Sabtu, 01 Januari 2011

Haeundae Episode 1


TIDAL WAVE 

Haeundae (해운대)

Hangul 해운대
Directed by Yun Je-kyun
Studio Dusabu Film CJ Entertainment
Distributed by CJ Entertainment
Release date(s) 22 July 2009
Country South Korea
Language Korean
Budget US$16 million
Admissions 11,301,649

CAST
§ Sol Kyung-gu ... Choi Man-sik
§ Ha Ji-won ... Kang Yeon-hee
§ Park Jung-hun ... Kim Hwi
§ Uhm Jung-hwa ... Lee Yu-jin
§ Lee Min-ki ... Choi Hyeong-sik
§ Kang Ye-won ... Kim Hee-mi
§ Kim In-kwon ... Oh Dong-chun
§ Song Jae-ho (송재호)…Eok-jo (억조)
§ Kim Yu-jeong (김유정)…Ji-min (지민)
§ Cheon Po-geun (전보근).....Seung-hyeon (승현)


SINOPSIS

Natal, 2004 Samudra Hindia, dekat Indonesia. Ada sebuah kapal nelayan Korea yang sedang mencari ikan terjebak di tengah lautan. Ada seorang awak kapal yang tertimpa tempat ikan dan salah seorang dari mereka membantu awak kapal itu untuk lepas dari tindihan tempat ikan itu. Tapi sayang, usahanya dan teman-temannya untuk membantu sia-sia.

Sementara itu, keluarga mereka di darat mencemaskan mereka semua. Lalu mereka dengar kabar bahwa tim SAR sudah menemukan kapal mereka dan semuanya selamat. Tentu saja mereka gembira mendengarnya termasuk salah seorang gadis bernama Yeon-hee, tanpa dia tahu bahwa ayahnya tak bisa diselamatkan karna tertimpa tempat ikan.


Tim SAR berusaha mengangkut semua awak yang masih tersisa, Man-sik masih berusaha untuk menyelamatkan ayah Yeon-hee. Tapi ayah Yeon-hee sudah pasrah. Ia minta Man-sik untuk segera pergi dari tempat itu dan meminta Man-sik untuk menjaga putrinya. Man-sik masih bersikeras untuk menyelamatkan ayah Yeon-hee hingga tim SAR akhirnya membawanya dengan paksa karna sebentar lagi tsunami bisa menggulung kapal mereka. Setelah semuanya minus ayah Yeon-hee ditolong, tsunami menenggelamkan kapal mereka dengan ayah Yeon-hee masih terperangkap di dalamnya.


Setelah tsunami, semua orang menyaksikan berita internasional tentang tsunami. “Tsunami sudah menewaskan ribuan banyak orang di Asia Tenggara. Berita selengkapnya akan di laporkan oleh koresponden kami” . “Penduduk mengungsi ketika gelombang raksasa sudah sampai di pesisir pantai. Setelah tsunami melanda, yang tertinggal hanyalah puing-puing dan mayat. Saat Jam 10 Malam, Gempa Bumi Berkekuatan8.9 SR Menghantam Dekat Pulau Sumatra. Gelombang air pasang juga menyebabkan kerusakan di India & Sri Langka”.


Sementara Yeon-hee menangis di pelukan orang yang selama ini dianggap paman olehnya, Eok-jo. Yeon-hee menangis karna kematian ayahnya dan Eok-jo berusaha menghibur sebisanya.

Lima tahun kemudian. Di pantai Haeundae, ada begitu banyak orang sedang berwisata disana.


Berita lokal. “Gempa di Jepang telah menyerang terutama di sisi timur,tapi sekarang terdeteksi lebih sering terjadi di sisi barat, dekat perbatasan kami”.


Sementara itu, Man-sik ada di rumah makan Yeon-hee bersama anaknya, Seung-hyeon. Ia sedang berusaha untuk melepas gigi Seung-hyeon Tiba-tiba adik Man-sik, Hyeong-sik datang dan meminta Yeon-hee memasakkan makanan. Tapi sayang Yeon-hee sedang keluar. Man-sik memukul dahi Seung-hyeon dan Seung-hyeon jatuh terjengkang ke belakang. Tentu saja Seung-hyeon nangis. Karna sakit dan karna giginya yang diikat ke tali tak juga lepas. Man-sik berjanji pada Seung-hyeon takkan mencoba melepaskan gigi Seung-hyeon lagi.


Tiba-tiba ada orang datang berteriak memanggil-manggil Man-sik. Ternyata Sang-ryeol, teman Man-sik. “Man-sik! Keluar sekarang!” teriak Sang-ryeol. “Apa?” tanya Man-sik bingung. “Yeon-hee!” kata Sang-ryeol yang terengah-engah karna habis berlari. “Ada apa dengan Yeon-hee?” tanya Man-sik lagi. “Keluarlah! Cepat!” perintah Sang-ryeol. Man-sik pun berlari dengan tergesa-gesa keluar tanpa menyadari ia masih memegang benang yang diikatkan pada gigi Seung-hyeon. Tentu saja gigi Seung-hyeon terlepas karnanya dan Seung-hyeon pun menangis dengan keras.

Ternyata Yeon-hee sedang bertengkar dengan ibu Man-sik. “Sudah kubilang padamu jangan berjualan disini! Aku katakan padamu dengan jelas! Minggirlah! Dimana kau akan menjual ikan itu? Di depan restoran seafood orang?” hardik Ibu Man-sik, Dong-chun, salah seorang teman Man-sik mencoba menengahi walaupun ia dalam keadaan setengah mabuk. “Kau benar. Apa yang kau lakukan? Apakah kau tidak akan minta maaf?” kata Dong-chun. “Kau tidak bisa berkata apa-apa, kan? Kau dapat mengatakan sesuatu untuk membela dirimu sendiri? Kenapa diam, tidak ada yang bisa kau katakan, kan? Anak yatim piatu selalu bersikap seperti itu” tambah Ibu Man-sik.


“Jangan bicara seperti itu” bela Dong-chun. “Beraninya kau menatapku seperti itu?” maki Ibu Man-sik. “Berhenti menatapnya” kata Dong-chun masih mencoba menenangkan, tapi Yeon-hee yang marah mendengar kata-kata Ibu Man-sik malah mendorong Dong-chun. “ Apa? Kau tahu aku benar kan!” tambah Ibu Man-sik lagi. “Kapan aku bersikap seperti itu?” kata Yeon-hee membela diri. “Berhenti membantah!" kata Dong-chun. "Apa yang baru saja kau katakan? Apa kau pernah memberi dukungan padaku saat orangtuaku meninggal?" teriak Yeon-hee tak terima. "Apa? Si brengsek ini tak mengerti juga. Katakan lagi!" teriak Ibu Man-sik.


"Hentikan, Bu! Yeon-hee, tenanglah!" Man-sik yang baru datang mencoba menengahi keduanya. "Apa kau yang mengijinkan dia berjualan disini? Kau brengsek! Dasar kau bodoh! Kau Adalah kepala Asosiasi Kemakmuran! Kenapa kau selalu berada di sisinya? Itu sebabnya dia bertindak seperti ini!" teriak Ibu Man-sik. "Bukan Seperti itu" kata Man-sik. "Apa maksudmu, bukan itu?Aku tidak akan tahan lagi dengan semua ini!Ayo kita selesaikan sampai akhir" teriak Ibu Man-sik sambil menjambak rambut Yeon-hee. Tentu saja Yeon-hee tak terima dengan perlakuan Ibu Man-sik. Walaupun Man-sik,Sang-ryeol dan Dong-chun berusaha melerai, tetap saja mereka berkelahi.


"Sudah kubilang padamu jangan berjualan di area ini. Apa kata orang kalau melihatmu berjualan barang yang sama di depan toko mereka. Apa menurutmu hal itu takkan mempengaruhi reputasiku? Bagaimanapun, kau harus tunjukkan rasa hormatmu pada orang yang lebih tua!" nasehat Man-sik saat ia mengantar Yeon-hee pulang. "Ibumu juga harus tahu bagaimana seharusnya bersikap!" kata Yeon-hee membela diri. "Yah, Aku tahu. Tapi meskipun aku ingin memberimu beberapa kemudahan..." Man-sik belum sempat meneruskan kata-katanya karna dipotong oleh Yeon-hee. "Aku tak pernah meminta bantuanmu" kata Yeon-hee. "Bukan itu maksudku. Dasar keras kepala" kata Man-sik. Yeon-hee segera berjalan dengan cepat meninggalkan Man-sik.


Sementara itu, Eok-jo sedang bersama orang-orang yang hendak mengembangkan daerah itu sebagai kawasan wisata internasional. Yeon-hee menyapa Eok-jo. Sedangkan Man-sik yang masih sedarah, karna Eok-jo adik ayahnya, malah meludah ketemu dengan Eok-jo. Tak berapa lama setelah melewati Man-sik, Eok-jo dilempar telur oleh seseorang. "Hei, Kau brengsek! Kau sudah punya ber ton-ton uang, sekarang kau ingin menghancurkan tempat ini!" teriak orang itu. Anak buah Eok-jo segera beraksi menahan orang yang tadi melempar telur yang terus saja meronta dan berteriak minta dilepaskan.

Di Kantor BMG nya Korea, para pakar sedang berdebat tentang mega tsunami yang dikemukakan oleh Doktor Kim. Semua orang bilang kalau pemikiran Doktor Kim itu tak masuk di akal. Doktor Kim bilang Mega-tsunami terjadi bukan layaknya tsunami biasa. Mega-tsunami terjadi karna adanya pulau yang runtuh dan runtuhannya akan masuk ke laut sehingga menyebabkan gelombang besar yang diperkirakan lebih besar dari tsunami. Yang lain minta Doktor Kim untuk tidak mengatakan hal itu karna akan membuat publik gelisah.

Semua orang bilang kalau pemikiran Doktor Kim itu aneh. Tak masuk di akal dan tak mungkin terjadi. Karna selama ini Korea selalu aman dari tsunami. Doktor Kim bilang, bencana takkan memberitahu kapan datangnya. Mereka bilang Korea itu aman dari gempa. Doktor Kim bertanya, berapa banyak gempa di atas 3,0 SR yang terjadi dalam setahun. Doktor Kim memperhatikan seorang wanita yang baru masuk ke ruangan itu. "Gempa yang terjadi dalam 1 tahun Rata-rata 30 kali! Itu yang kau sebut dengan zona aman gempa bumi?" kata Doktor Kim. Pakar lain mengatakan hal itu kemungkinannya sangat samar. Tapi Doktor Kim bersikeras kemungkinan hal itu bisa terjadi disini!. Doktor Kim menjawab, yang dimaksudnya, setidaknya secepatnya dibuat sebuah komite untuk menyelidiki terjadi atau tidak Mega-tsunami itu!

Doktor Kim duduk di lobi kantor dengan seorang wanita yang tadi diperhatikannya di dalam rapat. "Harusnya kau menikah dengan gempa bumi-mu, bukan denganku" kata wanita itu yang ternyata mantan istri Doktor Kim, Yu-jin. "Kapan kau kembali ke negara ini?" tanya Doktor Kim. "Apa kau sebenarnya pernah tertarik padaku?" tanya Yu-jin lagi. "Kapan kau sampai sini?" tanya Doktor Kim lagi karna pertanyaannya tadi tak dihiraukan oleh Yu-jin. "Tahun lalu" jawab Yu-jin singkat. "Setidaknya kau bisa menelponku" kata Doktor Kim lagi. "Oh, apa kau tak sibuk?" sindir Yu-jin. "Kau tak berubah sedikitpun" kata Prof. Kim. "Kau sudah tahu aku sejak dulu" jawab Yu-jin. ".Kudengar kau bertanggung jawab atas Pameran Kebudayaan Haeundae. Kau benar-benar orang yang kompeten. Bagaimana Ji-min?" tanya Doktor Kim lagi. "Sekarang kau bertanya! Dia akan naik kelas 3 tahun depan" jawab Yu-jin ketus.


Seorang gadis kecil menghampiri Doktor Kim dan Yu-jin. "Mama!" panggil anak kecil itu. "Ji-min!" kata Yu-jin. "Siapa dia?" tanya Ji-min pada mamanya. "Ini doktor yang mama kenal. Ucapkan salam" kata Yu-jin pada putrinya. "Apa kabar" sapa Ji-min pada Doktor Kim. "Ji-min, pergilah dan tunggu di mobil dengan Hae-chan" perintah Yu-jin. "Sampai jumpa" pamit Ji-min pada Doktor Kim. Ji-min menghampiri Hae-chan, kemudian Hae-chan menggendong Ji-min dan memberi salam pada Doktor Kim. "Dia hanya seseorang yang ku kenal saat aku pulang dari Amerika. Kami tidak hidup bersama atau apapun. Aku tak pernah bicara tentangmu pada Ji-min. Mungkin ini yang terbaik. Tak perlu membuatnya bingung. Kuharap kau mengerti. Lebih baik aku pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik" kata Yu-jin panjang lebar. "Oke" jawab Doktor Kim tak bersemangat.


Sementara itu di pantai Haeundae, tiga orang gadis sedang liburan disana. Yang satu sedang santai, satunya lagi sedang berjemur sambil pamer tubuhnya yang seksi, yang satu lagi malah asyik ngerjain PR. "Orang aneh!" kata temannya yang sedang berjemur. "Kenapa kau tak belajar saja di rumah, daripada mengganggu liburan kami!" teriak temannya yang sedang santai.


"Singkirkan bukumu. Mereka akan segera menghampiri kita. Ini panas sekali" teriak teman yang sedang berjemur. "Berhenti berpose seperti itu! Biasa saja! Bagaimana kau bisa begitu bodoh?"Apa kau tak merasa orang-orang sedang memperhatikanku?" kata yang sedang berjemur. "Siapa?" tanya yang sedang santai. "Selesai!" teriak gadis yang dari tadi ngerjain PR. Namanya Hee-mi.


"Apa kalian hanya bertiga?" sapa seorang pemuda bernama Jun-ha yang menghampiri Hee-mi dan teman-temannya. Jun-ha juga datang bersama dua orang temannya. Jun-ha membawa mereka bertiga ke kapal pesiar miliknya.


"Bagaimana menurut kalian? Apakah ini cukup mengganti waktu kalian?" kata Jun-ha. Hee-mi sepertinya tak senang. "Aku orang ke berapa yang kau bawa dengan kapal pesiar-mu ini?" tanya Hee-mi ketus. "Kau yang pertama............yang sangat tidak sopan dan angkuh di atas kapal pesiar-ku" sindir Jun-ha. "Yah, kau sendiri juga tak begitu sopan" kata Hee-mi cuek. "Diam kau, brengsek! Apa kau mau mengajak kami berkeliling?" kata teman Hee-mi yang seksi n ganjen. "Tak seorangpun yang akan menolaknya" sambut teman Hee-mi yang gemuk.

Hee-mi keluar ke dek kapal. Sementara teman-temannya bersenang-senang di dalam ruangan kapal. Hee-mi naek ke bagian pinggir kapal dan hendak menyalakan rokok. Tapi ia terkejut karna api yang keluar dari lighter-nya begitu besar. Hee-mi yang terkejut pun jadi terjatuh ke laut. "Tolong!" teriak Hee-mi. Tapi tak seorangpun dari temannya yang mendengar karna mereka tengah bersenang-senang.

"Tolong! Siapa saja!" teriak Hee-mi. Sebuah boat penyelamat datang menghampiri Hee-mi. Ternyata boat itu di kemudikan oleh Hyeong-sik yang bekerja sebagai Tim SAR. "Tunggu sebentar!" teriak Hyeong-sik. Hyeong-sik melemparkan pelampung. Tapi malah mengenai mata kanan Hee-mi hingga membuat Hee-mi pingsan. Hyeong-sik pun segera terjun untuk menyelamatkan Hee-mi.



Hee-mi yang panik menjambak rambut Hyeong-sik yang berusaha untuk menyelamatkannya. Hyeong-sik yang ikut panik pun memukul Hee-mi hingga pingsan. Akhirnya Hee-mi yang pingsan bisa dibawa ke atas boat Hyeong-sik. Di atas boat, Hyeong-sik mencoba memberi nafas buatan untuk Hee-mi. Awalnya tak terjadi reaksi apapun. Kemudian, diusahanya yang kedua, Hyeong-sik yang memberikan nafas buatan untuk Hee-mi malah bibirnya digigit oleh Hee-mi yang tiba-tiba sadar. 

Lagi-lagi Hyeong-sik memukul Hee-mi hingga terjerembab dan membentur boat. Tapi itu malah membuat Hee-mi sadar. Hee-mi marah saat mendapati dirinya malah jadi luka disana-sini. Hyeong-sik mencoba menjelaskan kenapa ia melakukan hal itu pada Hee-mi. (ehm..ehm..hehehe......).


"Yeon-hee! Yeon-hee! Yeon-hee!" teriak Man-sik sambil melambaikan tangannya dari beranda rumahnya yang menghadap ke laut. Memanggil-manggil Yeon-hee yang baru saja pulang mencari ikan di laut. Yeon-hee pun tersenyum dan melambaikan tangannya pada Man-sik.


Man-sik pergi ke rumah Yeon-he dengan membopong satu tas plastik besar berisi sayuran. "Apa ini?" tanya Yeon-hee. "Ini semua sayuran yang sudah tak dipakai di rumah" jawab Man-sik. Sebenarnya Yeon-hee enggan selalu menerima pemberian Man-sik. Tapi Man-sik memaksanya.


Di BMG, Doktor Kim sedang mengamati sebuah foto. Foto dirinya bersama seorang balita, Ji-min. "Doktor! Ada gempa lainnya di kedalaman laut" teriak anak buah Doktor Kim. "Sebuah gempa bumi di dasar laut! Dimana?" tanya Doktor Kim. "35 km di lepas pantai barat Hokkaido" jawab anak buahnya. . Gempa yang terjadi intensitasnya 3.6. Terjadi di kedalaman kira-kira 30 km. "Di Jepang begitu sunyi, sepertinya tak mungkin terjadi gelombang pasang. Tapi ada sesuatu yang aneh" kata anak buah Doktor Kim. "Apa?" tanya Doktor Kim penasaran. "Pusat gempanya sudah bergerak ke arah negara kita sejak awal tahun ini" jawab anak buah Doktor Kim.


Eok-jo sedang berjalan dan berbicara dengan salah seorang pejabat untuk mewujudkan mimpinya membuat wilayah Mipo, yang ada di dekat Haeundae juga jadi kawasan wisata internasional seperti Haeundae. Pejabat itu bilang, ia akan berusaha, tapi tak bisa janji. Karna sesuatu tak bisa jadi seperti sesua keinginan. Eok-jo kesal mendengar kata-kata itu.

Man-sik dan kawan-kawannya juga atasannya sedang membicarakan tentang Haeundae Golden Beach di rumah makan Yeon-hee. Mereka tak setuju dengan perluasan kawasan wisata yang akan segera dibangun begitu proposal di setujui. Kalau hal itu terjadi brarti rumah mereka akan digusur. Mereka tak ada yang setuju dan mereka kesal pada Eok-jo yang mengusulkan pembangunan daerah di sekitar situ.

"Botolnya kosong. Yeon-hee, bawakan minuman lagi" teriak Sang-ryeol. "Hanya ada itu saja" jawan Yeon-hee. "Lagi? Kau harus menjalankan bisnismu dengan benar. Simpanlah beberapa stok minuman" kata Sang-ryeol. Man-sik marah mendengar kata-kata Sang-ryeol pada Yeon-hee. "Akan ku beli beberapa dan cepat kembali!" kata Man-sik pada Yeon-hee. "Tidak, tidak, kau tetap disini. Aku yang akan pergi dan membelinya" kata Yeon-hee dan langsung segera berlari meninggalkan Man-sik dan teman-temannya.

Mereka menghalangi Man-sik menyusul Yeon-hee. Mereka berbicara tentang hubungan Man-sik dan Yeon-hee. Terlihat jelas sekali kalau Man-sik menyukai Yeon-hee. Lagipula, sebelum ayah Yeon-hee meninggal, beliau meminta Man-sik untuk menjaga Yeon-hee. Salah seorang dari mereka menyinggung tentang mantan istri Man-sik. salah satu teman Man-sik berkata istri macam apa yang kabur membawa uang Man-sik setelah melahirkan Seung-hyeon. Man-sik marah-marah mendengar orang membicarakan tentang mantan istrinya. Yeon-hee yang datang langsung menenangkan Man-sik.


















"Kau menghabiskan banyak waktu disini" kata Ibu Man-sik yang tiba -tiba datang pada Man-sik. "Kau! Kembalikan piring yang kau pinjam. Aku juga membutuhkannya" teriak Ibu Man-sik pada Yeon-hee. "Akan kukembalikan segera setelah mereka pergi" jawab Yeon-hee. "Kau bicara apa? Tempat kami penuh pelanggan. Aku butuh piring-piring itu sekarang! Harusnya kau berpikir dulu dengan baik sebelum berbisnis" maki Ibu Man-sik.

Man-sik mencoba menenangkan ibunya karna malu pada atasannya, juga kasihan pada Yeon-hee. Kemudian Man-sik meminta teman-temannya untuk pindah ke restoran atas, ke restoran ibunya yang membuat ibunya jadi senang. Sang-ryeol membimbing Ibu Man-sik(takut Ibu Man-sik berkelahi dengan Yeon-hee lagi), sementara Man-sik membayar sejumlah uang pada Yeon-hee untuk makanan yang disajikan tadi. Mereka pun pindah ke restoran Ibu Man-sik.

Sementara itu Yeon-hee ada di rumah makannya mengajak Dong-chun minum. Yeon-hee bertanya tentang Man-sik pada Dong-chun. Tapi Dong-chun tak suka Yeon-hee berbicara tentang Man-sik. Dong-chun terus saja menjelek-jelekan Man-sik di hadapan Yeon-hee.


Yeon-hee mendorong Dong-chun masuk ke kapal pencari ikan yang di disewanya dari Eok-jo. "Apa kau gila? Kenapa aku harus pergi denganmu?" tanya Dong-chun bingung. "Kau sudah makan di rumahku. Jadi sekarang saatnya kau membayarnya!" kata Yeon-hee dengan enteng. "Jadi inilah kenapa kau memberiku makan? Sudah kubilang aku akan membayarmu" Dong-chun mencoba membela diri. "Membayar apa? 10,000 won? Apa kau pikir uang bisa tumbuh di pohon?" protes Yeon-hee. Setelah itu, Yeon-hee tak mempedulikan lagi kata-kata Dong-chun. Malah Dong-chun dipukulnya pake ember karna tak mau tenang di atas kapal pencari ikan.


Dari pinggiran laut, Man-sik memanggil-manggil Yeon-hee. Ternyata Man-sik ingin mengajak Yeon-hee nonton pertandingan baseball nanti sore. Mulanya Yeon-hee tak mau karna ia tak tertarik. Tapi Man-sik terus saja merayunya dengan tingkahnya yang manja dan konyol yang membuat Yeon-hee tertawa dan kemudian setuju untuk ikut Man-sik nonton baseball. Sementara Dong-chun merasa jijik dengan kelakuan Man-sik. (cemburu mode on.....)

Akhirnya mereka pergi ke stadion menonton pertandingan klub baseball kebanggaan warga Busan, Giants. Di stadion Yeon-hee marah karna Man-sik malah minum di dalam stadion.


Sementara itu di tempat kerjanya, Hyeong-sik juga sedang menikmati siaran pertandingan baseball melalui radio. Mereka jengkel karna klub kebanggaan mereka kalah. Secara tak sengaja teman Hyeong-sik melihat bibir Hyeong-sik yang luka karna digigit Hee-mi tempo hari. "Apa yang terjadi dengan bibirmu?" tanya teman Hyeong-sik. "Ini? Ini bukan apa-apa" jawab Hyeong-sik agak malu. Teman-temannya mendesak Hyeong-sik untuk bercerita, siapa gadis gila yang menggigit bibirnya. Tapi Hyeong-sik mencoba menghindar. "Hei, aku tak gila?!" protes Hee-mi yang datang tiba-tiba.


Mereka semua terkejut melihat Hee-mi.


Hyeong-sik ngobrol dengan Hee-mi di sebuah restoran. Di sekitar mereka tampak orang-orang juga sedang mendengar siaran pertandingan baseball. "Anggap saja dirimu beruntung. Aku datang secara pribadi dan takkan menuntutmu. Kau mengerti?" kata Hee-mi. "Apa maksudmu?" tanya Hyeong-sik bingung. "Apa kau pikir kau bisa melarikan diri begitu saja? Kau lihat ini?Jangan berpikir kau bisa lepas tangan dengan apa yang terjadi pada mataku? Bagaimana caramu mengganti kerugianku?" kata Hee-mi sambil menunjuk ke mata kanannya yang sekarang membiru.

"Ganti rugi?" tanya Hyeong-sik bingung. "Berapa banyak penghasilanmu menyelamatkan per-orang?" tanya Hee-mi. "Apa?" Hyeong-sik jadi tambah bingung. "Bukankah kau dibayar per-orang?" tebak Hee-mi. "Kami punya gaji" jawab Hyeong-sik. "Lalu berapa gajimu perbulan?" lanjut Hee-mi. "Kira-kira 1juta won" jawab Hyeong-sik. "Hanya 1juta won?" Hee-mi berkata dengan heran. "Murah sekali mereka membayarmu untuk menyelamatkan nyawa orang?" begitu kata Hee-mi.

HP Hyeong-sik berbunyi. Ternyata atasan Hyeong-sik yang menelpon. Hyeong-sik bilang ia akan segera kembali ke kantor. Tapi kemudian Hee-mi merebut ponsel Hyeong-sik dan mengatakan "Hallo. Pekerjamu takkan pergi kesana karna dia membuat keributan. Bagaimana caramu mendidik anak buahmu?!" teriak Hee-mi. Hyeong-sik mencoba merebut telponnya tapi sudah terlambat. Hee-mi sudah menutup telponnya.

Hyeong-sik dan Hee-mi jalan-jalan, lalu kemudian menuju ke sebuah tempat. "Wow, ini sangat indah! Apa sebutan untuk tempat ini?" kata Hee-mi kagum. "I-gi-dae!" jawab Hyeong-sik. "I-gi-dae? Apa itu nama seseorang? Nama yang sangat menarik" kata Hee-mi kemudian. "Itu bukan nama orang. 2 orang geisha memeluk jendral musuh dan kemudian bunuh diri bersama jendral itu disini. Itulah kenapa tempat ini dinamakan I-gi-dae. ''I'' berarti ''2'' dan ''gi''berarti ''geisha''!Jadi?''I'' itu ''2'', ''gi'' itu ''geisha''! Dua geisha. Apa susah sekali untuk di mengerti?" terang Hyeong-sik tapi dia putus asa karna Hee-mi tak juga mengerti.


HP Hee-mi berbunyi. Teman-temannya yang menelpon. Mereka meminta Hee-mi untuk cepat pulang karna Jun-ha tak mau mengajak mereka lagi kalau tak ada Hee-mi. Tapi Hee-mi menolak pulang, ia malah bilang mau menginap disini hingga membuat Hyeong-sik yang polos tersedak karnanya.

Hee-mi menggoda Hyeong-sik, apa kata-katanya membuat jantung Hyeong-sik berdegup kencang. Hyeong-sik malu sekali hingga mukanya memerah. Hyeong-sik mencoba membela diri kalau wajahnya memerah karna ia habis minum bir. Hee-mi berkata agar Hyeong-sik tenang. Nanti Hee-mi juga pasti pulang. Hee-mi juga bilang kalau Hyeong-sik itu sebenarnya tampan. Tapi karna logatnya itu membuat ketampanannya hilang. bwahaha..

Sementara itu, Ibu Mansik sedang curhat pada paman Man-sik, Eok-jo. Ibu Man-sik mencemaskan Man-sik yang belum juga pulang. Eok-jo meminta Ibu Man-sik untuktidak khawatir. Sebentar lagi pasti Man-sik pulang.












Tak berapa lama kemudian Man-sik pulang dalam keadaan mabuk. Salah satu teman Man-sik menggendong Seung-hyeon, Sang-ryeol mencoba menghalangi Man-sik melakukan tindakan berbahaya, sementara Dong-chun mengantar Yeon-hee pulang. Ibu Man-sik marah melihat keadaan Man-sik yang mabuk berat. Eok-jo bergegas hendak pergi. " Apa kau tak tahu cara mnghormati pamanmu?" sindir Eok-jo lalu melangkah pergi dari situ.

Sementara itu Ibu Man-sik marah besar karna Man-sik mabuk berat dan bicaranya ngelantur kemana-mana.

Dong-chun yang mengantar Yeon-hee pulang meminta Yeon-hee membuatkan makanan untuknya. "Pulanglah ke rumahmu sendiri dan makan disana! Kau pikir aku ini istrimu?" maki Yeon-hee, lalu bergegas masuk ke rumahnya. Tapi pandangannya tertuju pada kardus yng ada di situ. Yeon-hee membukanya. Ternyata isinya piring dan peralatan dapur lainnya. Dari Man-sik. "Mulai sekarang, jangan pinjam pada siapapun. Dan jika kau meminjamkan ini pada seseorang, aku akan kecewa" itu bunyi notes yang ada dalam kardus itu.

Sementara itu di hotel tempat Yu-jin dan Ji-min menginap, saluran aernya mampet. Jadi Yu-jin memanggil seseorang untuk membetulkannya. Setelah selesai, tukang ledeng itu meminta bayaran karna ia harus bekerja di luar jam kerjanya. Tentu saja Yu-jin marah lalu hendak menelpon lobby hotel. Tapi kemudian niatnya dibatalkan oleh tukang ledeng yang tak jadi meminta bayaran.

Doktor Kim dan anak buahnya sedang berada di tengah laut. Mereka sedang memasang alat pendeteksi gempa bawah laut. "Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah mencatat dan membandingkan dengan yang ada di Jepang. dan menebak seberapa ganasnya. Jika kita menunggu yang terjadi di Jepang, pasti akan terlambat" kata Doktor Kim pada anak buahnya. "Aku setuju. Tapi apa kau pikir ini akan bisa berhasil?" tanya anak buahnya tidak yakin. Doktor Kim pun memandang anak buahnya yang ketakutan karna merasa sudah salah bicara. Kemudian ia pun mencoba mengalihkan pembicaraan.

Di kantor Hyeong-sik, Hyeong-sik tengah menghibur Ji-min agar tak terus menangis. Ji-min tersesat dan dibawa ke kantor SAR. Tapi Ji-min tak juga berhenti menangis. Ji-min nangis sambil bicara (mirip keponakan aku...hihihi...). Ji-min bilang ia ke pantai bersama teman laki-laki mamanya. Ji-min bilang ia tak punya ayah. Dan gadis cilik itu juga bilang kalau ia tahu nomor telepon mamanya.

Yu-jin sedang mengantar para tamu yang hendak menghadiri Festival Kebudayaan Haeundae berkeliling resort saat Hyeong-sik menelpon dan mengatakan bahwa Ji-min ada di kantor Tim SAR. Yu-jin mencoba menghubungi Hae-chan. Tapi Hae-chan sedang asyik berjemur sambil mendengarkan musik dari iPod-nya.


Kemudian Yu-jin akhirnya menelpon Doktor Kim dan meminta mantan suaminya itu untuk menemui Ji-min dan menjaga Ji-min sebentar sementara Yu-jin sedang dalam perjalanan ke kantor tim SAR.

"Ji-min!" panggil Doktor Kim begitu melihat Ji-min di kantor SAR. "Apa kau wali-nya Ji-min?" tanya Hyeong-sik pada Doktor Kim. Dokter Kim menjawab iya. Tentu saja Hyeong-sik bingung karna tadi Ji-min bilang ia tak punya ayah. "Mamanya bilang dia akan datang terlambat. Makanya ia memintaku datang" jelas Doktor Kim kemudian. "Apa anda tak keberatan menunggu disini sebentar? Kami hanya bisa memberikan dia pada walinya" kata Hyeong-sik dengan sopan. "Aku mengerti" jawab Doktor Kim. Doktor Kim hendak melangkah mendekati Ji-min. Tapi ia ragu-ragu.

Eok-jo mencoba menyuap Man-sik agar menyetujui proyek-nya untuk menjadikan kawasan itu sebagai bagian dari pengembangan wisata Haeundae. Tentu saja Man-sik menolaknya mentah-mentah. Eok-jo bilang, sebenarnya ia bisa saja memaksa orang-orang sekitar situ untuk menyetujui proyeknya. Tapi ia tak melakukannya demi Man-sik dan Yeon-hee. "Teruskan dan silahkan paksa kami kalau begitu!" teriak Man-sik sebelum keluar dari kantor Eok-jo.


Seorang nenek penjual makanan masuk ke kantor tim SAR. Petugas melarangnya, tapi nenek itu memohon-mohon untuk menjual satu saja makanan dagangannya. Kemudian nenek itu dipanggil Doktor Kim yang ingin membelikan sesuatu untuk dimakan Ji-min. Nenek itu senang sekali karna selain dagangannya laku, ia juga dapat sisa uang kembalian yang Doktor Kim berikan padanya. (ga tega kalo lihat yang beginian...hiks..hiks...).


Tak berapa lama kemudian, Yu-jin datang bersama Hae-chan. Ji-min memeluk mamanya. Tapi Yu-jin marah dan memukuli Ji-min karna tlah membuatnya khawatir dan membuat pekerjaannya jadi kacau. Doktor Kim emosi melihat Ji-min dipukuli. Ia pun menyeret Yu-jin menjauh dari Ji-min.

"Dengar baik-baik! Aku tak peduli siapa yang kau kencani, tapi jika sesuatu terjadi pada Ji-min, aku takkan diam saja!" kata Doktor Kim. "Sekarang kau mau jadi papa terbaik tahun ini, setelah selama ini kau tak pernah peduli?" kata Yu-jin dengan ketus. "Apa?" kata Doktor Kim tak terima mendengar kata-kata Yu-jin. "Jangan khawatir tentang itu! Kita takkan bertemu lagi dalam situasi seperti ini. Aku akan pergi. Ayo pergi" ajak Yu-jin pada Hae-chan dan Ji-min. Yu-jin berlalu pergi setelah mengucapkan terimakasih pada para tim SAR.


Saat hendak keluar, rombongan Yu-jin ditabrak oleh seorang gadis yang buru-buru masuk ke kantor tim SAR. Gadis itu adalah Hee-mi. Yang tentu saja datang untuk mencari Hyeong-sik. "Jika kau pindah, setidaknya kau harus bilang padaku! Kuhabiskan sepanjang hari untuk mencarimu! Apa yang kau lakukan? Ayo keluar!" teriak Hee-mi saat melihat Hyeong-sik ada di dalam. Hyeong-sik yang sedang minum pun jadi tersedak karnanya.

"Ini takkan bisa semudah itu" kata Eok-jo pada Dong-chun. "Kami saling mengenal dengan baik" kata Dong-chun. "Aku memintamu untuk melakukannya karna ini tak mudah. Kau hanya perlu membujuk Man-sik" tambah Eok-jo. "Jangan khawatir dengan Man-sik. Aku bisa mengatasinya" jawab Dong-chun dengan enteng. "Baiklah, kalau begitu aku takkan berkata apa-apa lagi padamu. Jika kau bisa mengatasi ini semua dengan baik,aku akan pastikan kau punya toko sendiri" kata Eok-jo kemudian. Dong-chun gembira mendengarnya. Tapi kegembiraan itu disembunyikannya dengan rapi.

Man-sik menggoda Yeon-hee. Man-sik bilang Yeon-hee cantik sekali malam ini. Man-sik juga bilang, ini sudah saatnya bagi Yeon-hee untuk menikah. Yeon-hee malah meminta Man-sik mengenalkan seorang pria baik padanya. Man-sik menyanggupinya. Tapi saat Yeon-hee bertanya pada Man-sik apa Man-sik serius untuk mencarikan seorang pria untuk Yeon-hee, Man-sik hanya diam saja. Tentu saja Yeon-hee jengkel.

Dong-chun datang menghampiri Yeon-hee dan Man-sik. Dong-chun masih saja senang bercanda, tak pernah serius. Yeon-hee bilang pada Dong-chun untuk lebih serius mencari kerja karna ia sudah bertambah tua. Dong-chun bilang, karna itulah ia ke tempat Yeon-hee. Ia butuh bantuan Man-sik. Kemudian Dong-chun menyinggung peringatan kematian Ayah Yeon-hee. Yeon-hee bilang ia terharu karna Dong-chun mengingat hari kematian ayahnya. Dong-chun bilang, itu bukan hal yang besar.

Dong-chun bilang, berterimakasih-lah pada Man-sik yang membuat mereka semua berada dalam satu kapal pencari ikan. Man-sik marah mendengar kata-kata Dong-chun dan segera mengusir Dong-chun dari tempat itu. Ada sesuatu yang disembunyikan Man-sik pada Yeon-hee yang diketahui oleh Dong-chun. Makanya Dong-chun hendak menggunakan itu untuk menekan Man-sik agar mau menyetujui proyek Eok-jo.

"Kenapa kau datang ke Haeundae?" tanya Hyeong-sik pada Hee-mi. "Namaku bukan "kau". Namaku Kim Hee-mi! Dan mengapa kau bertanya pertanyaan klise semacam itu? Aku datang untuk bersenang-senang" jawab Hee-mi. "Kau bilang kau mahasiswa Universitas Wanita Ewha, kan?" tanya Hyeong-sik lagi. Hee-mi bilang itu benar. Ia mengambil jurusan seni teater. Hyeong-sik bilang, Hee-mi pasti pintar berakting. Hee-mi bilang hal itu terlalu berlebihan. Kemampuannya biasa saja.

Saat Hee-mi hendak menunjukkan kebolehannya berakting, Hyeong-sik berkata hal itu tak perlu. Hyeong-sik menyapa tiga orang rekan kerjanya yang baru datang. Yang dua orang hendak menghampiri Hyeong-sik. Tapi seorang lagi mencegahnya. Mereka menuju tempat duduk di seberang tempat Hyeong-sik dan Hee-mi.




"Dasar kau brengsek!" teriak Hee-mi tiba-tiba hingga membuat semua orang disekitar situ termasuk tiga rekan kerja Hyeong-sik terkejut mendengarnya lalu memandang Hyeong-sik dan Hee-mi. Apa lagi saat Hee-mi melanjutkan kata-katanya seperti ini, "Tak ada gunanya membujukku! Apakah cinta hanya permainan untukmu? Kau lakukan apapun untuk merayuku dan sekarang kau mengakhirinya? Apa kau manusia? Kenapa kau lakukan ini padaku? Aku takkan menyerah untuk bayi kita! Tidak, aku takkan diam begitu saja! Aku akan jaga bayi ini!Aku akan membesarkannya sendiri. Jika kau mau pergi, pergi saja sana! Pergi kau! Anakku...Tidak, ini tak seperti yang kalian lihat. Aku akan membunuh diriku!" teriak Hee-mi sambil membentur-benturkan kepalanya ke meja di depannya. Tentu saja orang-orang di sekitar situ ikut marah mendengarnya, termasuk tiga orang teman sekerja Hyeong-sik. Hyeong-sik panik dan bingung mau berkata apa.














"Berikan sedikit padaku" kata Yeon-hee "Kau sudah besar sekarang! Minum minuman keras dan segalanya" kata Man-sik. "Apa kau pikir aku masih anak-anak?" Yeon-hee tak terima selalu dianggap anak-anak oleh Man-sik. Kemudian Yeon-hee bercerita saat ia pertama kali bertemu Man-sik di rumahnya.

Yeon-hee merasa jantungnya berdegup kencang saat melihat Man-sik. Man-sik tersipu-sipu malu mendengarnya. Kemudian Hyeon-hee mengajak Man-sik untuk mengunjungi makam Ayah Yeon-hee dan membantunya memotong rumput di sekitar makam ayahnya sebelum melakukan upacara peringatan kematian Ayah Yeon-hee. Man-sik menyetujuinya tanpa semangat.

Malamnya Man-sik mimpi buruk. Memimpikan peristiwa kematian ayah Yeon-hee. Ternyata Man-sik ikut andil dalam peristiwa kematian ayah Yeon-hee. Waktu itu ayah Yeon-hee meminta Man-sik untuk memperbaiki jaring sekarang juga. Tapi Man-sik merasa ia pemimpin di kapal itu, jadi ia tak mau mendengar apa kata ayah Yeon-hee hingga akhirnya, karna keegoisan Man-sik, ayah Yeon-hee jatuh tertimpa tempat ikan.

Man-sik terbangun karna mimpi buruknya itu. Anaknya Seng-hyeon yang tidur disampingnya ikut terbangun. Bukan karna ikut bermimpi buruk. tapi karna mendengar gemuruh petir. Man-sik mencoba menenangkan Seung-hyeon.

"Apa kau masih marah padaku?" tanya Hee-mi melihat Hyeong-sik yang berjalan disampingnya hanya berdiam diri. Tiba-tiba suara petir menggelegar dan membuat Hee-mi berteriak ketakutan dan kaget secara refleks memeluk Hyeong-sik. Hee-mi melepaskan pelukannya setelah kagetnya hilang.


Saat melepaskan pelukannya, tak sengaja Hee-mi melihat jam tangan milik Hyeong-sik. "Itu jam yang sangat menarik. Bolehkah aku memilikinya?" kata Hee-mi. Hyeong-sik tentu saja menolaknya karna jam itu dibutuhkannya untuk menolong nyawa orang. Hee-mi pun menyerah. Ia tak menginginkan jam tangan Hyeong-sik lagi.

"Kau tahu apa sebutan orang sepertimu?" kata Hee-mi kemudian. Hyeong-sik bilang ia tak tahu. Jadi Hee-mi melanjutkan kata-katanya, "Kau itu seperti jam 3! Kau itu sangat persis sekali. Seperti jam 3 sore. Terlambat untuk pergi kemanapun tapi juga tak bisa melakukan apapun". "Apa maksudmu?" tanya Hyeong-sik tak terima. Hee-mi tak menjawabnya tapi malah menunjuk ke suatu arah. Saat Hyeong-sik berpaling memandang Hee-mi, Hee-mi langsung mencium bibir Hyeong-sik. Hyeong-sik berteriak minta dilepaskan. Tapi kali ini ia tak tega memukul Hee-mi. Ia hanya meminta Hee-mi melakukannya pelan-pelan. (hehehe...maaf...gambarny di sensor ya...).

Sementara itu, di seberang mereka, ternyata Jun-ha ada di dalam mobil bersama kedua teman Hee-mi. Jun-ha marah karna ternyata teman Hee-mi berbohong karna mereka bilang Hee-mi pulang ke Seoul.

Yeon-hee meninggalkan tepi pantai tempat ia dan Man-sik tadi ngobrol. Tanpa ia ketahui, ada begitu banyak kepiting yang lari menuju daratan.

Anak buah Doktor Kim melaporkan terjadinya gempa yang bertambah sering. Anak buahnya bilang, gempa yang terjadi tahun ini sudah lebih dari 50 kali dengan besarnya gempa 3.0. Lalu anak buah Doktor Kim yang satunya juga melaporkan baru saja terjadi gempa lagi. Besarnya sekarang jadi bertambah 5.6. Gempa itu terjadi di dasar laut Pulau Tsushima.

Doktor Kim berusaha melaporkan hal itu pada atasannya. Tapi atasannya masih juga tak percaya. Doktor Kim berusaha membujuk atasannya untuk memindahkan orang-orang yang ada di Haeundae sekarang juga. Pasti akan timbul banyak korban jika tsunami melanda sementara banyak orang ada di Haeundae. Tapi atasan Doktor Kim malah bilang apa mungkin terjadi Tsunami di Korea.

Doktor Kim menjelaskan, dalam setahu ini sudah terjadi gempa lebih dari 50 kali. Tapi yang paling penting, pusat gempanya semakin mendekat ke arah Korea. Doktor Kim mengatakan jika pulau Tsushima,yang berada di antara Korea dan Jepang runtuh, kemungkinan akan terjadinya mega tsunami jadi tambah besar.

"Mega-tsunami?" tanya atasan Doktor Kim. Dokter Kim menjelaskan tentang terjadinya mega-tsunami. Tentang ukuran gelombang yang akan terjadi saat gempa bumi. Jika bagian barat pulau Tsushima runtuh dan masuk ke air, hal itu akan menciptakan gelombang tinggi yang tak bisa diprediksikan kekuatannya. Itulah mega-tsunami. Gelombang Tsunami tahun 2004 itu antara 3 sampai 4 meter. Jika Pulau Tsushima runtuh,gelombangnya bisa sampai 50 meter bahkan sebuah gelombang berukuran lebih dari 100 meter juga bisa terjadi.

"Lalu apa yang harus kita persiapkan?" tanya atasannya setelah mendengar penjelasan Doktor Kim. "Jika peringatan Tsunami berbunyi, kita harus segera mengevakuasi orang-orang dalam 10 menit karna tsunami menyebabkan gelombang pasang yang kecepatannya mencapai 700 km per jam. Jika tsunami dimulai di Tsushima, untuk sampai di Haeundae akan memakan waktu...kurang dari 10 menit!" begitu jawaban Doktor Kim.


Yeon-hee dan Man-sik ada di makam Ayah Yeon-hee. Yeon-hee berlutut di depan makam ayahnya, sementara Man-sik malah sibuk memandangi lautan di depannya. "Apa kau bertengkar dengan ayahku? Apa yang kau lakukan disana? Ayo kesini" kata Yeon-hee pada Man-sik yang tak berani mendekati makam Ayah Yeon-hee. "Baiklah" kata Man-sik kemudian. "Ayah,aku membawa pria favorit mu, Ka' Man-sik, disini bersamaku. Aku ingin bilang padamu sesuatu yang sangat penting hari ini, jadi aku membawanya. Dia menjagaku dengan sangat baik. Sekarang aku ingin meminta sesuatu. Terkadang, dia bahkan menjagaku jauh lebih baik daripada yang kau lakukan. Jadi, aku terus mencari petunjuk tapi rasanya sulit sekali. Lama-lama aku jadi begitu frustasi karnanya. Tapi aku tak bisa mengatakan perasaanku terlebih dahulu padanya. Aku tak ingin malu. Jadi tolong kau ajarkan pada pria yang ada disana. Ayah kan selalu populer di kalangan wanita. Hei, kau dengarkan apa yang ayahku katakan padamu, kan? Aku akan segera kembali" jelas Yeon-hee panjang lebar pada Ayahnya sambil terisak, tapi sebenarnya tujuan kata-katanya itu untuk Man-sik.


"Bagaimana keadaanmu? Aku minta maaf. Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf" kata Man-sik menyesali semuanya.

Man-sik ngobrol dengan adiknya Hyeong-sik. Man-sik bertanya pada Hyeong-sik, bagaimana perasaan Hyeong-sik jika Yeon-hee bisa jadi istrinya. Hyeong-sik tak menjawabnya tapi malah brertanya seberapa banyak Man-sik minum hari ini. Tentu saja Man-sik marah mendengarnya. Kemudian malah Hyeong-sik balik curhat tentang Hee-mi. Apakah mungkin jika ada seorang gadis dari Seoul yang punya pendidikan bagus sampai universitas dan dia juga sangat seksi dan dari keluarga kaya, bisa jadi pacarnya dan jalan dengannya. Apa itu hanya mimpi saja? Man-sik bilang, ya, itu hanya mimpi.

Hyeong-sik pun keluar meninggalkan kakaknya sendirian. Tapi sebelum pergi, Hyeong-sik berkata "Berpikirlah lagi dengan hati-hati. Apa yang telah ayah Yeon-hee katakan untuk terakhir kalinya".

Di luar, Hyeong-sik dapat sms dari Hee-mi. "Datang ke restoran dalam 10 menit atau kau akan mati dan aku juga akan mati menyusulmu". (hihihi....konyol). Hyeong-sik pun tersenyum membaca sms itu.

Hyeong-sik memasukkan jam tangan yang diingini Hee-mi ke sebuah kotak. Ia minta ijin untuk keluar saat jam kerja. Awalnya ia tak diperbolehkan. Tapi kemudian, akhirnya ia bisa keluar juga. Saat keluar dari ruangannya, seseorang memanggil namanya. Ternyata Jun-ha bersama temannya datang ke kantor tim SAR untuk mencari Hyeong-sik.

Sementara itu, Man-sik sepeninggal Hyeong-sik masih juga minum. Kemudian secara tak sengaja, ia membaca sebuah promosi di botol "soju" nya. "Pameran kembang api Di World Culture Expo".

Jun-ha dan ketiga orang temannya menghajar Hyeong-sik hingga bibir Hyeong-sik berdarah. Jun-ha bilang Hyeong-sik itu terlalu polos. Hee-mi tak sesuai dengan Hyeong-sik dan ia tak suka melihat Hyeong-sik main mata dengan tunangannya, Hee-mi. Tentu saja Hyeong-sik kaget mendengarnya. Jun-ha mengancam Hyeong-sik, jika ia melihat hal itu lagi, ia takkan segan melenyapkan Hyeoong-sik selamanya. Jun-ha membuka kotak hadiah yang berisi jam tangan Hyeong-sik dan menyebut hadiah itu kuno sekali.

Bersambung..........................

6 komentar:

  1. emm,,tulisannya oke,,sip sip,,dari tata bahasa udah bagus,,

    saran:
    1. sebaiknya warna tulisannya jangan biru, soalnya kalao aku baca itu terlalu mencolok,
    2. tulisannya sebaiknya di rata kanan kiri, biar rapi
    3. kalau bisa capturenya lebih banyak, kalau itu tak mengganggu loh,keuntungannya bila setia scene dikasih gambar emng biar lebih enak untuk imagenasinya, gak usah capture banyak2 disetip scene cukup 1,
    4.tata postingan dan tulisan lebih rapi ya..

    apni dah nonton film ini, emng keren banget, di film ini kan ada 3 pemeran dengan kehidupan yang berbeda, kamu harus bs membahasakan perpindahan alur ceritanya..

    BalasHapus
  2. maksdnya bukan tata bahasa indo loh...makdnya itu kata2nya mudah dipahami

    BalasHapus
  3. oya..yang adegan ciumannya mending disensor,,gak semua orang yang baca blog kita itu orang dewasa, mungkin juga anak2,,mengurangi dampak negatif aja sis..jangan takut beda kalau banyak blog yang suka ngasih kissu2 gitu

    BalasHapus
  4. jaaaaaaaaaaaaaaaah.................banyak bgt kurange yah....hik...hik....tapi makasih banyak buat smuanya...

    BalasHapus
  5. haloo..salam kenal,
    blm pernah liat film ini,dan blm lama ya,keluaran tahun 2009.
    blognya bagus..aku follback ya..^^
    *aku juga newblogger siapa tau bisa bagi2 ilmu ngeblog..gumawo.

    BalasHapus
  6. @asri: makasih....yupz..tmbh semangat nge blog nie coz bnyk tmn yang baik2 n pd bantuin....yuk kita bljr nge blog...hehehe

    BalasHapus