Senin, 25 April 2011

Princess Hours Episode 9

Chae-gyeong sedang sibuk menjahit di kediamannya. Ternyata dia menjahit sebuah baju kecil. Selesai menjahit, dia pergi ke kediaman Shin. Ternyata baju itu untuk boneka kesayangan Shin. Chae-gyeong memakaikan baju itu, kemudian mendudukkannya dan memegang punggungnya seakan dia sedang menyentuh punggung Shin yang membuatnya selalu ingin memeluk Shin dari belakang.

“Dia pasti sudah sampai sekarang. Aku tak tahu kenapa dia tiba-tiba memutuskan untuk pergi seorang diri ke Thailand. Apa itu karena Yul? Apa karena aku menghampiri  Yul dan bukan menghampirinya? Aku harusnya lebih menyadarinya. Bagaimanapun juga, dia itu suamiku. Bukannya peduli padanya, aku malah mempedulikan orang lain. Jika aku jadi dia, aku juga pasti akan marah” batin Chae-gyeong sambil terus memeluk boneka teddy bear milik Shin.

Sementara itu, Shin baru saja mendarat di Thailand dan disambut oleh upaca kenegaraan di Thailand. Disana Shin di sambut dengan sukacita di sepanjang perjalanan menuju tempatnya menginap.

Chae-gyeong menelpon Shin. Tapi Kasim Kong yang mengangkat telponnya. Shin benar-benar super sibuk di Thailand. Bahkan setelah makan malam, dia masih ada pertemuan membahas kerjasama antar kedua Negara. Kasim Kong mengatakan, sebenarnya Shin menyuruhnya untuk menghubungi Chae-gyeong agar Chae-gyeong tak khawatir. Sayang sekali Chae-gyeong bahkan tak punya kesempatan untuk ngobrol dengan suaminya walaupun lewat telepon. Dengan berat hati Chae-gyeong hanya bisa menyampaikan pesannya melalui Kasim Kong.

Kasim Kong menyampaikan pesan Chae-gyeong. Kasim Kong juga bilang kalau nanti Shin pulang, dia akan meminta Shin untuk menelepon Chae-gyeong. Tapi dengan dingin Shin berkata, dia akan menelpon Chae-gyeong lain kali.

Chae-gyeong berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya dengan lesu. Tiba-tiba salah seorang temannya menawarinya permen karet. Chae-gyeong merasa agak terhibur dengan pemberian itu. Di dalam kelas, Kang-hyeon, Hee-sung dan Sung-yeon sedang asyik bermain-main.

Chae-gyeong duduk di bangkunya yang terletak disamping bangku Yul. Yul menyodorkan sebuah buku pada Chae-gyeong. Yul bilang, dia dengar di Korea ada rumah kaca. Dia bertanya pada Chae-gyeong apakah Chae-gyeong ingin pergi ke sana atau tidak. Chae-gyeong hanya diam.

“Kenapa kalian tidak pergi berdua?” tanya Yul. Chae-gyeong kaget karenanya. “Setelah menikah, biasanya pasangan istana melaksanakan tugas berdua. Apa ini karena Ratu menolaknya?” tanya Yul. Chae-gyeong hanya diam sambil memandangi Yul. “Aku dengar sejak awal dia tak pernah menyukaimu” lanjut Yul. “Aku tak tahu. Aku tak yakin akan hal itu” jawab Chae-gyeong singkat.

Tiba-tiba ketiga sahabat Chae-gyeong mendekati Chae-gyeong. Mereka mencoba menghibur Chae-gyeong karena mereka tahu Chae-gyeong yang paling bersedih. Mereka menirukan suara-suara Mun Geun-yeong, Jang Dong-gun dan juga Lee Hyo-ri. Dan mereka sukses membuat Chae-gyeong tertawa.

Yul teringat masa lalunya. Dia ingat saat Ibunya berkata untuk melupakan bahwa dirinya adalah seorang Putra Mahkota. Dan mulai saat itu, dia harus memanggil Shin dengan sebutan Putra Mahkota. Yul juga harus meninggalkan istana bersama Ibunya. Tapi Yul kecil menolak. Dia ingin tinggal di Istana bersama Shin dan juga Ibu Suri. Yul berlari dan berteriak kalau dia tak mau pergi. Yul terbangun dari mimpi buruknya.

Ibunya tiba-tiba masuk dan bertanya apakah Yul mimpi buruk. Yul balik bertanya kapan Ibunya pulang. Ibunya bilang kalau dia baru saja datang.

“Apa kau gila? Kau itu biocara apa?” kata Ibunya setengah berteriak saat mereka berdua sedang minum di dapur. “Ya. Aku menyukai Chae-gyeong” kata Yul. “Dia itu saudara iparmu, istri sepupumu” tegas Ibunya. “Dia pada awalnya adalah milikku. Tapi Putra Mahkota merebutnya dariku” lanjut Yul. “Ya Tuhan, kau itu bicara apa?” tanya Ibunya makin tak mengerti Yul.

“Kau tahu apa satu-satunya hal yang membuatku sangat berterimakasih hingga saat ini?” tanya Ibunya lagi. Karena Ayahmu meninggal, kau jadi tak perlu menikahi gadis bodoh itu! Tapi lihat apa yang kau  katakana sekarang!” jelas Ibunya. “Aku menyukainya. Perasaan aneh ini, kusadari saat ada yang bilang ‘kalau dia tak cukup cantik’ dan ‘tak layak untuk jadi seorang putri’. Semakin aku mendengarnya, membuatku semakin menyukainya” tegas Yul lagi.

“Setelah meninggalkan istana sejak berusia 5 tahun, sampai sekarang hidup jauh dari kekangan menuju pusat dunia, sejujurnya aku tak membenci hal itu. Tapi, melihat ibuku yang kesulitan menghadapi hidupnya karena dia tak bisa melupakan rasa senangnya tinggal di istana, aku kembali untuk membuat Ibuku meraih mimpinya. Untuk memenuhi mimpinya, sebagai anaknya seharusnya aku melakukan semua hal yang aku bisa demi dia. Tapi aku merasa tersembunyi jauh di dalam. Dibandingkan dengan aku, aku lebih mengkhawatirkan ibuku. Jika aku bisa menyembuhkan luka ibuku, kupikir aku takkan peduli lagi apa yang akan terjadi padaku. Tapi sejujurnya, jika aku boleh mengatakan sesuatu sekarang, aku tak yakin lagi akan perasaanku” ungkap Yul. Ibunya hanya diam. Tak tahu lagi harus bilang apa ke Yul.

Chae-gyeong pulang dari sekolah mengendarai mobil barunya dengan disopiri oleh salah satu bodyguardnya. Saat bodyguardnya masuk ke dalam, dengan diam-diam Chae-gyeong mendekati mobilnya dan masuk ke dalamnya. Salah seorang penjaga gerbang istana memperhatikannya dengan cemas.

Chae-gyeong senang sekali duduk di dalam mobilnya itu. Karena tak tahu apa-apa, secara tak sengaja dia menarik rem kaki mobilnya. Mobil itu berjalan mundur dan sukses nabrak. Dua orang penjaga segera berlari menghampiri Chae-gyeong untuk menolongnya.

Chae-gyeong ada di kediaman Ratu. Ratu sangat marah pada Chae-gyeong dan berkata kalau hal ini sudah tak bisa di tolerir lagi. Chae-gyeong bukan lagi seorang anak kecil berusia 1 atau 2 tahun. Kenapa Chae-gyeong masih bertingkah kekanak-kanakan seperti itu. Chae-gyeong hanya bisa meminta maaf atas tindakannya itu.

Tapi Ratu masih tetap marah karena mobil itu jadi rusak akinat tingkah Chae-gyeong. Chae-gyeong masih mencoba membela diri dengan mengatakan kalau dia hanya menyentuh sedikit saja bagian dari mobil itu. Ratu tetap saja menyalahkan Chae-gyeong.

Sebenarnya Ratu berbuat seperti itu karena Chae-gyeong adalah tanggungjawabnya dan mobil itu adalah milik Ibu Suri, mobil kesayangan Ibu Suri. Dan Ratu berkewajiban untuk melaporkan masalah itu kepada Ibu Suri.

Lalu beberapa saat kemudian, Ratu meminta agar mereka tak membicarakan masalah itu lagi. Selama Pangeran ada di Negara lain, Pangeran William dari Inggris akan datang berkunjung. Selama itu, saat dia berkunjung ke Negara ini, semua pestanya akan ditangani oleh chae-gyeong. Tentu saja Chae-gyeong kaget mendengarnya.

Ratu berkata, peristiwa ini sangat penting. Jangan sampai membuat kesalahan. Jika salah, Ratu khawatir hal itu akan membuat Chae-gyeong malu di hadapan orang banyak. Itulah kenapa Chae-gyeong harus melakukan semuanya dengan baik. Chae-gyeong berkata kalau dia mengerti akan tugasnya walau sebenarnya dia bingung mengenai apa yang harus dilakukannya untuk menjamu Pangeran William.

Chae-gyeong pulang ke kediamannya. Choi Sang-gung sedang ngobrol serius dengan seorang Sang-gung. Sang-gung Ibu Suri. Choi Sang-gung bilang kalau Ibu Suri sedang menunggu Chae-gyeong di dalam. Chae-gyeong merasa panik mendengarnya. Karena dia baru saja merusakkan mobil kesayangan Ibu Suri.

Chae-gyeong masuk ke kamarnya. Ibu Suri sedang sibuk mengamati hiasan yang dipajang di lemari Chae-gyeong bersama salah seorang dayangnya. Ibu Suri membelakangi Chae-gyeong sambil memegangi kepalanya. Hiasan kepalanya mungkin terlalu berat. Tapi saat dia berbalik, dia tertawa senang melihat kedatangan Chae-gyeong.

Ibu Suri berkata, saat dia datang ke kediaman Chae-gyeong, dia sedih karena Chae-gyeong tak ada. Ibu Suri malah meminta maaf karena asal masuk begitu saja ke kediaman Chae-gyeong. Ibu Suri juga berkata, melihat kediaman Chae-gyeong, mengingatkannya saat pertama kali Ibu Suri datang ke istana.

Ibu Suri kemudian bertanya berapa usia Chae-gyeong sekarang. Chae-gyeong menjawab kalau sekarang dia berusia 19 tahun. Ibu suri terkejut karena Chae-gyeong masih sangat muda.

