Selasa, 23 November 2010

Playful Kiss Episode 7








Ha-ni sangat ingin tahu tentang He-ra. Ia pun menanyakanya pada Seung-jo. Ha-ni terkejut setelah tahu bahwa He-ra seumuran dengannya dan sekelas dengan Seung-jo.


Ha-ni mencoba untuk tidak mengintimidasi siapapun dan ia juga berusaha keras agar perasaan gugupnya tidak diketahui oleh Seung Jo. Ha-ni menyangkal saat Seung jo menanyakan apakah Ha-ni cemburu dengan He-ra


Tetapi Seung-jo langsung dapat membaca pikiran Ha-ni. Ekspresi wajah Ha-ni sangat mudah dibaca. Ha-ni seperti sebuah buku yang sedang terbuka dan sangat mudah untuk mengetahui apa yang ia rasakan dan pikirkan. Seung jo mendekatkan wajahnya ke arah Ha-ni, ia ingin membuat Ha-ni GR. Dan tentu saja Ha-ni langsung memejamkan mata dan ia berharap ini akan menjadi ciuman yang kedua kalinya, sampai Seung jo tertawa melihat tingkah Ha-ni yang selalu gampang dibodohi.



Ha-ni menyadari bahwa Seung jo hanya memainkan hatinya. Ha-ni patah hati karena Seung jo tidak menganggap apa apa tentang arti sebuah ciuman. Teman-teman Ha-ni sangat merasa kasian melihat keadaan Ha-ni. Tapi, sayangnya mereka tidak dapat menemani Ha-ni untuk makan siang, karena salah satu temannya yaitu Ju-ri telah mendapatkan pekerjaan di sebuah salon kecantikan. Maka Ha-ni makan siang sendirian.


Ini sebuah kejutan untuk Ha-ni, karena tiba-tiba Seung-jo menghampirinya dan duduk di samping Ha-ni. Sebuah kejutan lagi: bahwa seseorang yang berada di belakang counter- yang memberikan sedikit porsi nasi pada Seung jo adalah Jun-gu. Ternyata Jun-gu mendapat pekerjaan di bagian makanan di kampus ini. Sebenarnya Jun-gu bekerja di sini untuk menjaga Ha-ni.


Mereka ingin sekali berbincang satu sama lain, lalu mereka mencari meja kosong dan Ha-ni menemukannya. Tapi, sayang sekali, Seung Jo dan teman-temannya telah terlebih dahulu duduk di tempat itu tanpa sepatah kata pun pada Ha-ni.

Di taman, Ha-ni melihat Seung jo duduk di sebuah bangku. Ha-ni menghampirinya, tetapi sama seperti apa yang ia lakukan Seung jo malah pergi. Seung jo bergabung dengan kakak seniornya yang bernama Kyung-su yang mencoba merekrut Seung-jo untuk ikut bermain di klubnya. Setelah bercakap-cakap panjang lebar, Seung-jo akhirnya setuju untuk ikut bergabung dengan mereka.


Ha-ni sangat ingin mengetahui klub apa yang akan Seung-jo ikuti. Tapi karena Seung-jo tidak ingin Ha-ni mengikuti klub yang ia ikuti, maka ia tidak memberitahunya. Karena Seung-jo tidak memberitahu klub mana yang ia ikuti, maka diam-diam Ha-ni mengikutinya. Saat Seung-jo sedang menuju ke ruang rapat klub, Ha-ni mengikutinya dari belakang. Tapi, tiba-tiba ia kehilangan arah dan akhirnya Ha-ni kesasar. Finally, Lucky girl Ha-ni dapat menemukan ruangan yang dituju Seung-jo. Ini adalah TOP SPIN (Sebuah klub Tenis).


Seung-jo tidak terkejut mengetahui Ha-ni ikut masuk ke klub tenis. Yang mengejutkan adalah Ha-ni bertemu dengan seorang yang familiar di klub itu : He-ra. Di saat SMA, Seung-jo dan He-ra memenangkan sebuah pertandingan di bidang Tenis, itu alasan mengapa mereka saling mengenal satu sama lain.


Mulai saat ini, He-ra telah menganggap Ha-ni sebagai saingannya. Meskipun He-ra berbicara dengan nada ramah dan sopan tapi kata-katanya sangat menyakitkan, He-ra berkata pada Ha-ni agar tidak mengikuti klub tennis ini kalau tidak tahu bagaimana cara memainkan tennis. Ha-ni menjawab bahwa ia mengikuti club ini hanya untuk mencari kesenangan.

Latihan pertama dimulai, Kyung soo datang kemudian mengambil tempat sebagai pelatih mereka saat ini. Ha-ni tahu bahwa Kyung-su adalah orang yang baik tapi He-ra dan Seung-jo malah menyeringai mendengar pernyataan dari Ha-ni.



Ternyata perkiraan Ha-ni salah, Kyung-su berubah jadi sosok yang menyeramkan. Ia memberikan sebuah serves yang sulit. Ia mengadakan test keahlian masing-masing anggota satu demi satu

Kyung-su sangat gugup berada di dekat He-ra, karena kegugupannya ia melempar bola ke arah He-ra dengan lemparan yang sangat mudah untuk diterima. Ini kesempatan He-ra untuk memamerkan kemampuannya. Berikutnya adalah Seung-jo, dengan bakatnya yang sangat memukau Seung-jo tidak mendapat masalah apa-apa. Cara Seung-jo bermain tennis membuat semua orang kagum dan sedikit membuat Kyung-su cemburu.

Tinggal tersisa satu anggota yaitu Ha-ni. Ha-ni sangat ketakutan saat menerima bola tennis. Beberapa kali ia mencoba untuk menghindari bola itu, tapi kemudian satu bola menuju ke arah wajah Ha-ni. Mengetahui hal itu, Ha-ni segera melindungi wajahnya dengan raket dan ia terjatuh.


Kyung-su bersimpati pada Ha-ni, ia memuji Ha-ni karena telah fokus dalam memukul bola tanpa menghiraukan keselamatan dirinya sendiri. Kyung-su memang sedikit aneh. bwahahaa.

Di kafe, semua orang membicarakan tentang betapa sempurna bakat yang dimiliki oleh He-ra dan Seung-jo. Mereka memperkirakan bahwa mereka berdua adalah orang yang sangat populer saat SMA. He-ra berkata mengenai dirinya sendiri. Dia mencoba menyombongkan diri.


Ha-ni, Seung-jo dan He-ra mengikuti mata kuliah selanjutnya yaitu bahasa inggris. Tapi, hei, kenapa Jun-gu juga ikutan di kelas itu? hehee.. Dia menyelinap masuk cuma untuk bersama Ha-ni. Ketika dosen menanyakan Ha-ni menggunakan bahasa Inggris, Ha-ni gugup. Ia tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh dosen itu. Lalu Ha-ni mencoba menanyakan hal itu kepada Seung-jo. Tapi Seung-jo malah tidak memperdulikannya, jadi Ha-ni meminta maaf dengan menggunakan bahasa inggris yang buruk.



Dosen melihat ke arah Jun-gu dan bertanya apakah dia murid di kelas ini. Jun-gu menjawabnya dengan bahasa inggris yang kelewat belepotan. Jadi He-ra segera berkata pada dosen bahwa Jun-gu bukan murid, ia ada di kelas ini karena ia menyukai Ha-ni.
Kemudia He-ra berkata kepada Jun-gu dengan nada yang ramah tapi inti kalimatnya sangat menyakitkan. He-ra berkata bahwa ia sangat benci cowok bodoh dan mendeskripsikan kebodohan Jun-gu dengan kata-kata yang sama saat Seung-jo mendeskripsikan kebodohan Ha-ni.

Ha-ni sangat murung dan dia berkata kepada ibu Seung-jo bahwa Seoung-jo menyukai gadis cantik dan pintar- gadis semacam itu sangat banyak di sekolah. Ibu Seung-jo segera mengerti bahwa orang ketiga telah menghalangi jalannya, dan menasehati Ha-ni bahwa ia dan Seung-jo adalah tipe orang yang harus selalu bersama untuk menjadi sempurna, seperti panci dan tutup, karena mereka akan saling melengkapi satu sama lain dan bukan seperti sebuah karbon yang saling menyalin satu sama lain.


Ha-ni memikirkan Eun-jo yang sepertinya sedang memiliki masalah dengan teman sekelas. Melihat kemurungan Eun-jo maka Ha-ni berpikir keras untuk menghiburnya. Maka ia memutuskan untuk mendekati seorang anak kecil perempuan dan mengajaknya untuk bermain di rumah. Eun-jo dan gadis kecil itu berada di ruang kamar untuk bermain dan tentu saja Ha-ni dan ibunya Seung-jo memata-matai mereka. Ternyata tidak ada perubahan yang berarti dari pertemuan antara Eun-jo dan gadis itu tidak berjalan baik. Gadis kecil itu merasa suntuk dan bosan-sampai akhirnya Seung-jo datang.


Tiba-tiba, gadis kecil itu langsung bergembira melihat Seung jo (wow, gadis kecil aja bisa terpesona sama ketampanannya oppa, apalagi aku??...ckckckck). Pada saat makan malam, dengan keberaniannya gadis kecil itu menanyakan apakah Seung-jo percaya pada 'Love at first sight.' Tentu saja Seung-jo tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Kemudian gadis kecil itu kembali berkata bahwa ia percaya adanya 'Love at first sight' saat ini kemudian ia meminta satu hal pada Seung-jo : "Kakak! Tunggu aku 7 tahun lagi ya!" (wakkkkkk....dasar anak kecil)


Eun-jo merasa sedih. Ibu Eun-jo mencoba memberikannya semangat dan mengatakan bahwa betapa mengagumkannya Eun-jo, tapi tentu saja kata-kata itu tidak memberikan efek yang berarti pada Eun-jo. Ha-ni menanyakan pada Seung-jo apakah ia peduli bagaimana perasaan Eun-jo.


Ini memberikan kesempatan pada Ha-ni untuk mencurahkan segala isi hatinya tentang He-ra. Seung-jo tersenyum dan mengetahui hal itu. Ia bertanya pada Ha-ni apakah hal itu berkaitan antara masalah He-ra dan Eun-jo. Ha-ni menjawab bahwa keduanya adalah masalah yang sama.

Eun-jo marah terhadap Ha-ni saat Ha-ni datang untuk berbicara dengan Eun-jo. Eun-jo berkata bahwa semua ini adalah salah Ha-ni. Ha-ni mengerti dan ia menyadari bahwa semua ini adalah salahnya dan ia meminta maaf atas hal itu. Eun-jo berkata dengan kasar pada Ha-ni "Kau itu tahu apa?!"



Satu sisi Ha-ni mengetahui dengan sangat baik apa yang Eun-jo rasakan karena ia juga selalu merasakan hal itu. Yaitu perasaan saat dimana dirinya tidak diperdulikan oleh orang yang disukai dan hal itu sangat menyakitkan. Ha-ni menghembuskan nafas dan berkata, "Eun-jo, Aku berpikir saat dua orang yang satu sama lain saling mencintai pada saat yang bersamaan hal itu adalah sebuah keajaiban. Suatu hari, akankah keajaiban itu datang padaku."




Ha-ni mengatakan hal itu dengan sangat sedih. Ayahnya tidak sengaja mendengar ucapan Ha-ni dari dalam, dan ia merasa gelisah. Kemudian ayah Ha-ni berpikir untuk segera menelpon Jun-gu. Ia menanyakan apakah Jun-gu sangat mencintai Ha-ni. Jun-gu menjelaskan bahwa ketika dia mendapatkan masalah dan dijauhi oleh anak anak lain, cuma Ha-ni yang selalu menemani dan menjadi teman terbaiknya. Terdengar sangat sedih saat Jun-gu berkata bahwa saat anak-anak lain belajar di kampus, tapi Jun-gu hanya bisa bekerja di restaurant. Jun-gu berkata hal itu tidak mengapa, karena ia bertekad untuk membangun hidupnya lebih baik lagi agar dia dapat segera melamar Ha-ni. (Sweet)

Seung-jo mengajak He-ra untuk mengerjakan tugas bersama di rumahnya. Seung-jo mengajak He-ra menuju ke kamarnya. Untuk mengambil beberapa buku yang mereka butuhkan. Ha-ni diam-diam memperhatikan mereka. Ha-ni sangat khawatir dengan apa yang dilakukan Seung-jo dan He-ra di dalam kamar sehingga ia menunggu dan mengawasi mereka di balkon kamar Seung-jo. 


Ha-ni diam-diam memperhatikan mereka. Ha-ni sangat khawatir dengan apa yang dilakukan Seung-jo dan He-ra di dalam kamar sehingga ia menunggu dan mengawasi mereka di balkon kamar Seung-jo. Ha-ni yang bersembunyi di balkon mendengar He-ra berkata "Aku dengar di negara Barat, jika seorang gadis datang ke rumah seorang pria, maka itu artinya sang gadis setuju untuk menghabiskan malam dengan pria itu". Ha-ni kaget mendengarnya. Seung-jo tetap cuek dan berkata "Sebaiknya kita segera menyelesaikan tugas ini".




Projek tugas yang mereka kerjakan adalah mengenai budaya dan inti pokoknya adalah tentang filosofi dari Nietzsche's ideas. He-ra memiliki ide untuk menggunakan sebuah kamera untuk membantu tugas mereka kali ini, ketimbang menggunakan tulisan.


Ha-ni memperhatikan Seung-jo yang sedang serius mengerjakan tugas itu, Seung-jo terlihat sangat menikmati moment itu. Ha-ni tidak pernah melihat Seung-jo seperti itu sebelumnya


Ibu Seung-jo kembali ke rumah dan Eun-jo mengatakan bahwa teman Seung-jo sangat cantik. Ibu Seung-jo segera teringat sesuatu, ia pikir itu pasti saingannya Ha-ni dan pasti Ha-ni saat ini sedang patah hati. Oleh sebab itu, Ibu Seung-jo bersikap acuh tak acuh kepada He-ra


Ha-ni menceritakan isi hatinya pada ayahnya. Karena tidak ingin Ha-ni patah hati, Ayah memutuskan bahwa ini saatnya untuk mereka pindah dari rumah Keluarga Seung-jo. Ayah Ha-ni memutuskan hal ini dengan berat hati, ia tidak ingin anaknya terluka lagi


Ibu Seung-jo tidak ingin Ha-ni pindah dari rumah mereka. Mereka berkata bahwa mereka sungguh-sungguh ingin Ha-ni tinggal di rumah mereka. Tapi Ayah Ha-ni menjawab bahwa dengan perginya mereka dari rumah ini, akan membantu Ha-ni dari keterputus asaannya pada Seung-jo. Mereka semua tahu bahwa Seung-jo tidak tertarik pada Ha-ni.


Ibu Seung-jo tetep keukeuh bahwa suatu hari Seung-jo akan menyukai Ha-ni. Ibu Seung-jo berkata bahwa mereka sangat ingin Ha-ni menjadi bagian dari keluarga mereka. Ibu Seung-jo sangat menyayangi Ha-ni dan sifat cerianya.

Tanpa disengaja, Eun-jo mendengar pembicaraan itu. Ia kemudian pergi menemui Seung-jo dan memberitahu bahwa Ha-ni akan pergi, ia berkata "bukankah ini suatu berita baik? Sejak ia datang kesini, ia selalu membuat kekacauan". Seung-jo kaget mendengar hal itu.


Mendengar hal itu, Seung jo menuju ke kamar Ha-ni untuk menanyakan apakah ia benar-benar akan pergi dari rumah ini. Seung jo hanya berkata "Well, Akhirnya aku akan kembali hidup normal."

Dengan sedih, She says she hopes so. Seung jo meninggalkan Ha-ni dengan kata "Have a nice life." terlihat kekecewaan di wajah Seung jo.

Kemudian, hari berikutnya adalah hari dimana saatnya Ha-ni dan ayahnya pergi meninggalkan rumah Seung jo dan ini menjadi hari yang menyedihkan terutama bagi Ibu Seung jo.



Ha-ni berterimakasih kepada Ibu Seung jo atas segala rasa sayang yang telah ia berikan pada Hani -dari mulai membelikan pizza untuk teman-teman sekelasnya dan mengundang teman-temannya untuk piknik keluarga-. Ha-ni berkta bahwa Ibu Seung jo adalah seorang ibu yang sangat mengagumkan.


Sedangkan Seung jo, ia berusaha untuk tidak terlihat sedih. Beberapa kali ia terlihat mengalihkan pandangannya dari Ha-ni.

Setelah Ha-ni pergi, Eun jo bergembira menuju kamarnya. Sedangkan Ibu seung jo masih sangat sedih, ia menyalahkan Seung jo bahwa semuanya adalah salahnya yang telah membuat Ha-ni pergi. Seung jo tidak tahu harus berbuat apa, ia menuju ke kamar bekas Ha-ni tinggal. Ia menatap ke sekeliling, ruangan itu telah menjadi kosong. Dan ia menemukan boneka milik Ha-ni yang pernah Seung jo berikan padanya. Ha-ni telah meninggalkan boneka itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar