Rabu, 24 November 2010

Playful Kiss Episode 10


Akhirnya Seung-jo pergi meninggalkan rumah. Ibu Seung-jo dan Eun-jo mengantar Seung-jo sampai depan pintu.
Ibu : Seung-jo jaga dirimu baik baik, makan makanan bergizi, sayuran dan buah-buahan. Dan jangan bergadang di malam hari
Seung-jo: aku tau. aku tau.
Ibu Seung-jo: telepon ibu bila kau memerlukan sesuatu
Seung-jo: aku tidak memerlukan apapun.
Ibu Seung-jo: bagaimanapun juga kau harus mengunjungi rumah sesekali.
Seung-jo hanya mengangguk.


Ha-ni tidak dapat berkata apa-apa, ia menangis dan Seung-jo melihatnya dari jauh. 
Seung-jo berkata kepada Ha-ni : aku akan pergi
Ha-ni tidak dapat menahan tangisnya, saat Seung-jo pergi.



Ha-ni berkata pada dirinya sendiri, "Dia telah pergi. Dia sungguh-sungguh pergi. Aku sangat senang dapat tinggal di rumah keluarga ini bersama dengan Seung-jo. Meskipun ia bersikap dingin dan kasar padaku, tapi aku sangat senang berada di dekatnya."
Ha-ni menghapus air matanya, Ibu Seung-jo datang untuk menghiburnya.
Ibu Seung jo : Jangan menangis. Tunggulah. Dia tidak akan pergi jauh. Dia akan segera kembali.




Di angkutan umum, Ha-ni masih merenungi kepergian Seung-jo.
Ha-ni : Sekarang aku tidak dapat melihatnya dimanapun kecuali di kampus. Dia mungkin... Seung-jo mungkin akan melupakanku.

Ha-ni termenung sendiri di kampus, sahabatnya memanggil Ha-ni tapi Ha-ni tidak mendengarnya. Sahabat Ha-ni memberi motivasi pada Ha-ni untuk segera bangkit dari kesedihan. Tiba-tiba Seung-jo muncul dan lewat begitu saja tanpa tau Ha-ni tengah memperhatikannya. Sahabat Ha-ni menyuruh Ha-ni untuk memanggil Seung-jo, tapi entah mengapa Ha-ni sedikit takut untuk melakukan hal itu. Sahabat Ha-ni mengajak Ha-ni untuk segera makan siang.

Di kafetaria, Ha-ni enggan untuk makan. Sahabatnya memesan sesuatu untuk Ha-ni, sama seperti pesanan saat mereka SMA dulu. Pada saat yang sama Jun-gu sedang melayani pelanggannya, ia memanggil Ha-ni tapi Ha-ni tidak meresponnya, Ha-ni malah pergi membawa makanan yang telah dipesankan untuknya. Kasian Jun-gu.


Sahabat-sahabat Ha-ni menanyakan tentang Seung-jo, dimana Seung-jo tinggal dan menetap setelah ia pindah dari rumahnya sendiri dan pekerjaan paruh waktu apa yang dilakukannya, tapi jawaban Ha-ni hanya satu, ia tidak tahu sama sekali tentang hal itu.
Saat berada di lapangan Tennis, Ha-ni juga merasa sangat tidak bersemangat saat ia melakukan tugasnya untuk mengumpulkan bola.


Saat bola tennis jatuh tepat mengenai Ha-ni, Ha-ni tidak merasakan apapun. Ha-ni sudah benar-benar linglung sekarang. Salah satu anggota yang melihat perubahan sikap Ha-ni langsung membicarakan tentang Ha-ni, Salah satu anggota club berkata mengenai penyebab perubahan sikap Ha-ni, bahwa Ha-ni sangat shock setelah ditinggal pergi Seung-jo.


Ha-ni berkata pada dirinya sendiri, "Seung-jo tidak datang untuk berlatih dan dia tidak akan pernah datang."

Kyung-su memanggil Ha-ni : Oh Ha-ni, apakah kau tidak memunguti bola dengan baik.
Kyung-su merasa prihatin melihat keadaan Ha-ni yang sangat lesu. 




Kyung-su mencoba mengalihkan perhatian Ha-ni "Oh Ha-ni apakah kau mau mmentraktirku makan malam."
Ha-ni : tidak
Kyung-su : benarkah? Sayang sekali, padahal aku akan memberikan kau informasi tentang Seung-jo. Tapi, bila kau tidak mau, ya sudah. Ayo cepat berlatih.