Tiba-tiba Chae-gyeong yang sedari tadi gugup berkata kalau mobil kesayangan Ibu Suri yang baru saja diberikannya tlah dirusak oleh Chae-gyeong. Ibu Suri berkata, kalau masalah mobil, jangan terlalu dikhawatirkan. Saat pertama kali Ibu Suri mendengar kabar itu, yang dia cemaskan adalah keadaan Chae-gyeong, apakah Chae-gyeong terluka atau tidak. Dan karena sekarang dia melihat Chae-gyeong baik-baik saja, dia merasa sangat lega. Chae-gyeong ikut lega mendengar hal itu.

“Mobil itu sudah sangat tua. Karena aku bingung apa yang harus aku lakukan pada mobil itu, aku merasa sayang untuk membuang mobil itu. Kau tlah membantuku menyelesaikan masalahku, jadi aku harusnya berterimakasih padamu. Jadi, jangan terlalu memikirkan maslah itu” ungkap Ibu Suri.

Chae-gyeong menangis mendengar penuturan Ibu Suri yang sangat membuatnya terhibur itu. “Maafkan aku. Terima kasih banyak, Yang Mulia” ucap Chae-gyeong. “Harusnya kau tak menangis karena hal kecil semacam itu. Sekarang aku tahu apa yang Putra Mahkota maksud. Sebelum dia pergi ke Thailand, dia datang mengatakan sesuatu padaku. Dia tiba-tiba bilang, orang yang pantas untuk menjamu Pangeran William adalah kau, Putri” jelas Ibu Suri sambil mendekat untuk menghapus airmata Chae-gyeong.

“Dia juga bilang padaku tentang “airmata”. Karena dia, kau sudah menangis beberapa kali. Melihat airmatamu, dia merasa ada sesuatu jauh di dalam hatinya yang hilang. Airmatamu lebih jernih daripada air di  arus permata (Jade Stream)” tambah Ibu Suri lagi.

Chae-gyeong tak mengerti apa yang dimaksud dengan Jade Stream itu. Ibu Suri kemudian berkata kalau Jade Stream itu adalah arus air yang mengalir di dalam Paviliun Chi-han. Yang ada di halaman belakang istana Chang-deok. Arus air itu sangat terkenal karena segar dan jernih. Suatu saat nanti, Ibu Suri ingin pergi kesana bersama Chae-gyeong.

Chae-gyeong sangat senang mendengarnya. Ibu Suri menambahkan kalau dia sengaja datang kesini hari ini untuk menyampaikan hal itu langsung pada Chae-gyeong. Mungkin lebih baik Shin yang menyampaikan hal itu langsung pada Chae-gyeong. Tapi semua laki-laki sama saja. Apa yang sebenarnya harus mereka sebagai wanita saat menjumpai laki-laki semacam itu? Kita hanya bisa mencoba untuk mengerti mereka. Chae-gyeong mau tak mau tersenyum senang mendengarnya.

Shin berkeliling menikmati keindahan di Negara Thailand. Dia sangat mengagumi bangunan kuil yang menjulang tinggi di hadapannya dengan sangat kokoh walaupun usianya sudah sangat tua.

Chae-gyeong ada di dalam kediaman Shin dan membelai foto Shin dengan lembut. Chae-gyeong sedih. Dia merasa kalau dia sangat merindukan suaminya.

Hyo-rin dan tiga orang teman Shin sedang menikmati pemandangan indah dengan naik kapal di Sungai Han. Kang-in sedang asyik ceramah mengenai wanita-wanita cantik di dunia. Jang-gyeong dan Ryu-hwan tersenyum mendengar ceramah Kang-in. hanya Hyo-rin yang diam karena dia sedang asyik membaca berita tentang Shin yang sedang berkunjung ke Thailand.

Hyo-rin menjauh dari mereka dan Jang-gyeong menghampirinya. “Kau tak bisa menemukan hotelnya kan?” tanya Hyo-rin saat mereka hanya berdua. Jang-gyeong bingung mendengar apa yang dikatakan oleh Hyo-rin. Jadi Jang-gyeong bertanya hotel apa yang dimaksud oleh Hyo-rin. Hyo-rin menjawab, tentu saja hotel yang dipakai Shin untuk menginap.

Jang-gyeong bilang tentu saja dia bisa mencari tahu. Hyo-rin juga bertanya  apakah Jang-gyeong bisa mencari tahu tnetang jadwal Shin selama di Thailand. Dengan enteng Jnag-gyeong menyanggupinya. Jang-gyeong menelpon seorang nara sumbernya.

Di Thailand, Kasim Kong membacakan jadwal Shin selanjutnya adalah menonton pertunjukan musik tradisional Thai. Di sore harinya, Shin ada jadwal wawancara, dll. Kasim Kong juga bilang, akan ada kemacetan di jalan sekitar pusat kota karena ada perayaan tradisional, jadi Kasim Kong mencarikan hotel yang dekat dengan tempat wawancara agar aksesnya lebih mudah karena wawancara esok hari sangat penting sekali artinya. Ini pertama kalinya Shin berbicara di kalangan masyarakat luas.

Kemudian Kasim Kong juga mengingatkan pada Shin apa Shin tak mau menelpon Putri Mahkota karena Chae-gyeong sudah menelponnya berkali-kali. Shin malah bilang kalau dia lapar dan ingin makan mie rebus ditambah dengan telur didalamnya. Kasim Kong agak terkejut mendengarnya.

Sementara itu, chae-gyeong tak enak tidur di kamarnya. Dia terus saja memeluk boneka teddy bear milik Shin dan karena kelelahan dia pun akhirnya tertidur. Tapi terkadang, dia masih sesekali terbangun dan hal pertama kali yang diingatnya adalah Shin. Dia sangat merindukan Shin.

Yul sedang sibuk membuat kimbap (nasi dengan rumput laut/sushi) di apartemennya.

Di sekolah, Chae-gyeong sedang berduaan dengan Kang-hyeon. Chae-gyeong mencoba menelepon Shin. Tapi sayang sampai sekarang teleponnya tak juga diangkat. Kang-hyeon juga bertanya apakah Shin membalas teleponnya atau tidak. Chae-gyeong bilang, dia benar-benar tak mengerti akan sikap Shin. Terkadang Shin sangat sayang padanya, tapidia bisa tiba-tiba berubah galak dan berteriak padanya.

Di toilet, bahkan Chae-gyeong masih mencoba menelpon Shin. Tapi HP Shin malah tak aktif. Sesaat kemudian dia mendengar percakapan teman sekolahnya yang sedang membicarakan dirinya yang datang ke sekolah pada hari minggu tanpa tujuan yang jelas.

Yang satunya bertanya untuk apa Chae-gyeong datang ke sekolah. Yang lainnya menjawab, Chae-gyeong hanya mau cari muka, termasuk pamer bodyguard dan mobilnya yang mahal. Salah satu dari mereka bahkan juga bilang kalau Chae-gyeong pernah meminjam 500- won darinya dan belum dikembalikan. Itulah Chae-gyeong, sangat memalukan!

Mereka juga bilang kalau mereka sangat bersyukur tak sekelas dengan Chae-gyeong. Dan bertanya bagaimana bisa teman-teman Chae-gyeong tahan ada disisi Chae-gyeong. Yang lainnya menjawab, sebenarnya teman sekelasnya juga tak menyukai Chae-gyeong. Dia dengar Chae-gyeong sangat sensitive. Tindakan bodohnya itu benar-benar sangat mengganggu Putra Mahkota.

Chae-gyeong merasa sangat sedih mendengarnya. Badannya berubah jadi lemas karena mendengar kata-kata itu. Chae-gyeong terduduk di toilet. Kemudian Chae-gyeong melihat tulisan di dinding toilet. ‘Cara mudah untuk menghadapi hidup yang sulit’.

Shin sedang menikmati kesenian tradisional Thailand yang disuguhkan untuknya. Kasim Kong bilang, dia sudah mengatur pijat relaksasi untuk Shin setelah acara ini berakhir. Pijat tradisional Thai mungkin akan bisa membantu menghilangkan rasa capek di tubuh Shin. Tapi Shin bilang dia tak suka orang lain menyentuh tubuhnya.

Kasim Kong meminta maaf karena tak tahu hal itu. Dia pikir Shin pasti lelah karena jadwal yang sangat padat itu. Dia akan lebih mengerti apa saja yang tak disukai oleh Shin. Kasim Kong pun undur diri dari hadapan Shin.

Shin memandang ke sekelilingnya. Dia terkejut karena dia melihat Hyo-rin ada di dekat situ. Hyo-rin melambaikan tangannya ke arah Shin. Kemudian dia memberi isyarat pada Shin untuk meminta HP. Shin tersenyum senang melihat Hyo-rin.

Shin meminta HP dari ajudan-nya yang ada disampingnya. Ajudannya memberikan HP pada Shin. Shin mengirimkan sms pada Hyo-rin. Shin terkejut melihat Hyo-rin ada di Thailand. Shin menelan ludahnya. Dia merasa agak gugup. Kemudian dia menikmati lagi kesenian tradisional itu.

Chae-gyeong masih terus mencoba menghubungi Shin. Chae-gyeong masih ada di sekolah. Tapi yang didapatnya hanya lah kata-kata kalau Shin sedang sibuk. Saat Chae-gyeong menelpon, ada Yul berdiri di tangga di bawah Chae-gyeong.

Yul tahu Chae-gyeong sedang kecewa. Jadi dia berusaha untuk menhibur Chae-gyeong. Kemudian Chae-gyeong meminta Yul untuk membawanya pergi ke tempat yang Yul maksud tempo hari. Kemanapun juga tak apa-apa asal bukan ke istana. Chae-gyeong pergi bersama Yul. HP Chae-gyeong masih tertinggal di antara patung-patung yang menghuni ruang kesenian di sekolahnya.

Shin baru saja selesai mandi. Saat keluar dari kamar mandi, Kasim Kong menunjukkan jam khas Thailand yang sebenarnya milik museum Thailand. Tapi Shin malah cuek sambil keluar dan duduk di beranda kamarnya.

Kasim Kong menghampiri Shin di beranda. Shin bertanya ada waktu berapa jam lagi sebelum jadwal berikutnya. Kasim Kong berkata masih ada waktu 4jam 27menit lagi. Shin bilang kalau dia ingin menikmati spa. Shin bilang dia hanya ingin spa, tanpa pijat. Dan meminta Kasim Kong untuk mempersiapkannya. Kasim Kong mematuhinya.

