Rabu, 05 Januari 2011

My Girlfriend is Gumiho Episode 4

Mi-ho sadar kalau dia sudah ditinggalkan sendirian di atas kapal dan memanggil Tae-wung. Di sisi lain, Tae-wung terus berlari tanpa menoleh. Mi-ho berjongkok dan mulai menangis. Dan ketika air matanya jatuh, langit mulai gelap dan hujan pun turun. Tae-wung menengadah. Dia mengingat apa yang Mi-ho pernah katakan tentang air matanya yang bisa menyebabkan hujan serigala. Hal ini membuat Tae-wung menghentikan langkahnya dan mulai berpikir, “Itu konyol. Lalu, waktu dia menghembuskan nafasnya, maka turun salju. Dan ketika dia bersin maka ada angin topan!”


Tae-wung melanjutkan langkahnya tapi dia tiba2 ingat kalau Mi-ho pernah mengumumkan kalau mereka sudah berteman sekarang dan janjinya kalau dia akan menjaga manik2 serigala milik Mi-ho itu. Tae-wung berkata pada surga kenapa Mi-ho menggunakan hujan untuk menghentikannya. Tae-wung berbalik dan berlari untuk menemui Mi-ho.

Di atas kapal, Mi-ho mulai kehilangan kendalinya terhadap penampilan luarnya. Masalahnya, ada beberapa faktor yang memicu hal ini: manik-manik serigalanya jauh darinya, dia takut karena air, dan ada seekor anjing yang mendekat. Mata Mi-ho berubah menjadi biru terang. Mi-ho bersembunyi di kamar mandi ketika penampilan serigalanya mulai keluar.


Tae-wung sampai di kapal dan mendengar sebuah keluarga yang punya anjing berbicara tentang seorang wanita aneh yang terlihat seperti monster. Jadi Tae-wung berusaha menguatkan dirinya. Dia mengira anjing itu adalah Mi-ho sebab punya ekor. Tapi kemudian dia menemukan Mi-ho di dalam kamar mandi. Mi-ho gembira karena Tae-wung kembali tapi Mi-ho tak mau membuka pintu sebab dia berubah. Tae-wung bersikres. Toh, dia sudah sering melihat Mi-ho berubah wujud. Jadi Mi-ho membuka pintunya…


Tae-wung sama sekali tidak bisa menyembunyikan ketakutannya. Dia sama sekali tidak berani melihat Mi-ho dan berikutnya menutupi Mi-ho dengan taplak meja. Mereka lalu keluar dari kapal. Di luar, Mi-ho bertanya pada Tae-wung kenapa dia meninggalkannya. Tae-wung merasakan sedikit bersalah tapi berkata bohong kalau dia tidak meninggalkan Mi-ho, kapalnya yang meninggalkan Tae-wung. Satu hal yang dipetik Mi-ho dari kejadian ini adalah Tae-wung kembali karena mulai turun hujan. Mata serigala Mi-ho yang biru terang terlihat sangat bahagia.


Pelayan kapal mengikuti mereka keluar untuk meminta kembali taplak mejanya. Tae-wung melepaskan benda itu dari Mi-ho lalu memeluk gadis itu dengan erat. Mereka berpelukan untuk beberapa waktu dan Tae-wung berkata kalau mereka akan baik2 saja bila dia memegang Mi-ho dengan erat selama perjalanan pulang ke rumah.


Mi-ho menyembulkan kepalanya dan terlihat sangat bersinar – dia sudah kembali. Mereka saling tersenyum dan Mi-ho mengatakan kalau semua ini karena Tae-wung yang mau kembali untuknya. Tae-wung berpikir kalau sebaiknya mereka pergi. Tapi Mi-ho menarik jaket Tae-wung dan menarik pemuda itu mendekat untuk berpelukan lagi. Jadi Tae-wung menurut dan menepuk kepala Mi-ho ketika Mi-ho mendesah bahagia. 


Di tempat lain, Dong-ju mengunjungi kuil dan mengatakan pada biksu kalau serigala akan kembali ke tempatnya semula.

Kakek mengemasi barang2 Tae-wung dan mengirim Bibi Min-suk untuk menyerahkannya pada Tae-wung. Kakek terlihat bahagia untuk Tae-wung yang sudah berubah ini. Min-suk menunggu di luar sekolah laga dan tertidur di sebuah kursi. 



Du-hong, pria idola bibi Min-suk, melihat bibi tidur di kursi dan cahaya matahari akan segera menimpa bibi. Jadi pria itu bergegas ke tempat bibi dan membuka jaketnya untuk menutupi bibi agar tidak kena sinar matahari. Du-hong berdiri dalam posisi itu sampai dia keringatan dari ujung rambut sampai ujung kaki! Malam itu, Du-hong kembali menunggu gadis yang bisa melompat tanpa bantuan tali itu!


Mi-ho mengeluhkan makan malamnya – ayam lagi! Tapi Tae-wung mengatakan kalau dalam keadaan seperti ini, sangat memalukan bagi Mi-ho untuk minta daging sapi. Mi-ho menjelaskan kalau Tae-wung lah yang mengatakan padanya bahwa karena dia bukan manusia jadi dia bisa bersikap sejelek mungkin sesuai yang dia inginkan.

Tae-wung meratap kalau dia tidak bisa mencarikan daging sapi karena mimpinya sudah hancur. Mi-ho bertanya apa itu bintang laga dan Tae-wung menjawab kalau bintang laga adalah sesuatu yang sangat dikuasainya. Mi-ho mencoba menebak, “Kabur?” (hehehe). Tae-wung bersikeras meskipun Mi-ho melihat dirinya sebagai manusia yang lemah tapi bagi gadis normal lainnya dia sangat menggoda. Mi-ho mengacungkan ibu jari sebab dia pun berpikir kalau Tae-wung cukup menarik.


Setelah itu, Tae-wung mendemonstrasikan kemampuan laganya, dalam sebuah aksi pedang yang sangat mengagumkan. Mi-ho terpesona melihat aksi itu dan Tae-wung terus beraksi. Mi-ho mulai meniru setiap ucapan dan aksi Tae-wung dan Tae-wung merasa kalau itu sangat lucu. Pada suatu adegan, Tae-wung menendang tembok bata dan Mi-ho jelas mengikuti. Hanya saja, Mi-ho menendang dengan kekuatan penuh hingga tembok itu hampir rubuh.


Du-hong kebetulan menuju ke tempat itu untuk menenangkan diri jadi Tae-wung dan Mi-ho lari dan bersembunyi lalu melihat dengan ngeri (Tae-wung menutup mata Mi-ho dengan tangan) ketika Du-hong mulai kencing di tembok itu. Kekuatan apa saja ternyata bisa membuat tembok itu roboh dan di balik tembok itu ternyata ada wanita yang sangat kaget. 


Du-hong diseret ke kantor polisi dan dia dituduh oleh polisi (cameo-nya kakaknya Lee Seung-gi euy...Lee Su-geun! mirip ga???) sebagai orang gila dengan jas hujan. Du-hong menjelaskan kalau dia bukan orang seperti itu dan berkata kalau yang dia lakukan hanya kencing. “Dan aku cuma kencing, bukankah itu hal yang normal!”


Tae-wung datang membela. Dia muncul di kantor polisi dan mengatakan bahwa dirinya adalah saksi dan mengatakan kalau yang Du-hong lakukan hanyalah kencing. Tae-wung juga mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan dirinya sebagai teman Sun-nyeo. Sutradara Du-hong dengan senang memberikan kesempatan pada Tae-wung untuk mengikuti audisi selama kejadian hari itu tetap menjadi rahasia bagi mereka. (Mungkin Du-hong malu, masa' sutradara ditangkap karena kencing sembarangan! kan ga keren...hehehe....).

Tae-wung keluar dan menemukan Mi-ho sedang menggali-gali sampah dengan menggigit tulang di mulutnya. Tae-wung baru sadar kalau gaya berpakaian Mi-ho sangat buruk dan mengajaknya berbelanja untuk membeli make-up dan baju. Mi-ho malah memilih daging.


Di rumah, Tae-wung mengajari Mi-ho bagaimana caranya menggosok gigi dan mandi. Meskipun begitu, Mi-ho memakan semua produk pembersih yang membuat Tae-wung kaget. Mi-ho mandi dan berganti baju. Dia terlihat cuantik! Tae-wung bahkan bergumam kalau Mi-ho terlihat seperti gadis normal dengan gaya seperti ini.


Mi-ho berteriak, “Wung, aku sangat bahagia karena kau hari ini!” Tae-wung menghentikan kegembiraan Mi-ho dengan menanyakan kapan dia akan mengambil manik-manik serigala dari dalam tubuhnya. Mi-ho kemudian bergumam tak jelas lalu mengatakan kalau dia terlalu lelah untuk makan dan pergi tidur. Mi-ho tak ingin meninggalkan Tae-wung dan berhenti menjadi manusia. Tanpa Tae-wung sadari, sebenarnya dia sudah melukai Mi-ho.

Dong-ju duduk di rumahnya sambil mengayunkan pedangnya dan berkata dengan keras kalau dia tidak ingin mengirim kembali Mi-ho ke dalam lukisan. Dia bisa saja mengirim Mi-ho dengan diam2 tapi dia tahu kalau Mi-ho tidak akan menyerah dengan gampang.

