Selasa, 04 Januari 2011

My Girlfriend is Gumiho Episode 1


Gu Mi-ho menunggu dengan sabar di luar gedung kampus. Dia terlihat sangat cantik dan segar. Setelah dia melihat sosok Cha Tae-wung, dia melambai dan memangil pemuda itu dengan semangat. Tae-wung di sisi lain, sama sekali tidak senang melihat keberadaan Mi-ho. Tae-wung berbalik dan berpura-pura sedang menelpon lalu menuju arah yang lain.


Menjadi sosok yang punya kekuatan supernatural ada untungnya. Kecepatan contohnya. Mi-ho muncul dari arah yang berlawanan dan dia menerima alasan kenapa Tae-wung tak mau melihatnya. Mi-ho berkata dengan sungguh-sungguh, “Yah, aku yakin kalau kau tidak ingin mati, kau pasti sudah berbohong dan berpura-pura tidak mendengarku. Benar kan?” Ancaman ini tidak sungguh2 tapi ancaman inilah yang dipakai Gu Mi-ho dalam hubungan mereka. Dia tidak ragu menggunakannya bila itu perlu.


Mi-ho menarik tangan Tae-wung menuju ke ‘penemuannya yang sangat spesial’ sedangkan semua pria di kampus mulai tergila-gila pada Mi-ho. Tampilan seorang Serigala Berekor Sembilan memang cantik. Tambahan pula, dia punya aura yang bisa menarik banyak pria. Tae-wung membuat iri pria lainnya… hanya saja, Tae-wung malah menginginkan hal yang berbeda.


Dengan senang, Mi-ho menunjukkan penemuan barunya: sebuah restoran yang melayani daging sapi segar yang baru dipotong. Mi-ho benar-benar ingin makan daging sapi segar. Ini adalah kegiatan rutin buat mereka tapi hari ini Tae-wung bertahan – tidak! Dia tidak boleh makan daging sapi!

Terhadap penolakan ini, Mi-ho menaikkan alisnya seolah-olah ingin berkata, “Oh benarkah?” kemudian dia bersandar lebih dekat untuk berbisik, “Lalu, aku akan memakanmu.” Itu membuat Tae-wung yang pengecut sangat ketakutan. Mi-ho mulai berceloteh lagi, “Serigala, serigala apa kabar? Aku makan nasi. Apa yang kau makan bersama nasi itu? Beberapa lauk pauk Tae-wung!” Mi-ho dengan bercanda bertanya, “Apakah dia mati? Apakah dia hidup?” Tae-wung menelan ludah dengan ketakutan. Mi-ho mengumumkan dengan gembira, “Dia hidup!” Dia berlari dengan riangnya untuk makan daging sapi.


Kenapa semua bisa seperti itu? Kita lihat kilas baliknya. 

Tae-wung merekam sebuah video di sekolah silat dengan bantuan dana dari Sun-nyeo dan kawan2nya. Berlawanan dengan adegan pembukaannya, disini Tae-wung menggunakan tenaga yang besar untuk menukik ke seberang tempat latihan lalu mengacungkan pedang dengan gaya mengancam. Dia melakukan ini dengan harapan untuk memasukkannya ke internet agar menjadi cerita yang terkenal.


Seluruh anggota dalam grup itu menuruti saja kata2 Tae-wung dan Tae-wung jelas2 menikmati menjadi pemimpin. Dia juga punya sifat manja anak kaya misalnya seperti waktu dia membelikan semua orang es krim seolah-olah yang melakukan itu adalah bintang besar yang mentraktir para staffnya. Tae-wung juga membual tentang peran dalam film yang hampir dia dapatkan. Dia adalah finalis-nya dan audisinya untuk film berikutnya akan segera tiba.