Shin datang ke tempat spa. Seorang pelayan menunjukkan padanya ruangan spa yang ingin dipakai oleh Shin dan mempersiapkan kebutuhan Shin. Saat pelayan itu menjelaskan, Shin malah sibuk memperhatikan sekelilingnya. Shin menyuruh pelayan itu untuk diam saat Shin melihat jendela tanpa kaca. Dia kemudian keluar melalui jendela itu.

Shin kabur dari tempat itu dengan hati-hati. Dia merasa senang saat melihat Hyo-rin yang sedang duduk di sebuah bangku taman. Hyo-rin tak jauh beda dengan Shin. Dia juga senang bisa melihat Shin.

Shin mengamati sekelilingnya, dia menghampiri Hyo-rin lalu kemudian mengajaknya pergi menjauh dari tempat itu. Shin membawa Hyo-rin untuk duduk di sebuah bangku yang ada di sebuah taman. Shin hanya meletakkan tas Hyo-rin ke bangku, sementara dia masih tetap berdiri.

“Kau tak boleh ada di sini” kata Shin. “Aku juga tak menginginkannya, meskipun sekarang aku ada disini. Bawa aku pergi dari sini” pinta Hyo-rin. “Kemana?” tanya Shin. “Ke airport. Aku tak ingin tinggal lebih lama disini. Jika kau tak membawaku, aku akan tetap disini” kata Hyo-rin dengan dibumbui sedikit ancaman.

“Apa yang akan kau katakan tentang aku, itulah aku” kata Hyo-rin keras kepala. Shin duduk di bangku itu. Hyo-rin pun ikut duduk di sebelah Shin. “Kau tahu betapa bingungnya aku sekarang?” tanya Shin. “Ya, aku tahu. Aku tahu hal itu lebih dari siapapun. Itulah kenapa kita berkencan secara rahasia selama 2 tahun ini. Meskipun kata ‘aku mencintaimu’ terlontar ratusan kali, hal itu bisa hancur hanya dengan kata ‘putus’. Itulah cinta” jawab Hyo-rin.

Hyo-rin memandang Shin. Kemudian melanjutkan kata-katanya. “Aku sekarang tak ada artinya lagi untukmu kan?” tanyanya lagi. Shin menggenggam tangan Hyo-rin. “Ada apa sebenarnya denganmu?” tanya Shin. “Apa kau tak tahu? Hubungan kita sudah berakhir. Kita sudah tak ada artinya bersama lagi. Kemanapun kau pergi, selalu ada berita tentangmu. Kemanapun kau pergi, siapapun yang kau temui, apapun yang kau lakukan, appaun yang kau pakai, aku selalu saja bisa mendengar hal itu dengan jelas setiap saat” ceramah Hyo-rin.

“Meskipun aku sudah menutup mataku, menutup telingaku, aku masih tetap saja tahu apa yang sedang kau lakukan. Aku melihatmu di Koran, TV, dan hal itu membuatku gila. Aku hanya orang luar, yang hanya melihat satu hal. Tak bisakah kau mengerti bagaimana perasaanku? Dan kau bilang ini bukan aku? Jadi apa yang harus aku lakukan untuk menjadi diriku sendiri?” tambah Hyo-rin.

Hyo-rin menundukkan wajahnya, dia menangis. Shin mencoba meraih tangan Hyo-rin. Tapi Hyo-rin menepis tangan Shin. Lalu kemudian Shin bilang pada Hyo-rin untuk pergi dari tempat itu. Hyo-rin berhenti bersedih. Kemudian dia berkata pada Shin, dia belum pernah merasa jadi pacar Shin.

Hyo-rin bangkit dari tempat duduknya. “Pergilah, aku juga akan pergi” kata Hyo-rin. Shin memegangi tangan Hyo-rin. Dia mengambil tas Hyo-rin dari tangan Hyo-rin, kemudian mengajaknya pergi dari tempat itu.

Sekretaris Kim membawa tukang pijat ke hadapan Kasim Kong. Kasim Kong berkata kalau Pangeran baru saja membatalkan rencananya untuk dipijat. Saat sekretaris Kim menjelaskannya pada tukang pijat itu, Kasim Kong berpaling. Dia seakan melihat Shin naik kendaraan tradisional khas Thailand (semacam bemo) dengan seorang wanita berbaju orange dan memakai topi orange.

Di tempat lain, Chae-gyeong naik mobil berdua dengan Yul. Chae-gyeong merasa dia sangat nyaman bisa keluar dari istana seperti ini. Chae-gyeong mengucapkan rasa terima kasihnya pada Yul. Yul tersenyum senang mendengar penuturan Chae-gyeong.

Shin dan Hyo-rin berkeliling naik kendaraan itu. Sopirnya menyangka kalau Shin dan Hyo-rin sedang berbulan madu di Thailan. Dia memuji Shin dan Hyo-rin yang sungguh romantis. Sopir itu menawarkan apakah mereka berdua ingin pergi ke tempat lain sebelum pergi ke bandara. Tapi Shin bilang tak perlu dan meminta sang sopir melanjutkan perjalanan menuju bandara.

Shin menyebutnya dengan kata ‘pilot’. Orang itu merasa tersanjung karena Shin tahu kalau dia pernah bekerja di angkatan udara. Padahal Shin sebenarnya asal cuap aja. Karena senang, sopir itu menambah kecepatan laju kendaraannya hingga membuat Hyo-rin jatuh menimpa Shin. Shin kemudian malah menawarkan Hyo-rin untuk pergi ke pasar sebentar. Tentu saja Hyo-rin senang mendengarnya. Tanpa mereka sadari, ada 4 orang pengendara motor mengincar foto mereka berdua.

Mereka naik dua buah motot. Dan tepat ada di belakang kendaraan yang ditumpangi Shin dan Hyo-rin. Saat Hyo-rin berpaling ke belakang, dia merasa curiga pada orang-orang itu dan bertanya pada Shin, siapa mereka. Shin meminta Hyo-rin untuk tak melihat ke belakang. Shin bilang mereka itu, paparazzi.

Hyo-rin kaget mendengar penuturan Shin. Kemudian dia melepas topinya kemudian memakainya untuk menutupi wajah Shin. Sopir jengkel melihat ulah mereka, jadi dia berteriak. Kemudian Hyo-rin menyuruhnya untuk menambah laju kendaraannya untuk menghindari para wartawan itu. Terjadilah kejar-kejaran seru di jalanan di Thailand.

Sopir itu membawa kendaraannya ke dalam pasar. Hingga membuat orang-oramg kaget dan panik sampai jualan mereka berserakan dimana-mana. Hanya sesaat mereka berhasil lari dari paparazzi itu. Karena beberapa saat kemudian setelah mereka sampai lagi ke jalan raya, paparazzi itu tetap setia mengekor di belakang mereka. Karena itulah, sopir meminta bantuan teman-teman seprofesinya untuk membantunya menghindar dari kejaran para nyamuk pers itu. Dan mereka berhasil. Shin dan Hyo-rin tertawa senang melihatnya.

Sekretaris Kim datang dengan terburu-buru menuju kamar Shin. Sekretaris Kim berkata pada Kasim Kong, kalau Shin mungkin pergi mengelilingi jalanan ibukota. Dia belum bisa melacak keberadaan Pangeran Shin dengan pasti. Kasim Kong berkata untuk mengawasi jalur kepergian Shin. Sekretaris Kim mematuhinya. Dia juga bertanya apakah perlu melibatkan polisi lokal untuk mencari Shin. Kasim Kong berkata mereka tak perlu melakuakn hal itu. Mereka tak menginginkan Pangeran jadi berita utama, jadi mereka harus menyelesaikannya sendiri.

Di Istana Choi Sang-gung bicara dengan Park Sang-gung untuk menghadap ratu. Dia mengkonfirmasi kalau Chae-gyeong menghilang setelah sebelumnya dia ada di sekolah. Bahkan sampai sekarang, dia belum bisa menghubungi dan tahu dimana Chae-gyeong berada.

Ratu merasa kesal dengan ulah Chae-gyeong yang mirip seperti anak kecil. Ratu bertanya bagaimana dengan HP Chae-gyeong. Apakah mereka sudah berusaha untuk menghubunginya. Park Sang-gung berkata, HP Chae-gyeong ditemukan tertinggal di sekolahnya.

Ratu merasa khawatir kalau Chae-gyeong dibawa oleh orang jahat. Choi Sang-gung bilang dia masih belum mendapat konfirmasi. Tapi dia yakin situasinya tak segawat itu. Mereka juga sudah menghubungi keluarga Chae-gyeong. Choi-Sang-gung bilang, mereka pasti akan segera mendapat kabar baik. Ratu memerintahkan untuk mempercepat investigasi dan segera mencegah agar rumor itu tak meluas ke luar istana.

Di rumah, Ayah dan Ibu Chae-gyeong sibuk menelepon ke sana kemari untuk mengetahui keberadaan Chae-gyeong. Tapi sayang, hasilnya nihil. Chae-jun yang baru pulang sekolah ikut cemas memikirkan keberadaan kakaknya.

Chae-gyeong dan Yul tiba di suatu tempat. Shin dan Hyo-rin di Thailand pun tlah sampai ke sebuah pasar tradisional. Mereka berdua turun disitu. Mereka berkeliling pasar, lalu kemudian menikmati jajanan khas Thailand. Saat sedang asyik, tiba-tiba mereka melihat paparazzi itu lagi. Mereka-pun langsung kabur meninggalkan tempat itu.

Mereka berdua berhasil melarikan diri dengan masuk ke sebuah hotel kecil. Mereka tertawa senang karena berhasil lolos. Saat mengintip para wartawan itu, pemilik bertanya apakah mereka ingin menginap disana. Dan mereka berdua mengiyakan hal itu karena pada saat yang bersamaan, para pengejarnya sedang berjalan masuk ke hotel kecil tempat mereka berdua bersembunyi.

Hyo-rin dan Shin berada di dalam kamar yang mereka sewa. Mereka tersenyum senang. Shin mengamati perabot-perabot yang ada di dalam kamar itu. Mereka duduk di atas kasur. Saling berpandangan, dan karena sama-sama gugup, mereka saling menjauh.

Tiba-tiba Hyo-rin terlonjak kaget, naik ke atas kasur dan bersembunyi dibalik tubuh Shin karena dia melihat sesuatu. Hyo-rin minta Shin mengusir benda itu. Tapi Shin hanya diam karena sebenarnya dia juga takut pada kadal. Hyo-rin tertawa mendengarnya. Jadi kemudian dia memutuskan untuk turun dan mengusir kadal itu sendiri dengan memakai sapu yang ada disitu. Dan akhirnya dia sukses melakukannya.

Hyo-rin dan Shin langsung turun tempat tidur. Keduanya tersenyum senang. Tapi tiba-tiba datang kadal yang lain yang membuat Hyo-rin kaget dan panik sampai dia reflek lansung memeluk Shin. Saat tersadar, mereka berdua saling berpandangan penuh arti.

Chae-gyeong dan Yul juga sedang berduaan di sebuah rumah kaca. HP Yul berbunyi. Tapi Yul diam saja. Sementara itu, Chae-gyeong panik Dia tak bisa menemukan HP nya dimanapun.

Shin dan Hyo-rin berbelanja berdua di pasar tradisional di Thailand.

Chae-gyeong duduk berdua dengan Yul di rumah kaca itu. Chae-gyeong kagum dengan tanaman langka yang ditanam disitu. Sangat mengagumkan. Chae-gyeong senang melihat ada pohon yang bentuknya seperti vas bunga. Kata Yul, di Inggris, pohon itu disebut Pohon Botol. Ternyata dibawah pun ada nama pohon itu. Di Korea juga disebut Pohon Botol.

Shin naik angkot di Thailand bersama Hyo-rin. Hyo-rin menunjukkan topeng yang tadi dibelinya di pasar pada Shin. Dia bilang, dia akan memakai topeng dan berpura-pura semua masalah sudah diatasi saat ini. Selama 2 tahun ini Hyo-rin pasti juga memakai topeng. Shin tak mengerti maksud Hyo-rin. Kemudian Hyo-rin bilang, ini karena Shin tak pernah bisa melihat Hyo-rin yang sebenarnya. Hyo-rin bilang saat-saat itu, semuanya palsu. Hari ini, dia menjadi Min Hyo-rin yang sesungguhnya.

Hyo-rin juga berkata, bukankah hari ini Shin menonton tari tradisional Thailand. Apa Shin tahu arti dari tarian itu? Tarian La Ma Kya. Hyo-rin bercerita kalau tarian itu berarti, karena Raja Iblis, Pangeran Rama, sang pewaris tahta, terperangkap dalam situasi yang sulit.  Tapi saat itu, muncul kera yang muncul untuk menyelamatkan Pangeran Rama.

Topeng yang dipegang Hyo-rin adalah hadiah dari Dewa Kera. Saat Shin berada dalam kesulitan, topeng itu akan jadi petunjuk yang akan melindungi Shin. Shin tertawa senang mendengarnya. Hyo-rin merasa senang sekali. Min Hyo-rin akhirnya bisa melepas topengnya.

Saat angkot mereka berbelok di sebuah tikungan, seorang sopir di sebuah mobil limosin melihatnya. Jadi mobil itu langsung berpacu mengikuti mobil angkot yang membawa Shin dan Hyo-rin.

Di tempat lain, tempat konfrensi pers Pangeran Shin sudah ramai oleh orang-orang dan wartawan. Kasim Kong bingung karna Shin belum juga kembali. Sekretaris Kim mendekatinya dan berkata kalau dia tlah menemukal dimana Pangeran Shin. Kasim Kong lega mendengarnya. Shin sedang menuju bandara. Anak buahnya terus mengikuti Shin.

Seorang panitia acara melaporkan pada Sekretaris Kim kalau semuanya sudah siap. Dan meminta Sekretaris Kim untuk meninjau ulang persiapannya.

Di tempat lain, Choi Sang-gung datang ke badan intelejen istana dan bilang kalau Ratu mulai sangat khawatir karna tak bisa menemukan Chae-gyeong dimanapun.

Ibu Yul kaget saat mendengar dari informannya kalau Yul sedang berdua bersama Putri Mahkota. Dia meminta informannya untuk memastikan hal itu lagi. Dia bilang dia akan mengecek kebenarannya langsung. Ibu Yul meminta bantuan untuk mengecek keberadaan mereka dari sinyal HP mereka.  

Chae-gyeong hanya terdiam. Perasaannya tak karuan. “Jika surga ada, kau pikir surga itu bentuknya seperti apa?” tanya Yul memecah kesunyian yang ada. Chae-gyeong hanya memandangi Yul tanpa berkata apa-apa. “Kupikir yang paling penting di surga adalah pohon. Sekeliling tempat itu jadi hijau. Sebuah tempat yang penuh dengan cinta dan kedamaian” lanjut Shin. Chae-gyeong hanya mendesah tanpa berkata apa-apa.

Kemudian Yul bilang kalau dia membawa makan siang yang dibuatnya sendiri. Yul melangkah menuju bangku yang lain untuk mengambil kotak makan siangnya. Chae-gyeong terkagum-kagum melihat bekal makan siang yang cantik yang dibuat oleh Yul. Chae-gyeong sangat senang menikamatinya karna rasa kimbap itu enak. Dia malah bilang, apa sebenarnya Yul itu wanita? Yul tertawa mendengarnya.

Tak berapa lama kemudia, Chae-gyeong kembali lesu. Tak bersemangat untuk makan lagi. “Apa kau sangat bermasalah? Kau tak datang kesini untuk melihat Pohon Botol kan?  Apa karna hidup di istana sangat membosankan? Atau itu karna Shin?” tanya Yul. Chae-gyeong hanya memandangi Yul dan memandangi Yul.

“Si egois itu… Jika aku jadi dia, aku takkan meninggalkanmu sendiri” kata Yul sambil memegangi pundak Chae-gyeong untuk menghiburnya. Akhirnya tangis Chae-gyeong pun pecah. “Kau tak perlu menangis karna hal ini” pinta Yul. Tiba-tiba Chae-gyeong bersin. Chae-gyeong bertanya pada Yul, apa mungkin dia terkena flu?. Yul hanya tersenyum. Chae-gyeong bilang, harusnya dia tak kabur dari istana. Tapi dia mengucapkan terimakasih karna Yul tlah membawanya ke tempat itu.

Di bandara Thailand, Hyo-rin sudah mendapatkan tiketnya untuk pulang. Hyo-rin bilang pada Shin, apa yang belum pernah dilakukan Shin sebagai pacarnya sudah Shin lakukan hari ini. Shin pasti sangat lelah. Hyo-rin tak mengenali Shin sebelumnya. Tapi sekarang Hyo-rin tahu, Shin memang Pangeran sejati. Shin tersenyum senang. Shin membelai topeng pemberian Hyo-rin.

Hyo-rin mencium Shin. Shin membelalakkan matanya. Hyo-rin mengucapkan terima kasih. Hyo-rin berkata kalau waktu yang dihabiskannya bersama hari ini, takkan pernah dilupakannya. Hyo-rin berpamitan pada Shin, lalu melangkah pergi ke dalam. Shin memandangi kepergian Hyo-rin. Kemudian melambaikan tangannya pada Hyo-rin. Setelah itu, Shin melangkah pergi. Ada rasa bersalah di wajahnya.

Chae-gyeong masih ada di rumah kaca bersama Yul. Chae-gyeong bilang pada Yul, kalau dia sangat menyukai Shin. Dia jatuh cinta pada Shin. Perasaan itu datang secara alami dan bukan karna siapa Shin. Hidup di tempat yang tak dikenal, merasa kesepian karna jauh dari keluarga, dan dengan kepribadiannya, Chae-gyeong mudah sekali jatuh cinta dengan orang yang ada di dekatnya. Mungkin hal itu lucu. Tapi kalau dia bertemu Yul terlebih dahulu, dia pasti akan jatuh cinta pada Yul. Yul hanya memandangi Chae-gyeong dengan kecewa.

Chae-gyeong melanjutkan kata-katanya, Tapi disisi lain, cinta itu sangat melelahkan. Chae-gyeong bilang dia tak bisa mencintai orang yang jauh darinya. Selama ini Shin selalu ada di dekatnya. Sering ngobrol berdua bersamanya. Chae-gyeong jatuh cinta pada orang yang selama ini selalu bersamanya. Kalau dibandingkan dengan hubungan yang normal, kisah cintanya terasa lebih melelahkan. Chae-gyeong meminta maaf karna tlah membuat Yul terlibat dalam masalahnya.

Yul bertanya apa Chae-gyeong merasa lega setelah curhat padanya. Chae-gyeong mengiyakan. Yul lebih bersahabat dan lebih bijaksana daripada Shin. Yul tersenyum kecut. Tapi dia mengucapkan terimakasih untuk pujian Chae-gyeong. Chae-gyeong tersenyum memandangi Yul yang duduk di sampingnya.

Bersambung…………….

Sabtu, 23 April 2011

Princess Hours Episode 8

Shin dan Chae-gyeong kembali lagi ke istana. Chae-gyeong memeluk dayang-dayangnya. Dia sangat gembira bisa bertemu kembali dengan dayang yang sudah dianggap sebagai kakak untuknya.

Asisten Shin dan Choi Sang-gung berkata kalau mereka sangat merindukan Shin dan Chae-gyeong. Chae-gyeong juga bilang kalau dia sangat merindukan asisten Shin dan juga Choi Sang-gung tentunya. Chae-gyeong juga setengah memaksa Shin untuk berkata kalau dia juga kangen pada asistennya dan Choi Sang-gung.

Chae-gyeong mengajak dayang dan Sang-gungnya masuk diiringi tawa senangnya, sedangkan Shin  kembali menuju kamarnya. Di kamar masing-masing, mereka sama-sama tak bisa tidur dengan tenang. Shin sibuk dengan bonekanya, Chae-gyeong juga sibuk dengan boneka bantal bergambar Shin-nya. Kemudian secara hampir bersamaan mereka keluar dari kamar masing-masing dan kemudian ngobrol di beranda berdua.

“Berhentilah merasa sok sibuk. Bukan hanya kau yang terpisah dari orangtuamu. Hampir semua wanita yang sudah menikah mengalami hal itu” kata Shin. “Apa aku sama dengan yang lainnya? Aku baru 19 tahun sekarang” sangkal Chae-gyeong. “Di Negara ini, kau wanita peringkat 3 teratas. Dan kenapa tingkahmu masih saja kekanak-kanakan di depan mertuaku. Kau bahkan belum berhenti menyusu ya? Oh ya, Apa saat kau tidur, orangtuamu biasa meninabobo kan mu terlebih dulu?” ledek Shin.

“Jangan bicara seperti itu. Apa kau punya waktu saat ingin bertemu Raja dan Ratu?” tanya Chae-gyeong yang tak terima ledekan Shin. “Tidak. Tak pernah. Masalahnya adalah kenapa kau bertingkah begitu aneh” tambah Shin. “Benarkah?” tanya Chae-gyeong dengan dongkol.