Selagi Tae-wung tidur, Mi-ho memeriksa manik-manik serigalanya dan menyadari kalau Tae-wung hampir sembuh. Dia mendesah kalau dia memberitahu Tae-wung yang sebenarnya, maka Tae-wung akan mengusirnya. Mi-ho bertanya-tanya kenapa dia tidak bisa tinggal di sisi Tae-wung, membunuh nyamuk selagi Tae-wung tidur. Lalu dia sadar kalau memang tidak bisa karena dia bukan manusia.


Kakek mendapati Bibi Min-suk sedang menonton A Better Tomorrow dan sadar kalau Bibi Min-suk pasti tertarik pada seorang pria. Jadi kakek meminta Tae-wung untuk datang dan mendiskusikan masalah ini.

Hari ini, Mi-ho mengatakan kalau dia tidak akan mengikuti Tae-wung kemana-mana jadi Tae-wung bisa melakukan yang terbaik di audisinya tanpa masalah. Tae-wung tercengang. Mi-ho bertanya jika dia menunggu disini, lalu apakah Tae-wung kembali untuknya? Tae-wung tidak terlalu mempercayai Mi-ho pada awalnya dan kemudian malah memberi Mi-ho uang untuk membeli makanan. Tae-wung juga memberitahu Mi-ho untuk tidak mengais sampah bila lapar dan menelponnya bila sesuatu terjadi.


Tae-wung akhirnya pergi tapi dia merasa tidak nyaman karena meninggalkan Mi-ho serta dia merasa agak aneh karena tidak ada Mi-ho yang mengikutinya kemana-mana. Mi-ho keluar dan melambai pada Tae-wung dari atap. Tae-wung balas melambai tapi kemudian dia menghentikannya dan mengatakan pada dirinya sendiri kalau dia harus berhenti merasa bergantung pada Mi-ho.

Dari atap, Mi-ho berkata pada dirinya sendiri, “Tae-wung, kau sudah sembuh sekarang. Aku harus mengambil kembali manik-manikku. Tapi, bisakah aku tinggal disini?” Mi-ho menghabiskan harinya dengan mengais sampah untuk menemukan kupon ayam (dia ingin menukar kupon-kupon itu dengan ayam!) dan bahkan bertengkar dengan bibi tetangga untuk mendapatkan kupon yang terakhir. Dong-ju menemui Mi-ho dan mengajaknya jalan-jalan. 


Mi-ho sangat kagum mengetahui kalau Dong-ju punya kartu pengenal, nomer keamanan sosial, dan hp. Semuanya sangat manusia – meski sebenarnya dia bukan manusia.


Tae-wung melakukan yang terbaik di audisinya dan mendapatkan peran itu. Dia berkata pada dirinya sendiri, “Malam ini, ada sapi dan soda, Gu Mi-ho! Tidak setiap minggu… tapi tunggu. Apakah ekormu akan keluar?” 

Hye-in menemui Tae-wung dan meminta untuk merayakannya dengan makan malam bersama. Tae-wung sudah berjanji pada Mi-ho untuk kembali dan membawakan daging sapi jadi Tae-wung menggunakan kakek sebagai alasan. Hye-in mengakui kalau keluarga adalah alasan yang bagus untuk pergi dan membiarkan Tae-wung pergi.


Dong-ju mengajak Mi-ho ke apartemennya dimana Mi-ho takjub melihat gaya hidup Dong-ju yang seperti manusia. Dong-ju mengatakan pada Mi-ho kalau dia pindah dari satu tempat ke tempat lain tiap beberapa tahun sekali, mengubah namanya dan tidak pernah mencoba dekat dengan yang lain. Dan bahwa, dia sudah hidup dengan cara seperti ini lebih lama dari Mi-ho yang terkurung di dalam lukisan. Mi-ho ingin Dong-ju agar mengajarinya bagaimana menjadi manusia juga.


Tapi Dong-ju memberitahu Mi-ho bahwa dengan hidup seperti ini, Mi-ho tidak akan bisa dekat dengan manusia seperti yang dia inginkan – Mi-ho tidak akan pernah punya teman, keluarga, atau cinta. Mi-ho berpikir kalau dia akan senang bila dekat dengan manusia. Tapi Dong-ju membentak balik, “Makhluk abadi sepertimu tidak bisa bersama manusia. Selamanya.”


Dong-ju melanjutkan, “Cara hidupku sekarang… tidak jauh berbeda dari terjebak di dalam lukisan. Kau harus kembali.” Mi-ho kecewa dan berkata kalau dia benar-benar tak ingin kembali. Lalu, Dong-ju mengajukan tantangannya, “Kalau begitu, apa kau ingin mati?”.

Tae-wung di sisi lain, mengatakan pada Byung-su kalau hari-harinya bersama Mi-ho tinggal menghitung hari. Dia berkata kalau E.T. akan kembali ke rumah dan bahwa sebenarnya mereka berasal dari dunia yang berbeda. Byung-su menyalah artikan perkataan ini bahwa Mi-ho adalah chaebol (pewaris yang kaya).

Dong-ju mengatakan pada Mi-ho kalau ada cara baginya agar bisa menjadi manusia. Tapi untuk melakukan itu, jiwa gumihonya harus mati. Dia memerlukan dua hal: seseorang (sesuatu) yang bisa membunuhnya, dan seseorang yang akan membagi energi manusia mereka – ki atau energi kehidupan bersama Mi-ho.


Setelah itu, Dong-ju mengeluarkan pisau gaibnya dan memotong tangannya. Darahnya mengalir ke dalam sebuah gelas dan mengatakan pada Mi-ho kalau pisaunya bisa membunuh Mi-ho begitu pula dengan darahnya. Jika Mi-ho meminum darah ini dan Mi-ho punya manik-manik serigala yang telah mengumpulkan energi dari manusia selama 100 hari maka Mi-ho akan menjadi manusia. 


Mi-ho bertanya kenapa Dong-ju memberitahukan semua hal ini. Dong-ju berkata kalau ini karena gadis lain yang mirip dengan Mi-ho dan menginginkan hal yang sama. Dong-ju akan membantu Mi-ho mati tapi apakah Cha Tae-wung dapat dipercaya untuk melindungi manik2 serigala Mi-ho selama 100 hari.


Dong-ju mengatakan sekali lagi pada Mi-ho kalau manusia tidak dapat dipercaya dan bersikeras agar Mi-ho melupakan semuanya dan kembali. Mi-ho pergi dan pertanyaan itu masih menggantung di kepalanya. Mi-ho memegang sebotol kecil darah Dong-ju di tangannya ketika dia melihat orang-orang di jalanan di bawahnya. Mi-ho: “Apakah mati berarti menghilang? Aku hanya ingin hidup di bawah sana.”


Mi-ho berjalan ke rumah dan langsung dikenali oleh Du-hong, yang mengejarnya tapi tidak bisa mendapatkannya. Hye-in melihat ini dari kejauhan dan mencibir. Mi-ho tak hanya mendapatkan kasih sayang Tae-wung tapi sekarang sutradara juga, untuk peran yang sangat diinginkannya itu.

Hye-in memutuskan untuk menelpon Tae-wung buat mendiskusikan hal itu dan menangkap kebohongan Tae-wung ketika dia berada di dekat rumah dengan setumpuk daging di tangannya. Mereka duduk bersama dan Hye-in bertanya apakah Tae-wung menyukainya. Hye-in berkata kalau dia sudah menunggu Tae-wung mengungkapkan perasaannya padanya dan sudah mempersiapkan jawabannya. Hye-in berkata kalau dia sudah kehilangan kepercayaan pada Tae-wung yang sudah menggoyangkan perasaannya. Hye-in ingin agar Tae-wung tidak membuatnya menunggu.


Tae-wung minum banyak soju sambil menunggu Mi-ho pulang. Mi-ho meninggalkan voicemail untuk Tae-wung dan mengatakan kalau ada hal penting yang ingin dia tanyakan pada Tae-wung. Dan Mi-ho bertanya apakah dia bisa tinggal bersama Tae-wung lebih lama. Mi-ho mencium bau Tae-wung ketika dia mendekat dan berlari untuk menemuinya di gym.

Mi-ho muncul di depan Tae-wung dari kegelapan. Tae-wung mengatakan kalau dia sedang mabuk lalu berkata, “Bulan keluar. Apakah kau ingin merentangkan ekormu dan ber’hoi-hoi’?” Tae-wung berkata lagi, “Mi-ho, kita teman, kan? Apakah kau mau melakukan sesuatu yang membuatku senang?” Mi-ho memandangi Tae-wung dengan manis. Tae-wung: “Apa kau akan… menghilang?” Tae-wung yang mabuk memohon pada Mi-ho agar dia pergi dan berhenti membuat hidupnya menjadi sulit. Tae-wung kemudian jatuh ke lantai dan pingsan.


Mi-ho memandangi Tae-wung dan berkata, “Tae-wung, yang sebenarnya adalah kau sudah jauh lebih baik. Aku akan pergi, jadi kau tak perlu khawatir lagi.” Mi-ho melepaskan tangan Tae-wung.


Keesokan paginya, Tae-wung bangun di atas tempat tidurnya. Dia tidak tahu bagaimana bisa sampai kesana. Dia memanggil Mi-ho tapi Mi-ho tidak ada. Tae-wung mencari dan terus mencari, lalu akhirnya dia sadar: Mi-ho sudah pergi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar