Selasa, 23 November 2010

Playful Kiss Episode 8


Pembukaan pertama dari episode kali ini adalah flashback tentang semua hal besar dan kecil yang dialami antara  Seung jo dan Ha-ni. Ha-ni berkata bahwa masa kejayaannya di SMA telah berakhir dan sekarang ia telah memasuki usia 20 tahun. Dia ingat saat ia SMA,semua kejayaan yang ia miliki adalah karena Baek Seung-jo.

Ha-ni berkata walaupun semua hal itu sangat sulit dan menyakitkan karena Seung-jo yang beberapa kali menolaknya, tapi Ha-ni tidak dapat mengontrol hatinya. Ha-ni adalah bintang kecil yang selalu mengejar Seung-jo. Dan akhirnya Ha-ni berkata bahwa sekarang saatnya dirinya melupakan Seung-jo dan mengeluarkan Seung-jo dari hatinya.


Setelah pindah dari rumah Seung-jo, Ha-ni dan ayahnya tinggal dibangunan diatas restaurant mereka. Ayah Ha-ni  datang ke kamar Ha-ni untuk melihat keadaannya. Saat ayahnya datang, Ha-ni tengah merenung dan menatap keluar dari  jendela. Ayah Ha-ni berkata bahwa Ha-ni harus bersabar sampai rumah barunya siap untuk ditempati. Tapi, Ha-ni  berkata dengan lembut pada ayahnya, bahwa ia menyukai tempat ini, para tetangga sangat dekat satu sama lain dan ini sangat nyaman.


 Ha-ni turun ke lantai bawah untuk makan, dan Jun-gu senang sekali melihat Ha-ni datang. Jun-gu menyiapkan makanan untuk Ha-ni. (Jun-gu mang baek banget....cintanya ma Ha-ni besar banget...pengeeeeeen.....)


Di rumah Seung-jo. Ibu Seung-jo masih sangat sedih atas perginya Ha-ni dari rumahnya. Ia terlihat sangat lesu. Seung-jo datang untuk mengajak ibunya makan, Ibu Seung-jo menjawab bahwa ia tidak nafsu makan. Melihat hal itu, Seung-jo menyarankan ibunya untuk keluar rumah dan bertemu teman-temannya untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan. Ibu Seung-jo menjawab bahwa tidak ada yang ingin ia lakukan, dan tidak ada yang membuatnya senang lagi setelah kepergian Ha-ni.


Ibu Seung-jo menanyakan bagaimana keadaannya, Seung-jo menjawab bahwa dirinya baik-baik saja, dan ia merasa sangat nyaman setelah Ha-ni pergi karena semuanya terlihat sangat damai. Mendengar hal itu, Ibu Seung-jo berkata bahwa yang dimaksud damai oleh Seung-jo adalah tidak ada hal yang diluar dari kebiasaan dan semuanya dibawah kontrol Seung-jo. Tetapi, bukankah itu yang membuat Seung-jo merasa bosan dan memilih untuk melanjutkan ke Parang University (Parang?) dari pada ke universitas unggulan. Ibu Seung-jo menegaskan bahwa sebenarnya Seung-jo bosan dengan kehidupannya yang damai (atau cenderung kesepian?)

Ayah Ha-ni dan Jun-gu merasa sangat khawatir melihat Ha-ni yang selalu murung. Kemudian Jun-gu berinisiatif untuk mengajak Ha-ni kencan dan berjanji pada Ayah Ha-ni bahwa ia akan mengembalikan senyum dan keceriaan Ha-ni.  Jun-gu menelpon Ha-ni untuk memberitahukan rencananya tapi Ha-ni tak kunjung juga mengangkat telepon dari Jun-gu. Dan hasilnya Jun-gu merasa sangat sedih.

Eun-jo memberitahukan pada Seung-jo bahwa ayahnya telah memutuskan agar keduanya membantu  membereskan rumah (ibu mereka benar-benar masih depresi karena kepergian Ha-ni). Seung-jo melepas jaketnya dan ia kembali teringat dengan kado dari Ha-ni, sebuah sendok garpu yang diberikan Ha-ni saat hendak ujian masuk universitas.


Ha-ni memberitahukan pada teman-temannya bahwa dia telah membuat untuk berhenti mencintai dan menyukai Seung-jo.



Ha-ni khawatir ia akan bertemu Seung-jo di kafe tapi teman-temannya berkata bahwa ia harus membiasakan hal itu.

Saat berada di kafe, tiba-tiba semua orang melihat ke arah Ha-ni. Dan mereka sangat penasaran sebenarnya apa yang  sedang terjadi? Sampai mereka tahu penyebab hal itu karena Jun-gu menempelkan sebuah pemberitahuan di kafe bahwa Ha-ni tengah patah hati karena Seung-jo (niat Joon Gu sebenernya baik, dia cuma pingin semua orang merasa kasihan ke Ha-ni dan marah ke Seung-jo, tapi sayangnya Jun-gu terlalu berlebihan)


Seung-jo dan He-ra menuju kafe. Melihat apa yang sedang terjadi, He-ra merasa senang karena peristiwa kekanak-kanakan ini akan mengganggu Seung-jo. He-ra berpikir bahwa Seung-jo akan merasa terganggu terhadap apa yang  terjadi saat ini. Tapi, ternyata, Seung-jo hanya membaca sekilas pengumuman yang dibuat Jun-gu kemudian dengan cepat mengabaikannya. 


Ha-ni berkata pada Seung-jo bahwa saat ini dan seterusnya, Ha-ni tidak memiliki hubungan apapun dengan Seung-jo. Terlebih lagi setelah mereka tidak tinggal satu atap lagi. Seung-jo berkata bahwa ia pun menganggap Ha-ni sebagai orang asing.

Ha-ni terengah-engah karena sudah beberapa kali ia tidak dapat memukul bola dengan baik. Ketika Ha-ni kembali ke ruang club, Ha-ni bertemu dengan Seung jo yang sedang duduk dan ia kaget.


Kyung-soo datang,ia memberitahukan pada Seung-jo untuk datang ke klub minggu depan karena ada pertandingan dan ada pelatihan selama 3 hari 2 malam dan tentu saja Seung-jo harus ikut. 




Seung-jo yang merasa anggota istimewa di klub itu menolaknya. Kemudian Kyung-soo memutuskan untuk mengadakan pertandingan tennis. Seung-jo dan Ha-ni akan berada dalam satu team, melawan Kyung-soo dan  He-ra. Bila Seung-jo dan Ha-ni menang melawan Kyung-soo dan He-ra, maka Seung-jo dapat menolak pemintaan itu.

Daaaaan..... Ternyata Ibunya Seung-jo tahu kalau Seung-jo dan Ha-ni akan dipasangkan dalam satu team. 




Dengan tekad yang bulat, Ibu Seung-jo berkunjung ke kampus dan mencoba untuk menemukan ruang klub tennis. Saat berada di kampus, Ibu Seung-jo bertemu dengan para mahasiswa-mahasiswi.

Sampai akhirnya Ibu Seung-jo menanyakan tentang Oh Ha-ni kepada salah satu dari mereka. Tentu saja mereka tahu tentang Ha-ni, pengumuman yang dibuat oleh Jun-gu di kafetaria udah berhasil membuat Ha-ni dikenal di area kampus. Salah satu mahasiswa itu berkata pada Ibu Seung-jo bahwa mereka mengetahui tentang Ha-ni karena poster yang terpampang di kafe, poster yang isinya tentang putusnya hubungan Oh Ha-ni dan Baek Seung-jo. Ibu Seung-jo langsung berkata bahwa Seung-jo dan Ha-ni tidak putus, malah  
mereka semakin romantis. Ibu Seung-jo menyuruh mahasiswa itu untuk menyebarkan berita itu di kampus.




Sampai akhirnya Ibu Seung-jo bertemu dengan kedua sahabat Ha-ni. Keduanya berkata bahwa mereka sangat berharap bahwa Ha-ni dan Seung-jo dapat lebih dekat lagi setelah mereka berciuman sebelumnya. Berciuman? Ibu Seung-jo merasa senang sekali mendengar bahwa Seung-jo dan Ha-ni telah berciuman. Dan Ibu Seung-jo berharap agar ia dapat membawa Ha-ni kembali ke rumahnya. Kelak ia tidak akan memperdulikan perkataan Seung-jo tentang hal buruk apapun mengenai Ha-ni.

Pertandingan dimulai, Ha-ni dan Seung-jo bermain dengan gigih, tapi hasilnya mereka tetap saja kalah. Tentu saja penyebab kekalahan itu adalah karena permainan Ha-ni yang sangat buruk. Bahkan permainan tenis Seung-jo yang di atas rata-rata pun tidak dapat menutupi permainan tennis Ha-ni yang buruk. Seung-jo mengucapkan terimakasih kepada Ha-ni yang telah membuatnya kalah kali ini. Seung-jo berkata bahwa ini adalah pertama kalinya ia kehilangan segalanya.


Seung-jo yang tidak terima ia kalah mengajukan permintaan untuk melakukan petandingan ulang. Kyung-soo mengatakan bahwa mereka akan mengadakan pertandingan ulang minggu depan, jadi Seung-jo memiliki sedikit waktu untuk melatih kemampuan tennis Ha-ni yang sangat buruk.


Mendengar hal itu, Ha-ni berlari ke arah Seung-jo. Seung-jo berkata pada Ha-ni bahwa Ha-ni hanya diberi waktu seminggu untuk menjadi lebih baik. Ha-ni berkata bahwa ia tidak yakin ia dapat melakukan hal itu. Ha-ni merasa tidak mampu melakukan hal itu dalam jangka waktu yang pendek. Seung-jo mengingatkan Ha-ni pada masa SMA, saat Ha-ni mendapatkan peringkat yang bagus di SMA dulu karena Seung-jo yang mengajarinya.

Ha-ni berlatih dengan giat. Dan Seung-jo membantunya. Malam hari mereka masih latihan dan Ha-ni kelelahan karnanya. Seung-jo mengajari Ha-ni memegang raket dengan benar. Hal itu membuat Ha-ni deg-degan karna Seung-jo menggenggam tangan Ha-ni.



He-ra mengatakan kepada Seung-jo bahwa Ha-ni telah bekerja keras untuk latihan tapi  
apakah mungkin ia akan berhasil hanya dalam jangka waktu yang pendek. Seung-jo tidak berpikir demikian, ia hanya fokus pada gerakan gerakan Ha-ni yang terlihat lucu.


Di rumah, Ha-ni tetap saja berlatih agar keterampilan bermain tenisnya bertambah. Mengetahui bahwa Ha-ni akan mengadakan pertandingan ulang dan berada satu dengan Seung-jo, tentu saja hal itu membuat Jun-gu khawatir. Jun-gu meminta izin untuk tidak bekerja di restaurant ayah Ha-ni. Jun-gu mengatakan bahwa ia akan mengikuti Ha-ni dan mengawasi keadaannya.

Ayah Ha-ni marah mendengar pernyataan Jun-gu. Ayah Ha-ni berkata bahwa mulai saat ini Jun-gu tidak boleh mengikuti Ha-ni kemanapun ia pergi. 


Ketika Ha-ni pergi untuk mengikuti pertandingan ulang, Jun-gu berlari mengejarnya kemudian menghentikan Ha-ni. Jun-gu memberikan kotak makan siang special untuk Ha-ni. Dan Jun-gu berkata dengan serius bahwa ia akan menjadi sebuah rumah untuk Ha-ni. Ha-ni dapat datang kepadanya kapanpun ia mau, mungkin di saat Ha-ni lelah dan letih atau ketika Ha-ni kesepian dan sedih.




Ibu Seung-jo mengunjungi restaurant Ayah Ha-ni dengan mengendarai sepeda. Ibu Seung-jo bertanya apakah mereka menikmati hidup mereka saat ini. Ibu Seung-jo menceritakan bahwa sebelum mereka pergi dari rumahnya, Ibu Seung-jo merasa sangat senang karena ia dapat seharian berada di rumah. Sedangkan saat ini tidak seperti itu lagi, kedua anaknya sangat penurut dan itu sangat membosankan sedangkan suaminya selalu telat bekerja. Sebenarnya Ibu Seung jo membuat nyaman dirinya sendiri di rumahnya, kalau tidak seperti itu rumahnya akan sangat membosankan.




Ibu Seung jo berkata bahwa sebenarnya Seung jo dan Ha-ni adalah pasangan yang serasi. Mereka berdua saling melengkapi satu sama lain dalam kekuatan dan kelemahan. Ibu Seung-jo merasa bahwa Ha-ni pasti merasa kesepian saat ini. Ayah Ha-ni membenarkan hal itu dan Ayah Ha-ni khawatir bila Seung-jo sudah memiliki kekasih di kampus dan hal itu akan sangat membuat Ha-ni sakit hati. Jadi, mereka memutuskan untuk pindah dari rumah keluarga Seung-jo untuk menghindari hal itu terjadi.

Kyung-su berkata bahwa Ha-ni tidak perlu datang di malam hari untuk latihan. Ha-ni adalah anggota regular, dia perlu ikut makan malam dengan anggota club yang lain setiap malam. Kyung-su menyarankan Ha-ni untuk bersenang-senang. Seung-jo berpikir lain, ia mengira bahwa Kyung-su mencoba untuk mencegah Ha-ni untuk berlatih.

Ha-ni mencoba untuk membuat hidangan untuk makan malam klub, tapi sayangnya kemampuan memasak Ha-ni sama buruknya dengan kemampuan bermain tenisnya. Oleh karena itu Ha-ni meminta Seung-jo untuk membantunya memasak. Ha-ni berjanji bahwa secepat mungkin hidangan ini siap, secepat itu pula ia akan berlatih bersama Seung-jo. Akhirnya Seung-jo memasak bersama Ha-ni.(Seung-jo memang perfect, ehm.. pelajaran Ok,  masak pun bisa. mantaph..)


Semua orang merasa terkesima dengan hidangan makanan yang disiapkan Ha-ni. Mereka mengira hidangan tersebut benar-benar buatan Ha-ni. Seung-jo hanya tersenyum melihat anggota club memuji kemampuan masak Ha-ni. Ha-ni menepati janjinya, mereka akan langsung berlatih tennis bila masakan telah selesai dibuat.


Di rumah Seung-jo, Ibu Seung-jo dan Ayah Seung-jo membicarakan tentang Ha-ni dan Seung-jo. Ibu Seung-jo berkata, apakah dengan adanya pertandingan itu Seung-jo dan Ha-ni akan kembali dekat. Dan Ayah Seung-jo berkata bahwa rumah ini menjadi sangat sepi sekali setelah ditinggalkan pergi oleh Ha-ni. Mereka berdua memutuskan untuk meminta Ha-ni dan Ayahnya kembali tinggal di rumah mereka. Tapi Eun-jo bilang, ia tak mau menyerahkan kamarnya begitu saja pada Ha-ni.


Seung-jo dan Ha-ni latihan lagi. Saat latihan, Seung jo terus memaksa Ha-ni terus berlatih meskipun Ha-ni tampak kelelahan. Ha-ni mulai mendapatkan semangatnya lagi dan ia semakin bersemangat saat berhasil memukul bola. Seung-jo diam-diam melihat Ha-ni dan ia pun ikut tersenyum.




Kasihan Jun-gu, ia berusaha menghubungi Ha-ni tapi tidak ada balasan dari Ha-ni. Jun-gu memaksakan senyum saat ia melihat foto Ha-ni di handphonenya.


Di malam berikutnya Seung-jo tidak membantu Ha-ni untuk membuat makan malam seperti malam kemarin. Alhasil Ha-ni bekerja sendiri dan daging panggang gosong pun jadi hidangan malam itu. Ha-ni meminta maaf dan berkata bahwa makan malam kemarin itu adalah buatan Seung jo bukan buatan dirinya.


Saat makan malam selesai, He-ra berbisik pada Seung-jo dan berjalan keluar. Kemudian Seung-jo mengikutinya. 




Mereka duduk di taman. He-ra mencoba untuk memulai pembicaraan. He-ra berkata kepada Seung-jo bahwa ia menyukainya dan He-ra menanyakan apa pendapat Seung-jo tentang He-ra. Dan ternyata diam-diam Ha-ni mendengar pembicaraan itu. Ha-ni bersembunyikan dibalik tembok tak jauh dari tempat Seung-jo dan He-ra mengobrol. Ternyata bukan Ha-ni saja yang merasa penasaran dengan hubungan Seung-jo dan He-ra, Kyung-su yang juga sangat menyukai He-ra ingin mengetahui apa yang terjadi.



Kedatangan Kyung-su membuat sedikit kegaduhan, well tentu saja Seung-jo dan He-ra dapat mendengar kegaduhan itu. Seung-jo berjalan ke arah Ha-ni dan Kyung-su untuk mengetahui apa yang terjadi.


Seung jo melihat Ha-ni dan Kyung-su, kemudian Seung-jo menarik Ha-ni dan berkata bahwa mereka harus segera berlatih. Seung-jo sama sekali tidak merespon pertanyaan dari He-ra. He-ra jelas kecewa karnanya. 


Di pagi berikutnya, Seung-jo tersenyum senang karena akhirnya kemampuan tenis Ha-ni sudah bertambah baik. Ha-ni sudah bisa melakukan serves bola beberapa kali.
Ha-ni dapat melakukan server dengan baik, ia merasa sangat senang. Ha-ni meluapkan kesenangannya dengan berloncat-loncat dan akhirnya ia tergelincir dan jatuh. Kakinya terkilir di bagian pergelangan kaki. Seung-jo segera datang dan memuji kemampuan tenis Ha-ni yang semakin membaik. Pujian Seung-jo membuat Ha-ni sangat senang bukan kepalang. Ha-ni telah bekerja keras untuk dapat melakukan hal ini hanya untuk melihat Seung-jo tersenyum kepadanya.



Seung-jo berkata bahwa kaki Ha-ni terkilir dan ia harus segera di obati. Hal ini dapat menyebabkan batalnya pertandingan yang telah disepakati. Mengetahui hal itu, Ha-ni langsung meminta maaf kepada Seung-jo. Dan jawaban diplomatis Seung-jo adalah ia tidak lagi memikirkan tentang kemenangan pertandingan itu.

Seung-jo membantu Ha-ni untuk berdiri dan langsung menggendongnya. Kyung-su berkata bahwa Seung-jo masih harus bertanding dengannya. Seung-jo berkata bahwa pertandingan dapat ditunda di lain waktu. Seung-jo langsung membawa Ha-ni pergi dan ia tersenyum manis. Suatu keajaiban bagi Ha-ni bisa seperti ini.


Jun-gu merubah penampilannya dan orang-orang di restoran memuji penampilan barunya. Bahkan Ayah Ha-ni juga memuji penampilan baru Jun-gu. Jun-gu bilang bahwa ia melakukan semua ini untuk Ha-ni.(untuk lebih menarik perhatian Ha-ni tentunya...ckckckck)




Ada taksi yang berhenti tepat di depan restoran. Kemudian turunlah Seung-jo dan Ha-ni dari dalam taksi itu. Semuanya kaget melihat Ha-ni yang kesakitan. Seung-jo menjelaskan bahwa Ha-ni terjatuh saat latihan dan mungkin karna lukanya yang dulu saat kecelakaan maka sekarang jadi tambah parah. Ayah Ha-ni mengucapkan terimakasih karna Seung-jo sudah mau mengantar Ha-ni pulang.


Sekilas Seung-jo melihat Jun-gu dan berkomentar kalau Jun-gu sedikit berubah. Jun-gu sedikit tersinggung dan marah pada Seung-jo. Jun-gu bilang, pasti gara-gara Seung-jo jadi Ha-ni terjatuh. Ha-ni membela Seung-jo, Jun-gu kecewa karnanya dan pergi begitu saja tanpa berkata apa-apa.



Malam harinya, Jun-gu minum dengan Min-ah dan Ju-ri. Ju-ri bertanya, apa Ha-ni tak menanyakan tentang perubahan penampilan Jun-gu?. Jun-gu hanya mengangguk. Min-ah dan Ju-ri menghibur Jun-gu dengan mengatakan kalau gaya rambut Jun-gu yang baru sangat bagus. Jun-gu benar-benar kecewa karna hal ini. Jun-gu sedih, ia mengenang masa-masa SMAnya, semua yang ia lakukan hanya untuk Ha-ni.




Tanpa sengaja Ha-ni mendengar He-ra sedang mengajak Seung-jo untuk menonton. Ha-ni berpikir bahwa semua keinginan He-ra untuk berkencan dengan Seung-jo akan segera terwujud. Pasti bukan hanya menonton tapi juga pergi berbelanja dan minum kopi bersama. Semua keinginan He-ra terwujud.


Akhirnya Ha-ni memutuskan untuk mengikuti mereka berdua. Ha-ni penasaran dan khawatir apa saja yang akan mereka berdua lakukan. Agar tidak diketahui siapapun, Ha-ni menutup kepalanya dengan scraf dan memakai kaca mata besar.  

Dan ternyata, bukan hanya Ha-ni saja yang ingin tau apa yang sebenarnya terjadi antara Seung-jo dan He-ra, tapi Kyung-soo pun ikut menguntit mereka. Akhirnya Ha-ni dan Kyung-su sepakat untuk mengikuti Seung-jo dan He-ra bersama-sama.


Ha-ni dan Kyung-soo masuk ke bioskop, mereka berdua duduk di belakang Seung-jo dan He-ra. Mereka nonton filmnya Park Shin Hye yang baru 'Cyrano Dating Agency' (ikut nonton dunk....hehehehe)


Setelah film selesai, mereka keluar dari gedung teater bersama-sama. Dan saat itu juga Ha-ni memutuskan untuk tidak mengikuti Seung-jo dan He-ra lagi. Ia mengatakan pada Kyung-su bahwa ia tidak ingin mengikuti kencan mereka, karena hal itu hanya membuat hatinya sakit. Kyung-su terus mengajak Ha-ni untuk mengikuti Seung-jo dan He-ra. Ha-ni tetap menolak dan berkata "Apa salahnya jika mereka saling menyukai? Tak ada yang bisa kita lakukan lagi". Kyung-su brtanya, kenapa Ha-ni menyerah begitu saja. "Aku hanya tak ingin berbuat bodoh lagi", jawab Ha-ni.


Ha-ni berjalan pergi dan tak sengaja menabrak seorang laki-laki yang membawa es krim sehingga es krim nya jatuh membasahi kemeja laki-laki itu. Kyung-su membantu Ha-ni. Laki-laki itu tidak terima jas mahalnya kotor, ia meminta ganti rugi pada Kyung-su dan mulai mengancamnya. Ha-ni mencoba menolong Kyung-su, tapi ia malah didorong oleh laki-laki itu hingga jatuh. 




Seung-jo datang menghampiri Ha-ni dan berkata apakah Ha-ni baik-baik saja. he-ra yang datang belakangan bingung melihat kegaduhan yang terjadi. Ternyata laki-laki itu punya geng. Seung-jo memberi sinyal kepada Kyung-su untuk segera kabur. 


Seung-jo berlari menarik Ha-ni ke arah kanan, sedangkan Kyung-su menarik He-ra dan kabur ke arah kanan.


 
Bersambung...........



Tidak ada komentar:

Posting Komentar