Tae-wung membawa teman2nya, Sun-nyeo dan Byung-su, ke salon rambut kakeknya dsan berjanji untuk memberikan mereka kriting gratis. Dia sendiri ingin agar rambutnya dibenahi untuk persiapan audisinya yang berikutnya. Jeleknya, manajer menelpon kakek, yang marah pada Tae-wung karena merusak statusnya sebagai cucu pemilik salon, lagi. Tae-wung berpikir cepat dan kali ini mengatakan kalau dia akan membayar. Kemudian, Tae-wung kabur.

Tae-wung mengebut dengan motor barunya yang mencolok. Motor yang dibeli dengan uang sekolah yang diberikan oleh kakek – siapa yang perlu pendidikan kalau kau akan menjadi bintang film? Akan tetapi, polisi menghentikan Tae-wung sebab kakek melaporkan bahwa motor itu curian jadi Tae-wung ditangkap untuk dimasukkan ke penjara.

Dimana kekhawatiran Tae-wung yang terbesar muncul: di dalam penjara rambutnya akan dikeriting!



Bibi Min-suk membayar jaminan agar Tae-wung bisa keluar dari penjara. Dia membela Tae-wung sebab bibi bisa bersikap lebih toleran ketimbang ayahnya (kakek Tae-wung). Akan tetapi, kakek diwajibkan untuk bisa mengubah perilaku cucunya dan mengumumkan kalau dia akan mengirim Tae-wung ke akademi displin untuk mendapatkan pendidikan. Kakek meminta Tae-wung untuk mendaftar ulang di sekolah.


Tae-wung protes – bagaimana dengan audisinya? Kakek tidak berubah pikiran dan berkata bahwa sampai Tae-wung menjadi seseorang (yang lebih matang), dia dihukum. Kakek serius dan dia bahkan tidak akan membiarkan Tae-wung lepas dari genggamannya meski itu untuk pipis sekalipun.

Tae-wung menawarkan satu sepatunya sebagai jaminan kalau dia tidak akan kabur dan itu memberikan Tae-wung sedikit ruang ketika mereka beristirahat di stasiun peristirahatan. Tae-wung bersembunyi di sebuah tong sampah kosong, jadi saat kakek datang untuk mencarinya, kakek berpikir kalau Tae-wung kabur lewat jendela. Kakek berteriak dengan putus asa sedangkan Tae-wung mengendap-endap di belakang truk pengantar barang. Hore! Sukses dah! (hehehe...)


Sekarang cerita tentang Gumiho. Cerita ini dimulai ketika seorang biksu menceritakan kepada pengunjung kuilnya saat pengunjung itu bertanya tentang lukisan yang ada di dinding. Di lukisan itu terdapat gambar seorang wanita tua dan seekor serigala. Gambar itu menceritakan tentang Gumiho yang ingin menjadi manusia.


Serigala di lukisan itu berubah menjadi manusia dan inilah Mi-ho yang keluar dari lukisan. Dia hidup tentu saja. Dia muncul di dunia dan mengambil wujud manusia serta hidup di sekeliling manusia. Karena kecantikannya, dia membuat para pria bertekuk lutut dihadapannya serta megap2 tidak bisa bernafas karena saking kagumnya. Hal ini pasti terjadi kemanapun dia pergi.


Para pria menjadi gila karena Gumiho dan ini adalah masalah besar. Para wanita tidak menyukainya. Mereka percaya kalau rahasia kecantikan Gumiho ada di ekornya yang berjumlah sembilan. Mereka lalu berdoa pada wanita yang ada dilukisan. Wanita itu adalah roh nenek moyang. Permintaannya adalah agar ekor sang Gumiho dihilangkan.


Arwah nenek moyang mendapati dirinya berada dalam sebuah konflik. Tapi akhirnya mendapatkan ide. Dia percaya kalau semua ini akan berakhir bila dia mencarikan suami untuk sang Gumiho. Seorang pria dipilih dan Gumiho siap untuk melaksanakan pernikahannya.

Sayangnya, tidak ada seorang wanita pun yang mau menyerahkan seorang pria ke genggaman Gumiho. Mereka kemudian menyebarkan gossip kalau Gumiho memakan 100 hati manusia agar bisa berubah menjadi manusia. Ini tentu membuat takut semua orang dan pada hari pernikahannya, Gumiho ditolak. Roh nenek moyang memotong ekor Gumiho dan mengurungnya selamanya di dalam lukisan selamanya. Sekarang dia disana tanpa ekornya.


Setelah di truk selama beberapa saat, Tae-wung turun di sebuah jalanan pegunungan entah dimana. Suasananya gelap dan hujan. Dia memberi tanda pada sebuah mobil untuk meminta tumpangan. Ternyata pengendara mobil itu adalah biksu yang tadi menjelaskan cerita tentang Gumiho pada para pengunjung. Dia membawa Tae-wung ke kuil untuk bermalam.


Tae-wung meminjam telpon biksu itu untuk menelpon bibinya, Min-suk. Dia mencoba menebak-nebak nomer hp bibinya itu. Tapi sinyal di tempat itu jelek sekali. Jadi, Tae-wung memegang telponnya dan berkelana ke beberapa tempat untuk mencari sinyal yang lebih kuat. Tae-wung sampai ke sebuah kuil terisolasi dimana lukisan Gumiho disimpan. Tae-wung akhirnya mendapatkan sinyal tepat di luar kuil. Dia kemudian mencoba menelpon bibinya lagi beberapa kali. Dia menelpon nomer yang salah tapi yang terakhir meminta Tae-wung untuk tidak menutup telponnya. Jadi Tae-wung tetap bisa online.


Orang terakhir yang ditelpon Tae-wung ini membuat beberapa pernyataan keingintahuan. Seperti, bagaimana Tae-wung terlihat lebih bagus kalau topinya dilepas. Dengan marah2, Tae-wung melihat hp-nya – hp itu sudah mati tapi tetap ada suara yang keluar dari hp itu. Apa yang terjadi? Tae-wung mencoba untuk menyingkir. Akan tetapi, suara di hp itu memperingatkan kalau Tae-wung pergi maka dia akan sangat marah. Suara itu punya tugas untuk Tae-wung dan mengundangnya untuk masuk ke dalam.


Mi-ho menuntun Tae-wung ke lukisan di dinding dan menyuruhnya untuk menggambar sembilan ekor pada serigala di lukisan itu. Tae-wung tetap ketakutan tapi Mi-ho menyuruhnya untuk cepat2. Jadi dengan terburu-buru, Tae-wung menggambar sembilan ekor di serigala dalam lukisan itu. Ketika Tae-wung menggambar, alam menjadi terganggu: kilat muncul dan anjing penjaga menggonggong dengan keras. Biksu menyadari ada yang salah dan bergegas ke kuil Gumiho.


Saat Tae-wung selesai menggambar, Mi-ho akhirnya bebas dari lukisan itu. Di luar badai mengamuk, seakan langit memberi tanda ada hal buruk yang terjadi. Badai membuat Tae-wung takut dan malah kabur dari tempat itu. Dia berlari dan jatuh di bukit berbatu. Dia mendarat dengan keras dan pingsan.

Mi-ho menemukan Tae-wung dan memandangnya dengan penuh penasaran. Tae-wung tak bangun-bangun, jadi Mi-ho memutuskan untuk menolongnya. Bagaimanapun juga, pria itu sudah membantu menggambarkan ekor di lukisan dan sebaiknya Mi-ho juga membantunya. 


Mi-ho mendekat ke tempat Tae-wung dan meniupkan energi mistis ke mulut Tae-wung. Energi ini disebut ‘manik-manik serigala’. Ketika Mi-ho melakukan itu, ekor-nya berkilat-kilat dibawah cahaya bulan.


Pada pagi harinya, Tae-wung bangun dengan posisi yang aneh – dia tersangkut di cabang pohon yang tinggi. Dia hanya ingat bagian ketika terpeleset di bukit berbatu di sisi gunung. 


Ketika Mi-ho mendekat, Tae-woong sama sekali tidak mengenalinya. Bahkan tetap tidak kenal ketika Mi-ho memberitahunya kalau mereka bertemu tadi malam

Akan tetapi, beberapa kata yang diucapkan Mi-ho memicu ingatan Tae-wung. Dia adalah gadis yang ditelpon tadi malam itu. Tae-wung ketakutan sebab dia berpikir kalau Mi-ho adalah hantu. Maka, dia menyentuh pipi Mi-ho dan akhirnya lega karena ternyata dia manusia. Mi-ho menganggapnya sebagai pujian, “Apa aku terlihat seperti manusia?” Sekarang, Tae-wung jadi marah sebab mengira Mi-ho mengerjainya malam sebelumnya. Dia mengajak Mi-ho kembali ke kuil itu untuk mengakui tentang lukisan yang sudah dia coret. Hal itu dianggap Tae-wung sebagai vandalisme (penambahan,penghapusan atau pengubahan isi secara sengaja untuk mengurangi kualitas peninggalan sejarah).





Mi-ho berbicara yang sejujurnya tapi cerita itu begitu fantastik sehingga Tae-wung mengartikannya sebagai cerita yang sangat manusiawi. Contohnya saja, Mi-ho mengeluh kalau dia tidak suka kuil itu – dia dikurung disana oleh seorang nenek dan baginya hal itu sangat membosankan. Tae-wung mengartikan itu bahwa Mi-ho adalah pembuat masalah yang sedang menerima hukuman. (waduuuh...).

Tae-wung bertanya sudah berapa lama Mi-ho dikurung di dalam kuil. Mi-ho menjawab, “Lima ratus tahun.” Hal itu membuat langkah Tae-wung terhenti dan meminta cerita lengkapnya. Mi-ho menceritakan semuanya. Cerita tentang roh nenek moyang adalah cerita yang sangat terkenal dan gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Gumiho. Jadi Tae-wung berikir kalau Mi-ho mengarang cerita itu atau dia gila.

Mi-ho menjelaskan kalau dia juga sudah menolong Tae-wung. Alasan kenapa Tae-wung tidak merasa sakit adalah karena Mi-ho memberianya manik2 serigala yang sekarang ada di dada Tae-wung. Mi-ho mencari-cari dibalik T-shirt Tae-wung untuk menunjukkan letak manik2 serigala itu berada. Tae-wung menyingkirkan tangan Mi-ho sebab dia yakin gadis itu pasti sudah gila. Tae-wung berkata kalau Mi-ho seharusnya punya ekor sembilan dan Mi-ho menjawab kalau ekor2nya hanya muncul di bawah sinar rembulan.

Cukup sudah. Tae-wung pergi sendiri. Dia mengarahkan Mi-ho ke arah yang lain lalu berjalan pergi. Hanya saja, seekor babi datang. Meski Tae-wung sangat ingin menyingkirkan gadis yang dia anggap gila, tapi dia tidak bisa membiarkan gadis itu mati di tempat itu. Jadi dia kembali untuk menjemput si serigala. Mi-ho sebenarnya tidak takut pada binatang itu tapi Tae-wung menarik tangannya dan mereka pun mulai lari.


Sementara itu, seorang pria misterius bernama Dong-ju, Pemburu Gumiho, muncul di kuil. Dia merasakan gangguan yang terjadi dan memeriksa kuil yang terisolasi. Dia bergumam kalau dia melakukan semua pencegahan ini untuk memastikan kalau Gumiho tetap terkurung. Di kota terdekat, Tae-wung berpisah dengan Mi-ho dan dia menjual sebuah kalung untuk mendapatkan uang. Dia menduga kalau kakeknya membayar uang sekolah maka dia bisa pulang ke rumah dengan selamat. Di rumah, kakek membayar uang sekolah lalu berhenti untuk berpikir, “Tunggu. Apa ini artinya aku kalah lagi kali ini?”

Tae-wung menelpon sekolahnya dan mendapatkan konfirmasi yang artinya dia bebas kembali ke Seoul. Mi-ho memanfaatkan telinganya yang tajam dan menguping setiap detail percakapan Tae-wung lalu mulai mengikutinya. Tae-wung berpikir kalau dia bisa mengabaikan Mi-ho dengan mudah sebab Mi-ho tidak tahu apa2 tentang dirinya. Jadi, ketika Mi-ho memanggil nama Tae-wung hingga membuatnya terkejut. Mi-ho bahkan menguraikan data pribadi Tae-wung dan meminta pemuda itu untuk mentraktirnya makan siang. Tae-wung merasa ia terjebak dengan seorang gadis gila


Tae-wung mengajaknya ke restoran daging panggang, dimana Mi-ho tidak sabar untuk mencicipi daging setelah 500 tahun! Dia hampir menggigit sepotong daging mentah tapi Mi-ho segera menahan dirinya – dia telah bekerja keras untuk bisa tampil seperti manusia dan makan daging mentah sangat tidak manusiawi.


Tae-wung mengejek kepercayaan tentang dirinya yang seorang Gumiho. Dia mengatakan kalau kakeknya sering meminta dirinya untuk bisa bersikap seperti manusia. Itulah satu2nya kesamaan mereka. Tae-wung bertanya tentang keluarga Mi-ho dan dia menjawab kalau dia tidak punya siapa-siapa. Itu membuat Tae-wung langsung bersimpati pada Mi-ho.

Tae-wung permisi untuk pergi ke kamar mandi tapi sebenarnya dia berencana untuk kabur. Dia sudah merencanakan ini sejak membelikan makan siang untuk Mi-ho. Saat Tae-wung tidak kembali juga, Mi-ho berinisiatif untuk mencari pemuda itu – hanya, dia terkagum melihat semua kursi yang ada di kamar mandi. Dia membuka sebuah wc duduk dari porselen, terpesona pada kecantikan benda itu dan memutuskan kalau itu adalah sumur. Dan kebetulan dia sedang haus…(hahaha...ko'jadi kayak kucing aq ya....dh diksh aer tp minumnya malah dari lubang tu...)

Untungnya, Mi-ho memutuskan kalau itu sumur yang indah tapi tidak bersih. Daging adalah masalah yang lain. Saat dia memasukkan daging itu ke mangkuk, dia secara tidak sengaja menjatuhkannya. Mi-ho menyentuh daging itu tapi kemudian dia menangkap bau para pengejarnya (biksu, Dong-ju, dan polisi) di udara dan memutuskan untuk kabur.


Dong-ju mendengar kalau gadis itu di resto itu bersama seorang pria muda – yang ciri2nya sama dengan pria yang menginap di kuil – dan menebak kalau mereka bersama. Saat Dong-ju sudah bisa memperbaiki hp biksu yang rusak, dia bisa tahu siapa yang ditelpon pemuda itu dan mulai melakukan pelacakan. Jujur saja, Dong-ju belum pernah bertemu dengan Gumiho itu tapi dia yakin dia akan bisa melacaknya dari kecantikan dan auranya

Bibi Min-suk masuk ke dalam lift dan kentut. Tapi dia panik waktu seorang pria misterius masuk ke dalam lift juga padahal bau kentutnya bibi belum hilang. Tapi pria misterius itu berusaha untuk tidak mempedulikan bau itu. Dan ketika dua wanita masuk ke dalam lift dan megap2 karena tidak bisa bernafas, sang pria misterius mengaku kalau dialah yang kentut dan meminta maaf. Min-suk sangat tersentuh pada sikap ini dan membungkuk untuk mengucapkan terima kasih. Pria itu malah merasa kalau Min-suk sangat menarik.


Tae-wung sangat ingin menggunakan bus berikutnya untuk kembali ke Seoul,dia diikuti oleh Mi-ho. Tae-wung berpikir kalau Mi-ho membuntutinya selama ini dan tidak percaya pada penjelasan Mi-ho kalau dia mengikuti Tae-wung lewat baunya. Mi-ho mengatakan, “Aku menyukaimu. Aku akan mengikutimu.”


Sekarang Tae-wung sangat putus asa dan menuduh Mi-ho sebagai penguntit, tipe orang yang sangat akrab dengannya sebab orang selalu menempel padanya karena uangnya. Tae-wung juga menyindir cerita Mi-ho dan mengejek penjelasan aneh Mi-ho kalau dia adalah Gumiho. Kekejaman ini membuat Mi-ho sakit hati. Tae-wung kemudian berbalik untuk pergi dari sana. Dengan nada yang tajam, Mi-ho bersumpah akan membuat Tae-wung percaya padanya, “Lalu, kau mati.”



Tae-wung naik bus untuk pergi ke Seoul dan langsung menuju sekolah laga. Tapi dia tetap merasa takut dan membayangkan kalau Mi-ho mengintai di setiap sudut. Yang membuatnya tenang adalah dia bertemu dengan teman2nya, Sun-nyeo dan Byung-su. Sun-nyeo jelas ingin membuat Tae-wung senang dan memberikan kunci gedung pada Tae-wung jadi dia bisa bermalam disana.

Baru sekaranglah, Tae-wung melihat luka di punggungnya yang terlihat sangat menyakitkan. Dia tidak memperhatikannya sebab luka itu tidak terasa sakit. Tiba-tiba Tae-wung ingat pada penjelasan Mi-ho tentang kekuatan manik-manik serigalanya. Tae-wung mulai mengatakan pengalaman anehnya pada Byung-su dimana dia bertemu dengan seorang gadis aneh yang mengatakan kalau dirinya adalah Gumiho. Lalu, dia ingat kalau dia sudah berjanji tidak akan mengatakan pada siapa2 kalau Mi-ho adalah Gumiho. Byung-su memperingatkan Tae-wung (setengah bercanda) bahwa jika Gumiho memintamu untuk tidak mengatakannya maka kau sebaiknya tidak mengatakannya atau mati.


Tae-wung mencoba untuk mengabaikan fakta itu dan mulai mengambil gambar. Tapi ketika bola mulai menjauh darinya, bola itu malah mendekat lagi. Dia meyakinkan dirinya kalau bola itu hanya terpental. Tapi semua bola mulai menggelinding sendiri!


Dari kegelapan munculah Mi-ho yang mengikuti Tae-wung ke tempat itu lewat baunya, seperti yang dia katakan beberapa waktu yang lalu. Dengan gugup, Tae-wung memberikan acungan jempol lemah atas kemampuan Mi-ho dan Mi-ho mengingatkan Tae-wung kalau dia adalah Gumiho. Mi-ho melihat ke langit dan mengatakan kalau bulan akan muncul. Sekarang, dia baru bisa membuktikan semuanya pada Tae-wung


Mi-ho melangkah ke cahaya bulan ketika awan terbuka dan memperlihatkan bulan. Dan tentu saja, saat Mi-ho berhadapan dengan Tae-wung, ada sembilan ekor di belakang Mi-ho yang melambai-lambai. Tae-wung kaget dan mulai megap2. Mi-ho berkata pada Tae-wung, “Aku Gumiho. Kembalikan manik-manik serigalaku!”


Setelah itu, Mi-ho mendekati Tae-wung dan mencondongkan diri untuk mengambil manik-maniknya kembali.


5 komentar:

  1. woo,,buatnya berapa jam fantasy?

    BalasHapus
  2. seharian full...dr jam 8pg pe jm 5...dpt 3seri...coz gi ga sholat apni..jd enak...ngebut.....hehehe.....

    BalasHapus
  3. woo, matanya ga sepet tuh,,wkwkk semangat ya,,

    BalasHapus
  4. sepet seh ga, apni....ngantuk iya..hehehehe...ukey..ukey...mksh

    BalasHapus
  5. mb, keren bangett,,jos pokoke,,aku ngerasain klo nulis itu meng harus mood banget

    BalasHapus