttokbokki dan spaghetti. Dia menyukai artis yang tampan dan pemain baseball yang menyukai sushi. Setiap hari dia stress memikirkan ulangannya, dan berusaha untuk masuk universitas. Aku harap kalian tidak menghakimi hidup Bo-eun hanya karna sertifikat pernikahan yang dia punya. Kumohon pada kalian semua".  


Selesai bicara, Sang-min melihat Bo-eun sudah berdiri di depannya. "Ka' Sang-min, aku bukan anak kecil lagi. Sejak aku kecil, kau selalu ada disampingku. Aku tak mengerti perasaan aneh...yang ada dalam hatiku...tapi... Aku rasa, aku sudah jatuh cinta padamu..."kata Bo-eun dengan tersenyum manis dan mata berkaca-kaca. 


Sang-min seakan tak percaya mendengarnya. Tapi kemudian ia tersenyum dan mencium dahi Bo-eun dengan perasaan bahagia, kemudian memeluknya. Bo-eun juga tersenyum bahagia. 


Hye-won bahagia karnanya, apalagi melihat Jung-wu yang tersenyum dan duduk di sampingnya. Semuanya ikut bahagia, termasuk trio fans Jung-wu. Hanya Guru Kim yang menangis sedih.


Di rumah, Sang-min dan Bo-eun sedang mengupas bawang sedangkan Dong-gu ada di sebelah mereka sambil menangis. "Kasihan Dong-gu. Makanya berhentilah bermain-main dengan cewek. Dia mulai mengenalnya saat cewek itu menang pemilihan cewek tercantik di sekolah...Aku tak percaya kakek jatuh cinta pada neneknya. Anggap saja itu tak terjadi. Aku tak ingin mengatakan ini, kau bisa menyembunyikan pantatmu yang rata, tapi kau tak bisa menyembunyikan otakmu yang rata (baca: oon). Bagaimanapun juga, selamat. Bagus sekali karna dia tak perlu membuktikan kalau kau bodoh. Siapa yang mau menikah dengan laki-laki yang bodoh, jika mereka mengetahuinya?" kata Bo-eun. "Benarkah?" kata Sang-min menambahkan sambil melirik pantat Bo-eun. ckckckck.....^_^

Kemudian Sang-min melihat kedatangan Orangtua mereka dan kakek. Bo-eun juga senang sekali. Kemudian mereka membuat foto keluarga. 




~~~~~~SELESAI~~~~~~