“Kupikir kami akan jadi semakin dekat setelah kami menghabiskan waktu bersama. Tapi kenapa dia tiba-tiba jadi begitu jahat padaku? Apakah dia tahu bagaimana perasaanku padanya?” batin Chae-gyeong.

“Kenapa kau tiba-tiba jadi seperti itu?” tanya Shin tiba-tiba. Membuyarkan lamunan Chae-gyeong. “Apanya?” tanya Chae-gyeong yang tak mengerti maksud Shin. “Kubilang, kenapa kau tiba-tiba memelukku seperti itu?” tanya Shin sekali lagi. “Oh, itu…” kata Chae-gyeong dengan gugup.

“Kau tak bisa tidur malam itu kan?” selidik Shin. “Apa maksudmu malam itu?” tanya Chae-gyeong lagi. “Apa kau bertanya karna kau tak tahu? Kupikir kau memang aneh saat tiba-tiba ada di belakang punggungku dan mencoba untuk menggangguku” jelas Shin.

“Mengganggu? Apa maksudmu?” tanya Chae-gyeong yang berpura-pura tak mengerti karna sebenarnya dia malu. “Jangan khawatir. Sejujurnya aku juga tak bisa tidur malam itu.” Ungkap Shin. “Apa maksudmu kau tak bisa tidur?” Chae-gyeong masih saja bertanya.

“Lihat aku. Aku ini juga seorang laki-lakii” jawab Shin. “Apa maksudmu?” tanya Chae-gyeong lagi. Sekarang ganti Shin yang gugup menjawab pertanyaan Chae-gyeong. “Maksudku… Diusiaku  sekarang ini,  apakah gadis itu cantik atau tidak, saat seorang gadis tidur di balik punggungmu, hatimu akan merasa seakan terbakar dan berdebar-debar yang kan membuatmu akan sulit untuk tidur. “Kenapa kau biarkan perasaanmu membuatmu tak bisa tidur” tanya Chae-gyeong lagi. “Diam kau! Dan kemarin, hal itu sama saja seperti saat kau ingin memelukku dari belakang” kata Shin kemudian. Chae-gyeong terdiam, dia malu.

Tiba-tiba Shin membelakangi Chae-gyeong. “Ayo lakukanlah” perintah Shin. Chae-gyeong menolak dengan malu-malu. “Tinggal peluklah kalau kau mau, aku mengijinkannya. Tapi jangan berbuat licik” tambah Shin. Chae-gyeong tak mampu berkata apa-apa lagi saat dia melihat punggung Shin. Seperti seorang anak kecil yang tergiur melihat coklat. Atau seperti yang dikatakannya, bagaikan serigala yang merasa senang saat melihat bulan. Chae-gyeong hampir memeluk Shin dari belakang. Hanya saja, tiba-tiba asisten Shin datang dan mengacaukan suasana semi-romantis yang baru saja tercipta itu.

Asisten Shin mengira mereka berdua belum tidur karna harus menyesuaikan diri lagi dengan istana setelah beberapa hari tinggal di luar istana. Chae-gyeong berkata kalau mereka baik-baik saja. Kemudian asisten Shin pun pamitan pergi. Tapi saat Chae-gyeong hendak memeluk Shin lagi, asisten Shin datang kembali dan bertanya apa yang akan mereka lakukan untuk mengucapkan salam besok pagi. Shin pura-pura tak mendengarnya, Chae-gyeong merasa malu sekali. Kemudian asisten Shin pun pergi lagi karna merasa mungkin Shin dan Chae-gyeong hanya ingin berdua saja malam ini. Hfuuuuuh….ganggu ja. Dan saat Chae-gyeong kembali ingin memeluk Shin, Shin sudah berbalik lagi hingga membuat Chae-gyeong tak bisa lagi memeluk Shin dari belakang.

Pagi itu, Shin menghadap para tetua untuk memberi salam seperti biasanya. Shin bercerita saat-saat mereka berada di rumah Chae-gyeong. Shin bilang kalau dia sangat senang berada di tengah-tengah keluarga Chae-gyeong. Mereka menganggapnya sebagai bagian dari keluarga dan mereka menganggap semuanya seperti teman, jadi mereka sangat akrab sekali.

Di rumah Chae-gyeong, ayah Chae-gyeong malah sakit karna masih merindukan Chae-gyeong. Dia tak enak bangun dari tempat tidurnya karna memikirkan kalau Chae-gyeong sudah tak tingggal lagi bersama dengannya. Dia bahkan tak mau memasak hingga membuat Chae-jun kesal karna tak bisa sarapan. Ibunya juga bilang, kemarin dia merasa sangat terhibur dengan kehadiran Chae-gyeong, tapi sekarang, sejak Chae-gyeong pergi, dia merasa kosong. Ayahnya menambahkan, Chae-gyeong pulang ke rumah, tapi dia tak bisa melakukan apapun untuk Chae-gyeong.

Chae-jun mencoba membuat Ayahnya bersemangat lagi. Chae-jun bilang Ayahnya tlah membuatkan Sang Chu-sam kesukaan Chae-gyeong yang tak bisa di makannya di dalam istana. Ibunya ikut-ikutan dengan berkata kalau Chae-jun benar. Bahkan Putra Mahkota sangat menyukai masakan Ayah Chae-gyeong. Lalu tiba-tiba tercium bau gosong. Rupanya tadi Ayah Chae-gyeong sempat memasak tapi kemudian dia teringat Chae-gyeong dan sedih, jadi dia memutuskan untuk ke kamarnya saja.

Di istana, Shin sedang ngobrol berdua dengan Ratu tentang persiapan Penghargaan Penulis Kerajaan. Shin bilang semua sudah siap. Ratu menasehati Shin untuk selalu menjaga Ayahnya seperyi bayangan karna Ayahnya mungkin akan lebih sering merasa pusing. Shin tentu saja akan melakukannya dengan senang hati. Ratu sangat khawatir akan kesehatan Raja.

Tiba-tiba, Shin memanggil Ratu dengan sebutan Ibu. Bukan Yang Mulia Ibu (Omma Mama) seperti biasanya. Tentu saja Ratu kaget dan marah mendengarnya. Ratu bertanya kenapa Shin selemah itu hingga gampang dipengaruhi. Ratu menyalahkan hal itu pasti karna Shin berkunjung ke rumah istrinya. Ratu minta Shin berpikir tentang Yeol dan Ibunya. Meskipun sekarang belum terjadi apa-apa, tapi mereka tak tahu mulai kapan kedua orang itu akan bergerak untuk memulai rencana mereka yang mungkin akan menyerang posisi Shin sebagai Putra Mahkota. Dalam situasi seperti itu, Shin harus bisa mempertahankan posisinya.

Shin termenung di kediamannya sambil memegangi bonekanya ditangan kanannya dan membelai fotonya bersama teddy bear kecilnya di tangan kirinya. Sejak kecil, memang hanya boneka itu yang selalu menemani Shin. Shin teringat kejadian masa kecilnya. Ibunya bilang dia adalah seorang putra mahkota. Jadi Shin tak boleh bertingkah kekanak-kanakan lagi. Dan dia juga tak boleh memanggil Ibunya dengan sebutan ‘Ibu’ lagi. Semua orang akan memperhatikan Shin. Jadi Shin tak boleh lemah, karna dia berbeda dengan anak-anak lainnya. Seorang Putra Mahkota sangat spesial karna dia akan menjadi seorang Raja.

Shin yang sedang termenung tak menyadari kedatangan Chae-gyeong. Chae-gyeong duduk di kursi di samping Shin. “Ada sesuatu yang mengganggumu ya? Apa itu” tanya Chae-gyeong. “Bukan apa-apa” jawab Shin singkat. “Apa maksudmu bukan apa-apa? Kau terlihat sangat sedih. “Kemarin waktu kau dilempar telur dan kau sedih, kau bilang kau butuh aku tuk membuatmu nyaman kan?” kata Chae-gyeong.

Chae-gyeong langsung memulai aksinya. Dia menirukan suara asisten Shin yang selalu saja berada disamping Shin untuk memberitahukan jadwal-jadwal Shin. Bahkan Chae-gyeong menirukan suara Ratu hingga membuat Shin tertawa senang.

Asisten Shin yang sedang membaca buku kaget mendengar teriakan Choi Sang-gung yang memanggil-manggil Chae-gyeong yang ternyata sedang bersepeda di dalam istana. Para dayang dan Choi Sang-gung terus saja mengejar Chae-gyeong agar berhenti bersepeda. Tapi Chae-gyeong masih tetap asyik hingga akhirnya Choi Sang-gung berteriak dengan tegas agar Chae-gyeong berhenti bersepeda dan mulai belajar. Tapi Chae-gyeong bilang dia mau belajar, tapi setelah dia selesai berkeliling sekali lagi. Hehehe…….

Chae-gyeong berkeliling istana sekali lagi, dan saat melihat Shin, Chae-gyeong langsung menghampirinya. Asisten Shin melarang Chae-gyeong mengendarai sepeda di dalam istana. Shin membela istrinya dengan mengatakan kalau di arena balap istana, Chae-gyeong boleh menaiki sepedanya. Tapi kemudian Shin juga bilang kalau sekarang bukankah saatnya Chae-gyeong untuk belajar? Jadi mau tak mau Chae-gyeong pun dengan lesu meninggalkan Shin dan sepedanya yang akan di urus oleh asisten Shin.

Asisten Shin membawa pergi sepeda Chae-gyeong sementara Shin dan Chae-gyeong sama-sama tersenyum. Tadinya asisten Shin mendorong sepeda itu karna di istana tidak boleh bersepeda. Tapi Asisten Shin penasaran dengan sepeda itu. Karnanya dia berusaha untuk mengendarainya. Karna tak bisa naik sepeda, asisten Shin hampir saja menabrak para dayang dan prajurit. Asisten Shin sukses menabrak seorang penjaga gerbang dan jatuh karnanya. Hehehe…

Shin sedang membaca buku di beranda. Chae-gyeong duduk di kursi di sebelahnya tapi terpisah oleh air mancur yang terletak di tengah-tengah kursi yang mereka duduki.

“Ceona…Seja Ceona” panggil Chae-gyeong. “Ada apa Bigung Mama” balas Shin. Shin tersenyum manis. Chae-gyeong pun ikut tersenyum. “Kau tahu, aku punya sebuah permintaan” kata Chae-gyeong. “Permintaan? Apa itu?” tanya Shin.

Chae-gyeong berkata, minggu depan ada ujian di kelas seni dan dia akan pulang paling akhir. Jadi dia tak mungkin pulang bersama Shin. Shin berpikir, apa Chae-gyeong ingin punya mobil sendiri. Chae-gyeong malah kaget mendengarnya. Shin berkata lupakan saja hal itu.

Chae-gyeong membela diri. Bukan itu yang dia maksud. Karna kecewa Chae-gyeong pun masuk dan meninggalkan Shin. Shin tertawa melihat kepergian Chae-gyeong.

Di rumah Chae-gyeong, ayah Chae-gyeong sedang menelpon seseorang sambil melihat-lihat foto pernikahan Chae-gyeong. Ayah Chae-gyeong merasa kesal karna banyak sekali telepon yang masuk saat dia ingin sekali melihat album foto anaknya.

Kembali ke istana, saat Chae-gyeong hendak berangkat sekolah kaget melihat Asisten Shin yang memakai penyangga leher. Chae-gyeong mencemaskannya, tapi Asisten Shin bilang kalau dia tak apa-apa. Asisten Shin hanya bilang kalau mereka akan naik mobil yang berbeda mulai sekarang. Asisten Shin bilang, mobil ini dulu dipakai oleh Ibu Suri dan sekarang diberikan pada Chae-gyeong karna Pangeran bilang kalau Chae-gyeong butuh mobil. Tentu saja Chae-gyeong sangat senang mendengarnya.

Ibu Suri datang bersama Sang-gung nya dengan naik sebuah vw combi dengan warna kuning. Ibu Suri bilang kalau sekarang mobil itu jadi milik Chae-gyeong. Ibu Suri melihat raut muka Chae-gyeong dan bertanya apa Chae-gyeong tak senang mendapatkan mobil itu. Chae-gyeong menyangkalnya. Bukan itu maksudnya. Dia hanya ingin tahu berapa usia mobil itu. Shin menyenggol Chae-gyeong karna merasa pertanyaan Chae-gyeong tidak sopan. Tapi Ibu Suri malah tertawa mendengarnya.

Sang-gung Ibu Suri berkata. Mobil itu keluaran tahun 1972. Jadi sekarang usianya 34 tahun. Chae-gyeong mengangguk-angguk. Jadi usia mobil itu 15 tahun lebih tua dari dirinya. Ibu Suri semakin geli dibuatnya. Sekretaris Kim yang juga ada disitu bilang, mobil itu selalu dirawat dengan baik oleh Ibu Suri. Karna itu mesinnya layaknya mesin mobil baru. Chae-gyeong mengucapkan terimakasih atas pemberian Ibu Suri.

Ibu Suri bilang kalau akhir-akhir ini mobil itu jarang dipakai, jadi mungkin akan ada sedikit masalah. Tapi, mobil itu memiliki kenangan yang sudah bagaikan bagian dari teman lama Ibu Suri. Jadi Ibu Suri berharap Putri akan menjaga dan merawat mobil itu dengan baik seperti hal nya yang selama ini Ibu Suri lakukan.

Chae-gyeong berkata dia kage melihat Ibu Suri pandai mengemudi mobil. Chae-gyeong sangat menyukai mobil itu dan dia akan menjaga baik-baik mobil itu dan mengucapkan terimakasih banyak atas pemberian Ibu Suri itu.

Di gerbang sekolah, para guru sibuk merazia murid-murid yang ‘kurang disiplin’. Maksudnya, mereka merazia murid-murid yang memakai rok sekaligus celana olahraganya ala Chae-gyeong! Bahkan juga memakai pensil yang ditusukkan di atas gelungan rambut di kepalanya hingga mirip Chae-gyeong, juga memakai lengan tambahan yang berwarna-warni di tangannya. Kedatangan mobil Shin dan Chae-gyeong membuat mereka semua minggir.    

Chae-gyeong yang keluar dari mobil sangat terkejut karna banyak sekali yang menirukan kebiasaannya itu. Chae-gyeong langsung masuk ke dalam bersama Shin. Ternyata memang banyak sekali yang menirukan kebiasaannya. Di sudut ruangan, mau tak mau Chae-gyeong merasa bangga akan hal itu. Wakkkkkkk……

Tiba-tiba, tiga sahabatnya datang dan berkata kalau semua anak junior meniru gaya pakaian Chae-gyeong. Hee-sung juga berkata kalau foto Chae-gyeong sudah muncul, tinggal Chae-gyeong tandatangani saja. Itu foto pernikahan Chae-gyeong. Sun-yeong bilang, Chae-gyeong sekarang benar-benar bagaikan seorang Putri. Hee-sung bahkan merasa kalau foto itu bukan foto Chae-gyeong karna Chae-gyeong terlihat sangat anggun.

“Aku merasa kau sekarang jadi orang yang berbeda” kata Kang-hyeon tiba-tiba. “Tidak. Aku masih sama. Jangan khawatir Kang-hyeon, aku takkan berubah” sangkal Chae-gyeong sambil memastikan pada Kang-hyeon. Kemudian Chae-gyeong pergi meninggalkan teman-temannya.

Shin naik ke kelasnya dan kaget saat tiba disana karna ternyata Hyo-rin tlah menunggunya. Hyo-rin tersenyum melihat kedatangan Shin. Sesaat mereka terdiam, tapi kemudian Hyo-rin berkata untuk membawa Chae-gyeong saat mereka bertemu di klub berkuda. Hyo-rin bilang kalau masih banyak tempat kosong di klub. Shin bilang, bukannya dia tak pernah berpikir tentang hal ini, hanya saja, dia merasa ini terlalu dini.

Hyo-rin menyangkalnya, dia bilang ini tak terlalu dini. Bukankah selama ini tuan putri sudah melakukan tugasnya di istana dengan baik. Shin hanya diam. Hyo-rin bertanya kenapa Shin diam. Apa Shin takut kalau Chae-gyeong ikut ke klub, orang-orang akan mengasingkan Chae-gyeong? Hyo-rin berkata Shin tak perlu khawatir, Hyo-rin akan menjaga Chae-gyeong untuk Shin. Shin masih saja diam. Tiba-tiba Shin kaget mendengar kata-kata Hyo-rin. “Bukankah Min Hyo-rin orang yang sangat baik?” kata Hyo-rin. Shin memandang Hyo-rin dengan perasaan aneh.

Teman-teman Shin agak kurang setuju mendengar gagasan Hyo-rin. Tapi Hyo-rin mengatakan,itu bukan hak Kang-in, Jang-gyeong maupun Ryu-hwan untuk ikut campur urusan Shin. Hyo-rin tlah membuat kesepakatan dengan Shin. Kang-in merasa dirinya jadi orang rendahan kalau sampai Chae-gyeong ikut masuk ke klub berkuda. Karna kesal, Kang-in pun pergi. Ryu-hwan pun menyusul Kang-in.

“Apa yang ingin coba kau lakukan?” tanya Jang-gyeong setelah mereka hanya tinggal berdua. “Apa maksudmu berkata, apa yang ingin coba kulakukan? Aku manajer klub. Jadi aku berhak melakukan apapun yang akan membuat klub jadi menarik. Aku sudah cerita padamu tentang Camilla sebelumnya, kan?” kata Hyo-rin. “Camilla? Oh, seseorang yang menunggu 35 tahun untuk jadi seorang Ratu” jawab Jang-gyeong dengan nada sinis.

“Dia masih belum menjadi Ratu. Dia masih seorang Putri” kata Hyo-rin membenarkan. “Ya, terserahlah. Tapi kenapa dengan dia?” tanya Jang-gyeong. “Apa kau tahu tentang rahasia Camilla? Untuk menjadi seorang teman keluarga” jawab Hyo-rin. “Teman keluarga?” Jang-gyeong masih tak mengerti.

“Camilla bahkan berkata pada Charles untuk menikahi Diana. Dia bahkan jadi teman baik Diana yang belum bisa beradaptasi dengan baik dengan Keluarga Kerajaan. Dia bahkan memberi masukan yang baik untuk Charles. Dan mereka juga senang berkuda. Bukankah kedengarannya menarik?” cerita Hyo-rin.

Shin sedang menyendiri di suatu tempat. Dia sedang memperhatikan foto. Dia tersenyum senang memandangi foto-foto itu satu-persatu. Foto tentang keindahan langit. Ada salah satu foto dengan tulisan, “Langit terbesar selalu ada di belakangmu”.

Asisten Shin ngobrol bersama beberapa orang prajurit yang ada di sekitar tempat Chae-gyeong belajar dan berkata kalau mereka tak bisa menemukannya. Chae-gyeong yang sedang belajar merasa penasaran mendengarnya. Asisten Shin bilang Shin menghilang begitu saja saat dia sedang belajar. Kemudian memerintahkan beberapa prajurit untuk segera menemukan Shin. Chae-gyeong jadi semakin tertarik mendengarnya.

Chae-gyeong menatap mereka semua, kemudian berkata pada Choi Sang-gung kalau dia ingin istirahat sebentar. Sebenarnya Choi Sang-gung tak suka melihat kepergian Chae-gyeong. Tapi dia diam saja. Chae-gyeong pun pergi meninggalkan Choi Sang-gung dan dayang-dayangnya.

Chae-gyeong menyelinap masuk ke dalam ruangan tempat Shin belajar. “Ini aneh sekali. Apa dia pergi ke bawah tanah atau naik ke atas langit ya?” kata Chae-gyeong pada dirinya sendiri. Dia memanggil-manggil Shin, tapi tentu saja tak ada jawaban, kemudian dia masuk ke sebuah kamar dan menemukan sebuah tangga. Chae-gyeong yang penasaran pun segera naik ke tangga itu kemudian membuka atap di ujung tangga.

Ternyata Shin ada di atas sana. Dan Shin kaget mendengar suara dari kap atap yang dibuka oleh Chae-gyeong dan tambah terkejut saat dia melihat Chae-gyeong ada di sana. Chae-gyeong masuk ke atap dan menghampiri Shin. Dia malah terpesona dengan pemandangan dari atas situ. Shin bingung, tak tahu harus berbuat apa.

Chae-gyeong mencoba menggoda Shin, tapi Shin tak suka. Chae-gyeong mengambil foto Shin, tapi Shin langsung membereskan foto-fotonya.

“Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Chae-gyeong kemudian. “Aku masih belum menghabiskan waktu yang lama di istana. Masih ada banyak hal yang membuatku penasaran. Kenapa kau punya begitu banyak rahasia? Apa arti teddy bear itu untukmu? Sudah koyak dan rusak, tapi kau masih tetap tak mau membuangnya” kata Chae-gyeong panjang lebar.

“Beruang yang sangat berharga” jawab Shin. “Berharga? Apa maksudmu?” tanya Chae-gyeong lagi. Tiba-tiba terdengar suara para prajurit yang berseru memanggil-manggil Shin. Tiba-tiba Chae-gyeong berteriak dan mengatakan kalau Putra Mahkota ada disini. Tentu saja Shin dengan sigap langsung membungkam mulut Chae-gyeong. Chae-gyeong berjanji takkan berteriak lagi. Jadi Shin melepaskan bekapan tangannya di mulut Chae-gyeong. Tapi begitu dilepas, Chae-gyeong berteriak lagi. Jadi Shin pun menjatuhkan Chae-gyeong dan secara reflek dia pun ikut jatuh menimpa tubuh Chae-gyeong.

Chae-gyeong pun terdiam. Tapi dalam hati dia berharap Shin melakukan sesuatu dengan dirinya. Menciumnya misalnya. Hahaha….ngarep.com. Tiba-tiba HP Shin berbunyi. Chae-gyeong menggoda Shin untuk mematikan HP-nya. Shin pun langsung bangkit dan duduk.

Chae-gyeong mengambil HP Shin yang masih terus bunyi dan dia berubah jadi sedih saat tahu siapa yang menelpon Shin. Ternyata Hyo-rin yang menelpon. Chae-gyeong mengatakannya pada Shin kemudian menyerahkan HP itu pada Shin.  

Hyo-rin tahu, Chae-gyeong ada di dekat Sin. Jadi dia bilang pada Shin kalau dia ingin bicara dengan Chae-gyeong. Kang-in kaget karna Hyo-rin menelpon Shin dan bilang ingin bicara dengan Chae-gyeong. Sementara itu, Shin menyerahkan HP nya pada Chae-gyeong dan berkata kalau Hyo-rin ingin bicara dengan Chae-gyeong.

Hyo-rin bilang kalau dia mengundang Chae-gyeong ke klub berkuda dan akan ada pertemuan minggu depan. Dia minta agar Chae-gyeong tidak stress atau cemas memikirkannya. Chae-gyeong hanya perlu datang saja. Kalaupun Chae-gyeong belum bisa berkuda, akan ada seorang professional yang akan mengajari Chae-gyeong cara berkuda. Hyo-rin juga bilang agar Chae-gyeong tak khawatir, dia juga akan turun tangan untuk mengajari Chae-gyeong.

“Sejak kapan Hyo-rin jadi akrab dengan bebek buruk rupa itu?” tanya Kang-in penasaran. Jang-gyeong hanya diam. Sedang Ryu-hwan hanya bengong.

Chae-gyeong mengakhiri percakapannya dengan Hyo-rin. Kemudian menyerahkan HP itu kembali pada Shin. Shin ngobrol lagi dengan Hyo-rin. Chae-gyeong terlihat sedih mendengar keakraban mereka di telepon.

Di klub berkuda, Hyo-rin sedang berdua bersama Yeol dan berterimakasih karna Yeol sudah mau datang. Yeol bilang tak perlu berterimakasih karna dia juga suka berkuda. “Aku tahu apa keinginanmu” kata Hyo-rin yang membuat Yeol kaget mendengarnya. “Apa maksudmu? Apa yang kuinginkan? Kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu?” tanya Yeol penasaran.

“Maksudku, apa yang kau inginkan sekarang itu sama hal nya dengan apa yang aku inginkan. Kau harusnya jadi penerus tahta kan? Dan Shin harusnya menyerahkannya sekarang. Shin juga pasti lelah karna menduduki posisi yang tak layak untuknya. Dan juga harus menikah dengan seseorang yang tak dia sukai. Jika Shin bukan Putra Mahkota, dia tak perlu melanjutkan pernikahannya. Semuanya terasa hampa. Meskipun dia terbebas, tapi dia harus terima statusnya yang membingungkan itu. Jadi kau harus membantunya. Kau bukan mencuri posisi Shin, kau hanya membantunya” jelas Hyo-rin panjang lebar.

“Aku mengerti maksudmu. Tapi aku tak ingin Shin meninggalkan posisinya sekarang” kata Yeol dengan tersenyum penuh arti. Hyo-rin memandangi Yeol dan tak mengerti apa maksud Yeol. Yeol bilang dia akan menjelaskannya nanti karna keluarga kerajaan sudah datang.

Chae-gyeong datang bersama Shin tentunya. Kang-in memuji penampilan Chae-gyeong yang semakin cantik. Chae-gyeong senang mendengar pujian itu. Shin malah kesal dengan penampilan Chae-gyeong dengan baju seksinya. Chae-gyeong pikir dia akan menarik perhatian siapa dengan memakai baju seperti itu. Chae-gyeong mencoba membela dirinya, para pelayan selalu mempersiapkan baju apa yang harus dipakainya. Jadi dia-pun memakainya.

Chae-gyeong terkejut melihat kedatangan Yeol dan Hyo-rin. Hyo-rin menyapa Shin dan sennag melihat Chae-gyeong juga ikut datang.

Shin mengambil kudanya dan bertemu Hyo-rin di istal. Hyo-rin bilang walau Cuma sebentar tapi seperti sudah lama sekali tak melihat Shin. Shin sudah banyak berubah. Mereka sudah lama tak saling menyapa. Hyo-rin bilang Shin dingin sekali sekarang.

“Jadi, seharusnya kau setuju saat aku melamarmu. Kau sudah menyerah dan meminta maaf sekarang? Ini semua karna dia yang jadi Putri Mahkota sekarang, jadi kau merasa marah. Tapi bukankah sekarang semuanya jauh lebih baik? Aku merasa sangat beruntung” jawab Shin mendengar semua kata-kata Hyo-rin. Shin beranjak pergi meninggalkan Hyo-rin.

Ternyata Chae-gyeong memperhatikan mereka dari atas. Chae-gyeong sedang berdua bersama Yeol dan curhat pada Yeol, kenapa Hyo-rin hanya  ngobrol berdua dengan Shin dan tak berkuda sedari tadi. Yeol berkata, agar Chae-gyeong jangan terlalu berharap pada Shin. Semakin Chae-gyeong berharap, dia akan semakin terluka. Kadang-kadang Shin mungkin akan memperlakukan Chae-gyeong dengan baik. Tapi sebenarnya, Hyo-rin lah yang paling dia sukai. Shin takkan pernah memandang Chae-gyeong seperti Shin memandang Hyo-rin. Hati Shin itu milik oranglain.

Chae-gyeong sedih mendengar hal itu. Dia tahu apa yang dikatakan Yeol itu memang benar. Mereka berduaan di atas tanpa tahu Shin memandangi mereka berdua dengan tatapan tidak suka. Hiiiiiiiiiiiiiiiih……gemes banget deh.

“Aku merasa kalau Hyo-rin lebih baik. Sebenarnya Putri Mahkota sudah berubah jadi lebih baik, tapi masih jauh dari standar. Tapi semuanya sudah berakhir sekarang. Mereka sudah menikah. Aku tak mengira Hyo-rin akan melibatkan diri dalam hubungan pasangan itu. Ku dengar bahkan Putra Mahkota tlah melamarnya. Dia sendiri yang menyerahkan posisinya. Bagaimanapun juga, sekarang dia mencoba dekat lagi dengan Putra Mahkota. Bukankah dia berlebihan? Jika aku jadi dia, aku akan menyerah dan melupakan masa laluku. Tapi sebenarnya Hyo-rin memang tak layak jadi seorang putri. Dia datang dari keluarga kaya, tapi tak bisa dibandingkan dengan keluarga kerajaan. Dia seperti menyembunyikan sesuatu dan berpura-pura sok suci dan lebih tinggi derajatnya daripada kita. Tapi sebenarnya Hyo-rin itu bukan siapa-siapa. ” itu percakapan dua orang anggota klub berkuda yang didengar oleh Shin.

Shin berkuda berdua bersama Yeol. Saat berhenti, Yeol bertanya apa Shin besok punya waktu. Dia ingin bermain polo bersama Shin.

Keesokan harinya di istana, Ratu diberitahu oleh Sang-gung nya kalau Ibu Yeol dan Yeol datang berkunjung dan sedang ngobrol bersama Ibu Suri. Ratu kaget mendengarnya. Ratu tak mengerti apa yang sebenarnya sedang direncanakan oleh Ibu Yeol itu.

Ternyata Ibu Yeol, Yeol dan Ibu suri sedang membicarakan tentang penyakit neuroglycopenia yang di derita oleh Raja. Ibu Yeol mendengarkan dengan seksama kemudian mengatakan pada Ibu Suri kalau Raja perlu banyak istirahat dan jangan terlalu lelah. Ibu Suri setuju dengan nasehat Ibu Yeol.

Ibu Suri berkata, Raja sering membaca buku sampai larut malam, jadi kepalanya jadi sering pusing karna hal itu. Apapun yang dikatakan Ibu Suri maupun Ratu, Raja tak mau mendengarkannya. Yeol menambahkan, Raja sebelumnya juga menderita penyakit yang sama. Ibu Suri membenarkan perkataan Yeol.

Ibu Yeol berkata, Ratu pasti sangat repot. Ibu Suri membenarkannya, Ratu sangat sibuk guna menjaga kesehatan Raja. mulai dari dapur istana, hingga rumah sakit kerajaan. Mulai dari melayani makanannya sampai menatur kapan waktunya untuk Raja istirahat dan tidak terlalu memaksakan diri untuk membaca buku sampai larut malam. Hal itu pasti sangat melelahkan bagi Ratu.

Siang itu, Chae-gyeong berolahraga bersama Ratu dan Ibu Suri. Mereka bermain golf era Joseon. Seperti yang sebelumnya, Chae-gyeong berhasil memasukkan bolanya. Chae-gyeong bersorak dengan girang dengan gaya yang agak berlebihan. Ibu Suri tertawa melihat tingkah Chae-gyeong. Tapi lain hal-nya dengan Ratu, dia menganggap kalau tingkah Chae-gyeong itu terlalu berlebihan.

Ibu Suri juga berhasil memukul dengan baik. Ratu senang karna kesehatan Ibu Suri semakin baik dilihat dari kelenturan tubuh Ibu Suri saat memukul bola tadi. Tapi raut muka Ratu berubah suram saat mendengar Ibu Suri berkata kalau itu semua pasti karna gerakan yoga yang diajarkan oleh Ibu Yeol. Hye-jeong yang melakukan yoga setiap hari membuat dirinya menjadi 20 tahun lebih muda dari usianya yang sebenarnya.

Sementara itu, Yeol dan Shin sedang asyik bermain polo di bagian lapangan istana yang lain. Saat mereka berhenti sejenak, tiba-tiba Yeol bilang kalau dia meminta maaf pada Shin karna belum bisa melakukan olahraga yang baru diajarkan oleh Shin dengan baik.

Shin berkata tak masalah. Yeol bukannya harus ikut ujian dengan olahraga polo yang sedang dipelajarinya. Nama Yeol takkan di tulis di papan kalau dia tak lulus ujian. Yeol tertawa mendengar gurauan Shin.

Kemudian Yeol mempraktekkan sesuatu yang pernah diajarkan Chae-gyeong padanya. Shin tak mengerti gaya bercanda ‘aliran Chae-gyeong’ itu. Jadi Shin malah bilang Yeol aneh. Yeol bilang Chae-gyeong yang mengajari Yeol bercanda seperti itu.

Mereka ngobrol bertiga di sebuah taman. Ibu Suri mengutarakan idenya untuk menjadikan yoga sebagai bagian dari olahraga di istana dan mewajibkan para pengawal untuk mengikuti olahraga itu demi menjaga kesehatan. Tapi Ratu tak setuju dengan usul itu. Pakaian yang dipakai saat latihan yoga terlalu minim dan itu tak seuai dengan tata krama dan sopan santun di istana.

Chae-gyeong menuju tempat Shin dan Yeol latihan polo. Kedua dayang setianya mengikuti di belakang Chae-gyeong. Chae-gyeong tersenyum melihat keasyikan Yeol dan Shin. Lalu beberapa saat kemudian dia kaget melihat keduanya terjatuh dari atas kuda.

Semua pengawal, dan orang-orang yang ada di sekitar tentu saja panic melihat Shin terjatuh, jadi mereka semua menghampiri Shin tanpa seorangpun memperhatikan keselamatan Yeol. Chae-gyeong bingung, tak tahu harus pergi menghampiri siapa. Apakah harus menolong Shin yang sepertinya terluka lebih parah dari Yeol, ataukah menghampiri Yeol yang luka ringan, tapi tak seorangpun yang mempedulikannya.

Akhirnya Chae-gyeong memutuskan untuk menghampiri Yeol karna dia pikir, sudah banyak orang yang mempedulikan Shin dan menjaga Shin sedangkan Yeol, tak seorang-pun yang peduli dengan keselamatannya. Saat Chae-gyeong menghampiri Yeol, Shin memperhatikannya dengan rasa iri dan cemburu hingga saking kesalnya Shin berkata kalau dia tak apa-apa.

Yeol duduk berdua bersama Chae-gyeong. Chae-gyeong memegang leher Yeol yang tadi terluka dan bertanya apa Yeol baik-baik saja. Yeol bilang dia tak apa-apa. Kemudian, dia bertanya kenapa Chae-gyeong menghampirinya dan bukannya mencemaskan keadaan Shin.

Chae-gyeong berkata, ada banyak orang yang sudah mengkhawatirkan keadaan Shin. Jadi Chae-gyeong tak cemas lagi. Tapi Yeol-gun sendirian. Chae-gyeong merasa ingin menolong Yeol. Chae-gyeong bertanya kenapa akhir-akhir ini Yeol di sekolah seakan berubah. Dia cuek pada Chae-gyeong.

“Mungkin itu karna Cinderella dan Pangeran hidup bahagia, jadi aku berubah menjadi seperti itu” jawab Yeol. Chae-gyeong tak mengerti maksud Yeol. Kemudian Yeol tertawa, jadi Chae-gyeong menganggap kata-kata Yeol tadi itu hanya bercanda tanpa mengerti maksud sebenarnya dari Yeol. “Kupikir, ekspresimu, kau terlihat sedang sedih. Dan itu mungkin karna aku berlari menghampirimu” kata Chae-gyeong. Yeol hanya tersenyum. Tanpa mereka tahu, Shin melihat mereka yang sedang asyik berduaan dengan tatapan sedih. “Tak boleh. Tak mungkin Chae-gyeong suka padanya” kata Shin perlahan.

Shin masuk ke kamarnya dengan kesal. Dia melepas sarung tangannya dengan mulutnya karna tangan yang satunya sakit. Tangannya diperban karna jatuh tadi.

Sementara itu, Chae-gyeong sedang berduaan bersama Yeol di taman belakang istana. Chae-gyeong mengamati buku yang sedang dibaca oleh Yeol. Yeol berkata, buku itu bercerita tentang seorang laki-laki yang menanam biji oak di tanah yang kurang subur. Setelah beberapa tahun lamanya menunggu, akhirnya biji itu berubah menjadi pohon. Mungkin bentuknya sederhana, tapi hal itu bisa mengubah dunia. Cerita itu bisa mengubah dunia menjadi lebih cantik. Yeol terus saja memperhatikan Chae-gyeong yang tersenyum melihat isi gambar dalam buku itu. Yeol merasa senang bisa berduaan dengan Chae-gyeong seperti itu.

Shin sedang sibuk mencetak foto di ruang rahasianya. Foto Hyo-rin. Dia mengamati foto itu, ada kesedihan terpancar di wajahnya. Chae-gyeong yang lewat di depan kamar Shin mencoba mengetuk pintu kamar Shin. Tapi sayang tak ada jawaban dari dalam. Jadi Chae-gyeong memutuskan untuk langsung masuk saja.

Chae-gyeong mengamati foto masa kecil Chae-gyeong bersama teddy bear-nya. Shin dangat lucu semasa kecil. Kemudian dia memegang teddy bear Shin yang terlihat tua dan usang. Saat menganggkat Teddy bear itu, Chae-gyeong menemukan sebuah remot di balik tubuh boneka kesayangan Shin itu. Dia–pun mencoba remot itu. Ruangan rahasia tempat Shin mencetak foto terbuka saat Chae-gyeong asal pencet.

Karna penasaran, Chae-gyeong pun masuk ke dalamnya. Ada banyak foto yang tergantung disana. Chae-gyeong sangat terkejut saat melihat Shin yang sedang duduk di sebuah kursi goyang. Tapi Shin hanya diam saja. Chae-gyeong menanyakan keadaan Shin. Apa Shin baik-baik saja setelah terjatuh. Apa tak ada yang terluka. Shin hanya diam.

Chae-gyeong melihat tangan Shin yang diperban. Dan dia setengah berteriak mencemaskan keadaan Shin. Dia mencoba meraih tangan Shin. Tapi Shin menolak sentuhan Chae-gyeong. Shin bertanya siapa yang mengijinkan Chae-gyeong untuk masuk ke dalam situ. Chae-gyeong bilang dia memanggil Shin dan Shin sama sekali tak menjawab. Dan saat Chae-gyeong masuk ke kediaman Shin, tak sengaja menemukan tempat itu.

Chae-gyeong berusaha memegang foto Hyo-rin yang baru saja dicetaknya, Shin berteriak mengusir Chae-gyeong keluar. Chae-gyeong yang kaget dan ketakutan pun langsung buru-buru keluar dari ruangan itu.

Raja memberikan penghargaan pada para pegawai yang telah mengabdi dan banyak berjasa bagi kerajaan. Shin berdiri di samping Raja untuk mendampingi Ayahnya sekaligus menjaga Ayahnya yang sedang sakit itu. Raja merasa sedikit pusing dan hampir saja terjatuh kalau saja Shin tak segera menangkap tubuh ayahnya. Raja meneruskan upacara pemberian penghargaan itu dengan Shin yang terus berada di belakangnya untuk menjagannya.

Ibu Suri agak kesal mendengar kabar dari Ratu kalau Raja menolak untuk dirawat di Rumah sakit istana. Raja butuh istirahat dan itu mutlak dan harus dilakukan. Akhir-akhir ini Raja merasa keadaannya membaik, karna itulah Raja merasa masih sanggup melakukan tugas-tugasnya.

Itulah kenapa Ratu mengusulkan untuk menggantikan tugas Raja yang harus mengadakan kunjungan kenegaraan di Thailand dengan pasangan kerajaan, Shin dan Chae-gyeong. Ibu Suri malah balik bertanya apakah Ratu sudah bertanya dulu pada Raja. ratu bilang Raja setuju dengan usulnya, hanya saja Raja ingin minta persetujuan Ibu Suri terlebih dahulu.

Untuk festival Hyeo Lee (festival busana), Pangeran William dari kerajaan Inggris akan berkunjung ke Korea. Karna itulah Ratu juga bingung apa yang harus dilakukan. Karna mereka juga harus mempersiapkan jamuan untuk Pangeran William di Korea. Mereka benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

 Raja ngobrol bertiga bersama Shin dan Chae-gyeong. Raja berkata kalau dia tak mungkin melakukan kunjungan kenegaraan ke Thailand. Jadi dia meminta Shin dan Chae-gyeong untuk menggantikan tugasnya. Chae-gyeong tentu saja senang karna kan diajak jalan-jalan ke luar negeri untuk pertama kalinya, apalagi perginya bersama Shin. Tapi Raja juga berkata kalau Raja masih bingung dengan persoalan siapa yang akan menjamu Pangeran William yang juga akan berkunjung ke Korea pada saat yang bersamaan.

Shin dengan segera membuyarkan impian Chae-gyeong. Shin bilang, sebaiknya kalau dia pergi ke Thailand sendiri, sedangkan Chae-gyeong tak perlu pergi. Masih banyak pelajaran Chae-gyeong yang terbengkalai dan nilai-nilaninya masih dibawah rata-rata.

Chae-gyeong bilang dia kenal baik dengan wali kelasnya. Wali kelasnya bilang dia akan membantu Chae-gyeong. Tentu saja Raja dan Shin tak suka mendengar penjelasan Chae-gyeong. Jadi, Raja memutuskan kalau Shin akan berangkat ke Thailand sendiri sedangkan Chae-gyeong harus fokus dengan pelajaran sekolahnya. Chae-gyeong hanya bisa mengiyakan perintah Raja dengan patuh.

Pagi harinya Chae-gyeong bersiap-siap berangkat sekolah. Saat bertemu Shin, dia mengucapkan selamat bersenang-senang pada Shin dan meminta maaf atas kelakuannya kemarin. Shin hanya menanggapinya dengan tertawa sinis. Lalu pergi untuk berpamitan pada para tetua.    

Bersambung…………………….