Mendengar hal itu, Ha-ni langsung bangkit lalu berteriak "Baiklah, aku akan membelikan makan malam untukmu." Ha-ni menghampiri Kyung-su dengan semangat.


Kyung-su : aku tau tempat yang bagus dan tidak mahal. Jadi kau tidak perlu cemas."
Ha-ni : bagaimana dengan info mengenai Seung-jo?
Kyung soo : Seperti yang kau tahu bahwa Seung jo tidak pernah menyembunyikan sesuatu dari ku, oleh karena itu aku akan memberikanmu informasi yang bagus. 

Kyung-su dan Ha-ni datang ke sebuah restaurant. Kyung-su berkata bahwa ini adalah tempat kerja Seung-jo, Kyung-su yang mengenalkan Seung-jo pada manager restaurant itu.
Ha-ni berkata pada dirinya sendiri, "Baek Seung-jo bekerja di sebuah restoran?!. Aku tidak percaya."



Kyung-su memasuki restaurant dan disambut oleh pelayan yang juga mengenal Kyung-su, pelayan itu menanyakan pada Kyung-su, apakah ia bekerja hari ini. Kyung-su menjawab, ia datang ke sini sebagai seorang pelanggan. Kyung-su meminta meja untuk 2 orang. Pelayan itu menunjukkan mejanya.

Ha-ni melihat ke sekeliling restaurant, ia mencari-cari Seung-jo. Melihat hal itu, Kyung-su segera menawarkan Ha-ni untuk segera memesan makanannya. Dan Ha-ni memilih pesanannya dengan sedikit agak bingung, dan tiba-tiba.... yang melayani Ha-ni saat itu adalah Seung-jo! Seung-jo memang benar-benar bekerja di restaurant ini... Seung-jo melayani Ha-ni dengan pelayanan tidak memuaskan. Sepertinya Seung-jo tidak suka kalau Ha-ni tahu Seung-jo bekerja di tempat ini.


Ha-ni merasa sangat terharu sekaligus senang. Kyung soo menanyakan alasan kenapa Ha-ni merasa terharu.
Ha-ni : Sudah sangat lama sekali aku tidak berbicara dengan Seung jo
Kyung-su mengerti : Apakah kau berbicara dengannya tadi? Aku rasa, kau memesan makanan tadi bukannya berbicara dengannya.


Seung-jo datang membawakan pesanan Kyung-su dan Ha-ni.
Ha-ni berbicara pada dirinya sendiri : Kenapa ia juga sangat mempesona saat memakai seragam?
Ha-ni bertanya pada Kyung-su : Apakah kau juga tau dimana Seung jo tinggal?
Kyung-su : Aku tidak tau banyak tentang hal itu. 

Seung-jo datang mengantarkan pesanan Ha-ni. Seung-jo seperti tidak menghiraukan Ha-ni. Ha-ni menanyakan pada Seung-jo, apakah Seung-jo marah karena Ha-ni ada di tempat ini. Seung-jo menjawab bahwa sebenarnya ia sudah tahu sejak lama kalau lambat laun Ha-ni pasti akan mengetahui dimana ia bekerja.

Ha-ni menanyakan alamat rumah dimana Seung-jo tinggal saat ini, tapi Seung-jo tidak memberitahukan hal itu. Ha-ni sedih, tapi tiba-tiba ia melihat sebuah pengumuman. 

Pengumuman mengenai dibutuhkannya karyawan baru, Ha-ni senang sekali melihat hal itu. Ha-ni kemudian menuju ke ruang manager dan menemui manager restaurant. Tapi, ternyata Ha-ni telat. He-ra sudah terlebih dulu mendapatkan pekerjaan itu.


 Ha-ni memohon pada manager restaurant agar tidak mempekerjakan He-ra. Tapi, manager restaurant itu mengatakan bahwa He-ra sudah lebih dulu mendapatkan job ini.

Ha-ni tidak suka He-ra mendapatkan pekerjaan itu, He-ra memancing rasa cemburu Ha-ni. He-ra berkata bahwa Ha-ni hanya dapat bertemu dengan Seung-jo di lapangan Tennis, sedangkan He-ra bisa bersama dengan Seung-jo sepanjang waktu karena mereka berada di kelas yang sama dan bekerja paruh waktu di tempat yang sama pula.

Ha-ni sedih, ia menceritakan bahwa He-ra telah terlebih dulu mengambil job itu. Kyung-su mencoba menghibur Ha-ni.

Ha-ni dan Kyung-su sudah menyelesaikan makan mereka, Seung-jo datang menawarkan hidangan penutup yaitu secangkir teh. Ha-ni bertanya pada Seung-jo, apakah hidangan penutup itu boleh dinikmati besok? Karena besok Ha-ni akan kembali ke restaurant ini. Otomatis Seung-jo berkata tidak boleh. Ha-ni bertanya pada Seung-jo apakah besok ia boleh kembali ke restaurant ini lagi, Ha-ni berjanji bahwa ia tidak akan mengganggu Seung-jo. Seung-jo terpaksa membolehkan hal itu dengan syarat, Ha-ni tidak boleh memberitahukan bahwa Seung-jo bekerja di restaurant ini kepada keluarganya.

Sebelum pulang, Ha-ni menyempatkan diri untuk melihat keadaan Seung-jo. Ha-ni melihat Seung-jo tengah mengobrol bersama He-ra. Ha-ni merasa cemburu, tapi ia senang sudah dapat melihat dan berbicara dengan Seung-jo hari ini.

Ha-ni pulang dengan perasaan sangat senang. Ibu Seung-jo menyuruh Ha-ni untuk segera makan malam. Ibu Seung-jo senang karna bisa melihat Ha-ni tersenyum lagi. Karna sejak kepergian Seung-jo dari rumah, Ha-ni selalu murung.

Tadinya Ha-ni tak ingin menceritakan tentang Seung-jo. Tapi kemudian ia berubah pikiran dan menceritakan kepada Ibu Seung-jo bahwa seung jo bekerja di sebuah restaurant keluarga. Ibu Seung-jo kaget mendengar hal itu. Ibu Seung-jo ingin sekali melihat Seung-jo bekerja, jadi ia merencanakan untuk menyamar agar bisa melihat Seung-jo secara diam-diam.

Keesokan harinya, Seung-jo melayani tamu dengan sangat baik. Para tamu itu menyebutkan pesanannya masing-masing dengan sangat rumit. Tapi, Seung-jo berhasil menghafalnya tanpa perlu mencatat. Cool...

Ha-ni, Ibu Seung-jo dan Eun-jo diam-diam memperhatikan Seung-jo bekerja. Mereka sangat kagum pada Seung-jo.


Eun-jo berkata : Apakah benar penyamaran ini tidak akan diketahui oleh Seung-jo?
Ibu Seung-jo : tidak, tidak akan. Seung-jo tidak akan mengenali kita.

Ibu Seung-jo memanggil Seung-jo : pelayan..
Seung-jo menghampiri ibunya, Seung-jo mulai curiga dan kemudian membongkar penyamaran mereka. Ha-ni pun meminta maaf pada Seung-jo karna tak bisa menjaga rahasia Seung-jo.

He-ra datang ke meja Ha-ni, Ibu Seung jo dan Eun jo. Ibu Seung jo kaget melihat He-ra bekerja ditempat yang sama dengan Seung-jo. Ibu Seung-jo tak senang dengan kedekatan Seung-jo dengan He-ra. 



Setelah selesai makan, Ibu Seung jo berbicara pada Seung jo untuk sering-sering mengunjungi rumah dan berpesan agar jangan sampai jatuh cinta pada He-ra. Seung-jo bilang ia mengerti itu. Saat Ibu Seung-jo bertanya dimana Seung-jo tinggal, Seung-jo malah menyuruh mereka untuk cepat pergi.

Ibu Seung-jo menyuruh Ha-ni untuk selalu berada di dekat Seung-jo.
Ibu Seung-jo : kau harus selalu ke restaurant ini setiap hari.
Ha-ni mengangguk mengiyakan perkataan Ibu Seung-jo.
Eun-jo : Kasian sekali Hyeong.

Keesokan harinya, Ha-ni kembali ke restaurant tempat Seung-jo bekerja. Ha-ni membawa banyak buku pelajaran, ia akan belajar di restaurant tersebut.
Seung-jo : apakah kau menyewa tempat ini? 
Ha-ni : Aku memiliki tugas yang harus dikumpulkan minggu depan
He-ra datang menghampiri Ha-ni dan Seung-jo : Aku yang akan melayaninya.
Seung jo : ok.
Ha-ni tidak mau dilayani oleh He-ra.
Ha-ni berkata dengan kesal : kenapa kau datang tiba-tiba?
He-ra berkata dengan ramah bahwa ia menghampiri Ha-ni karena sepertinya Ha-ni terlihat sangat ingin memesan makanan. He-ra menanyakan kepada Ha-ni tentang menu yang akan Ha-ni pesan. Ha-ni menjawab dengan kesal : berikan aku apapun.
He-ra : baiklah, aku mengerti. Tunggulah, mungkin agak sedikit...kata He-ra sambil tersenyum



 
Beberapa menit kemudian pesanan Ha-ni datang.
Ha-ni kaget melihat pesanannya datang, beberapa jenis makanan mewah.
He-ra : dapatkah anda menggeser beberapa buku anda yang berserakan di atas meja?
Seraya menggeser beberapa bukunya Ha-ni bertanya : makanan apa ini?
He-ra : ini adalah makanan special dari restaurant kami.
Ha-ni memperhatikan makanan yang dihidangkan He-ra,
Ha-ni : Ini besar. Apakah ini daging bebek?
He-ra : oh, bukan. ini bukan bebek tapi daging ayam. Bukankah tadi kau bilang, boleh membawakanmu pesanan apa saja. Selamat menikmati makanan anda. Terimakasih, terimakasih!

Ha-ni berada di restaurant sampai malam, ia masih belajar di restaurant sampai seluruh pengunjung pergi.
He-ra : pelanggan, haruskah saya memberikan anda lima gelas kopi?
He-ra : Jika kau meminum 6 gelas kopi hitam setiap hari, perutmu akan terasa sangat sakit.
Ha-ni : Terimakasih, apakah kau mengkhawatirkanku? Aku pikir itu tidak akan berefek apapun padaku.
He-ra mencoba menyinggung tentang Ha-ni : Lelaki mana di dunia ini yang menyukai melihat seorang gadis menunggunya terus dan selalu memperhatikannya. Jika aku seorang laki-laki, mungkin aku akan sangat lelah akan hal itu. Baiklah, terus bekerja keras.

Ha-ni kaget sekali, ia harus membayar mahal untuk hidangan hari ini. 

Ha-ni mengeluarkan seluruh uang yang ada di dompetnya, beberapa uang kertas dan banyak uang koin! ckkckckck........


Ha-ni ingin sekali mengetahui kapan Seung-jo pulang, maka ia menanyakan hal itu pada kasir. Kasir itu mengatakan bahwa Seung-jo selesai bekerja sekitar pukul 9 malam.

Karena masih jam setengah delapan, Ha-ni menunggu Seung-jo sampai Seung-jo keluar dari restoran.


Dan ternyata bukan hanya Ha-ni saja yang menunggu Seung-jo, tapi He-ra pun melakukan hal yang sama.


Seung-jo dan He-ra pulang bersama, dan hal ini membuat Ha-ni cemburu. Tapi, Ha-ni mencoba meyakinkan dirinya bahwa Seung-jo dan He-ra mungkin tinggal di lingkungan yang sama.



Tapi ternyata, Seung-jo dan He-ra tidak hanya tinggal di lingkungan yang sama tapi juga di apartemen yang sama.

Ha-ni sangat shock melihat hal itu. 


Ha-ni sampai di rumah dengan perasaan sangat sedih. Ibu Seung-jo menanyakan keadaan Ha-ni, tapi Ha-ni mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.

Di kamar, Ha-ni terus memikirkan Seung-jo dan He-ra. 



Ha-ni membayangkan hal negative yang terjadi di antara Seung-jo dan He-ra.




Pagi harinya, Ha-ni tidak tidur semalaman ia terlihat sangat pucat. Ibu Seung-jo menyarankan pada Ha-ni untuk tidak pergi ke kampus, tapi Ha-ni berkata semua akan baik baik saja. Ibu Seung-jo menambahkan bahwa bila keadaan Ha-ni bertambah parah, Ha-ni bisa menyuruh Seung-jo untuk mengantarkannya pulang.

Ha-ni terlihat sangat lemas dan pucat, sahabat-sahabat Ha-ni menanyakan keadaan Ha-ni. Sahabat Ha-ni menanyakan apakah Ha-ni seperti ini karena Seung-jo. Ha-ni berkata pada teman-temanya bahwa dirinya akan menyerah untuk mendapatkan Seung-jo, kedua sahabat Ha-ni tidak percaya mendengar hal itu. Ha-ni menceritakan apa yang ia lihat semalam, bahwa He-ra dan Seung-jo tinggal bersama.

Kedua sahabat Ha-ni sangat prihatin atas apa yang menimpa ha-ni.

Jam pelajaran di mulai, Ha-ni melihat ke tempat duduk yang biasa di duduki oleh Seung-jo. Tapi yang Ha-ni dapati hanya bangku kosong.



Haha.. ternyata bukan hanya Ha-ni saja yang mencari Seung-jo. Seung-jo pun melakukan hal yang sama, ia melihat kesekelilingnya mencoba menemukan Ha-ni.

Di lapangan tennis, Kyung-su sedang melatih para anggota club. Saat berlatih tennis, Ha-ni pun merasa tidak bersemangat, pikiran dan hatinya masih belum bisa melupakan kejadian yang terjadi kemarin malam. Kyung-su memperingatkan Ha-ni untuk tetap fokus.

Di restoran tempat Seung-jo bekerja, Seung-jo melihat ke sekelilingnya, Seung-jo mencari Ha-ni.

Di kampus, Ha-ni termenung sendiri sedangkan kedua sahabatnya heboh bergosip.
Karena tidak tega melihat ha-ni seperti itu, kedua sahabat Ha-ni memutuskan untuk berbicara langsung pada Seung-jo.

Kedua sahabat Ha-ni memanggil Seung-jo : Seung jo! Siapa kau? Sudah sejak lama kita berteman. Kau tahu siapa kami. Kami teman Oh Ha-ni. Kau memiliki IQ 200, tapi kau tidak dapat mengingat hal itu? Kita tidak berada di kelas yang sama tapi kita melanjutkan ke perguruan tinggi yang sama.


Seung-jo : Aku segera menghapus data-data yang lama. Ah, aku ingat. Kalian memiliki level otak yang sama dengan Ha-ni, bukankah begitu?
Akhirnya Seung-jo mengingat nama teman-teman Ha-ni.
Seung-jo menanyakan ada masalah apa?
Sahabat Ha-ni berkata bahwa hal ini masih tentang Ha-ni : Sudah sejak sepuluh hari yang lalu, Ha-ni seperti baru saja pergi dari neraka dan kembali. Sebagai teman, Aku tidak dapat duduk diam dan melihat Ha-ni seperti itu.
Seung-jo : Sebenarnya apa yang ingin kalian katakan?
Kedua sahabat Ha-ni berkata secara bersamaan : tinggallah bersama! (ha? maksudnya???)


Kedua sahabat Ha-ni berkata pada Seun- jo dengan nada tinggi bahwa kemarin malam ha-ni mengikuti Seung-jo dan He-ra, ia menunggu Seung-jo di jalan lebih dari satu jam.
Kedua sahabat Ha-ni menyuruh agar Seung-jo berkata jujur. Tapi setelah Seung-jo berkata bahwa ia akan mengatakan hal yang sebenarnya pada Ha-ni, kedua sahabat Ha-ni baru menyadari bahwa Ha-ni adalah tipe orang yang sensitive. Kedua sahabat Ha-ni mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud agar Seung-jo berhenti menyukai He-ra.
Setelah kedua teman Ha-ni pergi Seung jo tersenyum, sepertinya ia tidak menganggap serius dengan apa yang dikatakan oleh mereka.


Di kafe, Jun-gu membawakan banyak makanan untuk Ha-ni, mereka sengaja melakukan hal ini agar Ha-ni senang.

Kedua sahabat ha-ni memberikan nasehat agar Ha-ni menjaga kesehatan tubuhnya dan mulai mencari cinta  yang baru. Kedua sahabat Ha-ni berkata bahwa Ha-ni harus melihat ke sekelilingnya bahwa tidak hanya ada satu lelaki saja di dunia ini. 

Sudah dua minggu Ha-ni tidak bertemu atau melihat Seung-jo, bila Ha-ni tidak berusaha untuk mengetahui dimana Seung-jo berada pastinya tidak ada jalan lain untuk mereka dapat bertemu. 

Seung-jo datang. hahaa. akhirnya.
Seung-jo : sedang apa kau di sini? apakah kau menunggu seseorang? Lama tidak bertemu. Aku tidak pernah melihatmu akhir-akhir ini.
Ha-ni gugup, ia berusaha menghindari Seung-jo. Ha-ni pamit untuk pergi, tapi Seung-jo mencegahnya. Seung-jo berkata untuk menemaninya sebentar karena ia sedang menunggu seseorang.
Ha-ni mengiyakan.


Ha-ni bertanya pada Seung-jo tentang makanan, Seung-jo berkata bahwa ia kadang makan ditempatnya kerja atau ada seseorang yang memasakannya.
Ha-ni cemburu mendengar hal itu. Ha-ni berkata bahwa bukankah saat tinggal di daerah yang asing akan terasa sangat kesepian?. Seung-jo menjawab bahwa ia dekat dengan He-ra jadi tidak terlalu sepi. Lagi-lagi Ha-ni merasa sakit hati. Seung-jo kalau ngomong asal. Kasihan Ha-ni.

Seorang anak perempuan datang menghampiri Seung-jo dan Ha-ni, ternyata yang baru saja datang adalah anak didik Seung-jo. Seung-jo mengajari gadis itu pelajaran matematika. Gadis itu langsung mengenali Ha-ni saat ia melihat Ha-ni. Gadis itu berkata bahwa sangat mudah untuk mengenali Ha-ni karena He-ra telah menceritakan tentang Ha-ni pada gadis itu. Ha-ni bertanya tentang apa yang diceritakan He-ra mengenai dirinya. Gadis itu berkata bahwa Ha-ni tidak pintar tapi berhasil masuk 50 besar saat SMA dan hal itu telah menjadi legenda.

Beberapa menit kemudian, He-ra datang. Gadis itu langsung menghampiri He-ra, gadis itu berkata pada Ha-ni bahwa He-ra adalah guru bahasa inggrisnya dan Seung-jo yang mengajarinya matematika. Gadis itu terus saja berbicara bahwa Seung-jo dan He-ra datang ke rumahnya 3 kali dalam seminggu dan ibunya sangat menyukai mereka, tak jarang ibu gadis itu memasakkan makanan untuk Seung-jo dan He-ra.


Ha-ni mengerti bahwa teryata rasa cemburunya itu tidak beralasan, Seung-jo sebenarnya tidak tinggal dengan He-ra, tapi saat Ha-ni mengikuti mereka, Seung-jo dan He-ra sedang berada di rumah gadis itu untuk sebuah private. Ha-ni merasa malu dengan apa yang dipikirkannya, ia juga sangat senang bahwa hal yang ia pikirkan adalah tidak benar. 


Ha-ni membuat coklat special untuk Seung-jo. Saat tengah menyiapakan chocolate untuk Seung-jo Ha-ni membayangkan--- Seung-jo dan Ha-ni berada di sebuah taman, kemudian Ha-ni memberikan chocolate buatannya, Seung-jo sangat senang sekali menerima chocolate buatan Ha-ni dan Seung-jo memberikan sebuah cincin untuk Ha-ni, Sayangnya itu cuma imajinasi Hani! ^_^


Ha-ni ingin pergi menemui Seung-jo, tapi hujan sangat deras sekali sedangkan Ha-ni tidak membawa payung. Ha-ni memang bernasib malang, taksi yang tengah ditumpanginya pun ternyata mogok. Akhirnya Ha-ni memutuskan untuk berjalan dari tempat taksi mogok sampai restoran Seung-jo.

Ha-ni sampai di restoran tempat Seung-jo bekerja dengan keadaan basah kuyup. Seung-jo sedikit tidak mempedulikannya. He-ra memberikan kopi kepada Ha-ni. Ha-ni meminum kopinya dan merasa perutnya sakit. Seung-jo datang dan memberikan handuk pada Ha-ni. Dan melihat wajah Ha-ni yang terlihat pucat dan menyarankan Ha-ni untuk pulang saja. Ha-ni menggeleng dan mengatakan kalau ia tak apa-apa. Seung-jo pun pergi meninggalkan Ha-ni.




Ha-ni menggigil kedinginan dan saat Ha-ni mencoba untuk berdiri tiba-tiba ia jatuh pingsan. Seorang pelayan melihatnya dan berusaha menolong Ha-ni. Seung-jo pun berlari menghampiri Ha-ni. Sementara He-ra hanya diam saja dengan perasaan sedih.



Seung jo : Ha-ni, Oh Ha-ni. (Seung jo mengguncang-guncangkan badan Ha-nin tapi Ha-ni tidak kunjung sadar.)
Akhirnya Seung jo membawa Ha-ni ke ruang manager.

Manager menanyakan keadaan Ha-ni dan Ha-ni menjawab bahwa ia baik-baik saja. Tapi, manager itu menyarankan pada Seung-jo untuk pulang dan membawa Ha-ni bersamanya.

Seung-jo hendak mengantarkan Ha-ni pulang ke rumah keluarga Seung-jo, tapi saat hujan deras seperti ini tidak ada angkutan umum yang beroperasi, akhirnya Seung-jo memutuskan untuk membawa Ha-ni ke apartementnya.


Di apartement Seung-jo,
Ha-ni : Apakah He-ra pernah datang ke sini?
Seung-jo : Tidak, kau orang pertama yang datang ke tempat ini.
Ha-ni tersenyum senang.




Seung-jo melemparkan handuk ke arah Ha-ni, Ha-ni mencium handuk itu, Ha-ni berkata : wangi Baek Seung-jo.
Seung-jo mendengarnya : Apa? bau ku? Handuk itu baru. (Hahaa.. )

Seung-jo menelpon ibunya, ia memberitahukan ibunya untuk segera menjemput Ha-ni karena Seung-jo bersama Ha-ni saat ini. Ibu Seung-jo senang sekali mendengar Seung-jo dan Ha-ni bersama. Ibu Seung jo berkata bahwa ia tak bisa menjemput Ha-ni dengan alasan hujan deras. (siiiiiiiiiip deh.....hehehehe)

Di restaurant ayah Ha-ni.
Telepon berdering dan Jun-gu mengangkatnya. Ternyata yang menelpon adalah Ibu Seung-jo. Ibu Seung-jo ingin berbicara dengan Ayah Ha-ni, tapi Jun-gu bilang kalau Ayah Ha-ni sedang sibuk. Ibu Seung jo menyampaikan pesan pada Jun-gu untuk Ayah Ha-ni. Ibu Seung-jo menceritakan bahwa sekarang Seung-jo dan Ha-ni sedang bersama dan Ha-ni akan menginap di apartemen Seung-jo. Jun-gu schock mendengar hal itu.



Jun-gu bertanya pada Ayah Ha-ni dimana tempat Seungjo bekerja,.. 




kasihan Jun-gu. Sesampainya di restoran tempat Seung-jo bekerja, Jun-gu yang basah kuyup pun pingsan dengan sukses. Manager pun bingung melihatnya.


Waktunya tidur....
Ha-ni : Baiklah, aku akan tidur di lantai dan kau akan tidur di kasur.
Seung-jo : Tentu saja.
Ha-ni : Seharusnya kau tidak bilang seperti itu, kau seharusnya mengatakan pada anak perempuan --"kenapa kau bicara seperti itu, biar saja aku yang akan tidur di lantai dan kau tidur di atas kasur"--
Seung-jo : Aku tidak akan mengucapkan hal itu.
Ha-ni : Dasar kau bukan manusia, lelaki bodoh.
Seung-jo : apa?!

Akhirnya Seung-jo tidur di lantai dan Ha-ni tidur di atas kasur.




Ha-ni : Hey.
Seung-jo : Apa?!
Ha-ni : Bisakah kau menyalakan lampu? 
Seung-jo : Aku tidak bisa tidur bila lampu menyala.
Ha-ni : Aku tidak bisa tidur bila lampu mati.
Akhirnya Seung-jo menyalakan lampu.
Ha-ni : Hey.
Seung-jo: apa lagi sekarang?!
Ha-ni : apakah kau kedinginan?
Seung-jo : tentu saja, punggungku terasa dingin. Sudah! tidurlah.
Ha-ni : tapii..

Karena risih mendengar Ha-ni yang tidak kunjung tidur, Seung-jo berkata : baiklah, aku akan tidur disampingmu.



Seung jo tidur di samping Ha-ni. Tapi, ternyata Seung jo pun tidak bisa tidur.
Seung jo : apa kau gugup?
Ha-ni : kenapa kau tanya seperti itu.
Seung jo : tenang saja aku tidak akan melakukan apapun padamu.







Seung-jo tidur memunggungi Ha-ni. Bisa tidur disamping Seung-jo, aku sangat bahagia sampai aku jadi tak bisa tidur, batin Ha-ni. Ternyata Seung-jo juga susah tidur. Tapi Seung-jo memaksakan diri untuk memejamkan mata. Ha-ni tersenyum sambil memandangi punggung Seung-jo.




Bersambung................^_^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar