Kamis, 06 Januari 2011

My Girlfriend is Gumiho Episode 7

Dengan semangat memberikan semua yang Tae-wung inginkan, Mi-ho mengumumkan, “Aku bersembunyi!” tepat saat Hye-in muncul, Mi-ho langsung melompat dari tempatnya berdiri. 

Dengan terkejut, Tae-wung melewati Hye-in dan berjalan turun. Padahal, Mi-ho sebenarnya baik2 saja. Mi-ho bertanya kenapa Tae-wung mengikutinya turun ketika dia bersembunyi untuk kepentingan Tae-wung agar bisa berduaan dengan Hye-in.



Tae-wung ternyata lupa kalau Mi-ho bukan manusia tapi luka di tangan Mi-ho rasanya sangat mengkhawatirkan. Mi-ho terbentur papan nama sekolah laga ketika dia melompat. Mi-ho mencium Hye-in yang mendekat dan bergerak untuk bersembunyi lagi, tapi Tae-wung menarik tangan Mi-ho dan menyuruhnya untuk diam.


Hye-in melihat Tae-wung memegang tangan Mi-ho dan dia tak suka itu. Hye-in bertanya apakah Tae-wung berbohong soal mengusir Mi-ho, dan apakah mereka sudah tinggal bersama disini selama ini. Berbeda dengan sikap Tae-wung yang dulu, sekarang dia menjawab tanpa alasan: dialah yang meminta Mi-ho untuk tetap tinggal. Dia harus tinggal dengan Mi-ho sekarang jadi tidak bisa bersama Hye-in. Melihat perubahan sikap ini, Hye-in bertanya apakah Tae-wung menyukai Mi-ho. Tidak puas dengan jawaban Tae-wung yang berjanji akan bersama Mi-ho, Hye-in pergi dengan penuh kemarahan.


Tae-wung sedang merasa sedih jadi Mi-ho agak menjauhinya. Tae-wung berkata kalau ini bukan salah Mi-ho, dia hanya sudah lelah berbohong. Tae-wung sadar kalau dia belum pernah menjadi pria yang baik, tapi dia masih ceroboh hingga keadaan ini mengubahnya menjadi pria yang jahat pada Hye-in. Tae-wung sadar, kalau dia, yang tidak pernah menjadi orang yang bisa menepati janji telah membuat janji pada Mi-ho dan Tae-wung menatap cincinnya. Dia mendesah kalau janji yang akan dia buat harusnya adalah bersama Hye-in, nuna-nya.



Tae-wung hanyut dalam angannya hingga dia tidak menyadari kalau hujan telah turun. Dia baru sadara ketika dia menyentuh bangku yang basah. Kenapa dia tidak sadar? Soalnya, Mi-ho berada di belakang Tae-wung dan memegangi papan nama sekolah laga di atas kepala Tae-wung – cukup lama sebenarnya. Tae-wung bertanya apakah papan itu berat. Karena kekuatannya yang mulai pudar, Mi-ho mengernyit dan mengaku kalau papan itu berat. Tapi Tae-wung tidak menghiraukan itu dan menyangka bahwa karena dia adalah gumiho, maka itu pasti pekerjaan yang mudah.



Tae-wung berencana untuk berpikir lebih lama lagi jadi dia menyuruh Mi-ho untuk tetap memegang papan itu untuknya. Tidak ingin ikut campur atau keberatan, Mi-ho setuju dan selama itu pula, Mi-ho menyeringai dengan tidak nyaman karena papan itu jadi semakin berat dan berat.

Akhirnya, Tae-wung berhenti berpikir. Karena tak ada lagi yang perlu disembunyikan, dia memakai kembali cincinnya. Tae-wung bangkit dari kursinya dan mengambil papan itu dari Mi-ho. Pada awalnya, Mi-ho pikir kalau Tae-wung ingin pergi sendiri, jadi dia tetap diam di tempat. Tapi waktu Tae-wung mengisyaratkan kalau Mi-ho harus ikut, dia akhirnya menyusul dengan tersenyum senang.




Tidak hanya itu, Mi-ho bahkan menarik Tae-wung dan memeluknya. Lalu, Mi-ho melihat reaksi Tae-wung – tak terlalu suka – jadi Mi-ho mundur dengan malu-malu dan berhenti memegangi ujung kaos Tae-wung. Tae-wung mulai memperbaiki papan nama yang jatuh itu dengan mengelem huruf yang terlepas. Mi-ho takjub melihat kekuatan lem itu dan Tae-wung langsung memperingatkan kalau ini adalah lem super yang kalau sekali menempel, akan susah melepaskannya.




Tae-wung selesai mengelem dan puas karena huruf2 itu tidak akan jatuh lagi. Itu membuat Mi-ho gembira tapi Tae-wung memperingatkannya kalau huruf itu tidak akan terpisah sekarang, tapi mereka (Tae-wung dan Mi-ho) akan berpisah setelah 100 hari. Mi-ho mencibir cara Tae-wung mengucapkan kata2 itu yaitu artinya Tae-wung akan menghitung hari demi hari yang akan datang dengan hati-hati. Lebih pastinya, mereka punya 95 hari lagi untuk bersama. Tae-wung berkata pada dirinya sendiri, “Lima hari telah lewat.” Mi-ho mengelem sebuah gambar daging di tempat tidurnya sambil bergumam, “Jangan jatuh, jangan jatuh…”



Ingat luka di tangan Mi-ho, Tae-wung mengobatinya dengan salep. Mi-ho mencoba menyarankan kalau dia akan lebih cepat sembuh dengan ‘memeluk manik-maniknya’ ketimbang menggunakan obat-obatan. Tapi Tae-wung malah berkata kalau tidak apa-apa bila Mi-ho sembuhnya lambat sebab mereka masih punya banyak waktu.


Ketika Mi-ho mengatakan kalau dia masih ada luka lagi lalu menghisap luka itu, Tae-wung tertawa dan membandingkan Mi-ho dengan anjing keluarganya. Mi-ho tidak suka tapi kemudian Tae-wung berkata kalau Ddung-ja(anjingnya) adalah teman baiknya. Mi-ho juga ingin menjadi teman Tae-wung dan Tae-wung menghibur Mi-ho dengan mengatakan kalau dia akan merahasiakan ini dari anjingnya. Tae-wung bahkan menepuk kepala Mi-ho seperti anjing dan menggoyangkan tangan Mi-ho seolah-olah itu cakar.


Tae-wung dan Mi-ho menggantung papan yang sudah diperbaiki dan saat itulah mereka melihat Bibi Min-suk tiba dengan Du-hong yang mabuk dan terpaksa diseret oleh Bibi. 




Bibi Min-suk tak bisa menghubungi Tae-wung jadi dia menempatkan Du-hong di karpet. Sekilas, bibi melihat hp Tae-wung dan melihat juga foto Hye-in disana. Bibi Min-suk pikir kalau gadis itu pasti yang diajak Tae-wung tinggal bersama. Bibi Min-suk hendak berdiri tapi tidak bisa. Dia tertempel lem di karpet. Karna ini satu-satunya cara, Bibi Min-suk pun meninggalkan celananya disana dan pulang dengan memakai jas Du-hong.

Karena Du-hong yang mendengkur di loteng, Tae-wung dan Mi-ho memutuskan untuk menginap di gym. Mi-ho sangat penasaran dengan urusan film, khususnya film yang melibatkan yang bukan manusia. Apa ada cerita yang menceritakan yang bukan manusia jatuh cinta pada manusia, menikah, dan hidup bahagia selamanya?

Tae-wung menyebutkan satu film antara hantu wanita dan seorang pria tapi Mi-ho tidak suka endingnya sebab hantu wanita itu menghilang karena dia bukan manusia. Mi-ho mengatakan, “Apa ada cerita yang tidak ada gadis bodohnya seperti itu?” Tae-wung berpikir lagi, dan menyebutkan film vampire, dimana dalam cerita ini, vampire seksi merayu manusia lugu dan mereka pun jatuh cinta. Tapi mereka juga tak bisa menikah, vampire ini malah kena sinar matahari dan menghilang. Mi-ho meminta film dengan happy ending sebab dia kecewa karena semua film yang diceritakan Tae-wung endingnya menyedihkan. Tae-wung cukup senang karena bisa menggoda Mi-ho tapi saat melihat Mi-ho tidak suka, dia mengatakan kalau itu hanya film dan mengingatkan Mi-ho kalau mereka adalah teman.

Tae-wung tak bisa memikirkan contoh film lain yang happy ending, jadi Mi-ho memutuskan untuk bertanya pada ‘guru Dong-ju yang pintar’ untuk mendapatkan cerita yang lain. Mendengar nama Dong-ju disebut, sikap Tae-wung jadi berubah, apalagi saat Mi-ho memuji-muji kebaikan Dong-ju. Meski begitu, Tae-wung tidak mau mengakui kalau dia sebenarnya cemburu. Bersikap seolah tidak peduli, Tae-wung meminta Mi-ho untuk bertanya pada Dong-ju saja.

Tanpa mendengar nada suara Tae-wung, Mi-ho menjawab kalau dia telah mengatakan pada Dong-ju kalau dia akan sering2 datang. Ketika Mi-ho bertanya pada Tae-wung tentang film apa yang sedang dia buat, Tae-wung menjawab, “Kenapa kau tidak tanya guru Dong-ju mu? Dia mungkin pintar, tapi aku bertaruh dia tidak akan tahu!” Tae-wung tidur di atas tumpukan matras sedangkan Mi-ho tidur di sampingnya di atas tumpukan yang lebih rendah. Pada pagi hari, badan Tae-wung bertengger di sisi matras dan Mi-ho bernyanyi, “Jatuh… jatuh… jatuh.” Dan berdoa agar Tae-wung berguling ke matrasnya..ehm...




Tae-wung tidak bergerak jadi Mi-ho menendang tumpukan itu hingga Tae-wung berguling ke sisinya dan setelah itu, Mi-ho merapatkan tubuhnya ke Tae-wung. Tapi sayang sekali, soalnya Du-hong juga bangun – mendapati dirinya di atas karpet di dekat celana Bibi Min-suk yang kena lem – lalu menuju ke sekolah untuk mencari Tae-wung.

Hal ini membuat momen berharga Mi-ho terpotong dan dengan cepat Mi-ho menghilang dari pendangan. Tapi tetap saja, Mi-ho tidak bisa berhenti marah2 pada Du-hong karena menghancurkan saat-saat berharganya. Dengan kesal, Mi-ho menendang tembok dan membuat papan yang baru dipasang jatuh lagi. Papan itu mengenai kepala Du-hong. Meski dia tidak pingsan, tapi hentakan itu membuatnya ingat kembali apa yang terjadi. Dia ingat telah mabuk dan melakukan hal tidak pantas pada Bibi Min-suk.




Tae-wung kembali ke loteng dan menemukan Mi-ho sedang makan lebih banyak daging. Dia melihat wajan yang kotor dengan sangat kecewa. Dia mengatakan pada Mi-ho kalau Mi-ho harus mulai mencuci sendiri dan menyarankan agar mereka bekerja sama dalam hidup bersama seperti ini. Tae-wung sudah berjanji pada sutaradara kalau dia akan menjaga sekolah laga sebagai ganti dia boleh tinggal disini. Tapi karena Tae-wung sibuk jadi dia meminta Mi-ho untuk mengambil alih tugas sebagai penjaga rumah. Tae-wung juga mengatakan kalau posisi yang dia tawarkan ini adalah hal yang umum bagi manusia yang tentu saja membuat Mi-ho mau melakukannya. Tae-wung bahkan mengatakannya dengan memakai bahasa Jondaemal.




Cukup lucu, dan itu membuat Mi-ho nyengir karna Tae-wung memerintahnya dengan memakai bahasa tingkat tinggi jondaemal(kalo di indonesia, honorifik. kalau bhsa jawa: kromo inggil. Jondaemal dipakai untuk bercakap-cakap dengan orang yang lebih tua atau yang lebih tinggi jabatannya). Selama ini, Tae-wung bicara dengan Mi-ho menggunakan bahasa banmal(informal. kalo di bhs.jawa:ngoko), yang terdengar kasar. Mi-ho mengatakan kalau seharusnya Tae-wung memang harus bicara padanya dengan menggunakan jondaemal sebab dia adalah gumiho yang telah hidup lebih lama. 






Solusi Tae-wung? Dia membungkuk dan berkata, “Kalau begitu, tolong pertahankan harga diri anda, Nenek Gumiho.” Mi-ho berteriak kalau dia akan melakukannya. 

Mi-ho menyombongkan pekerjaan barunya pada Dong-ju. Dia gembira karena Tae-wung memperlakukannya seperti manusia. Dong-ju mengajak Mi-ho ke toko buku untuk menunjukkannya lebih banyak contoh cerita yang melibatkan non-manusia.




Sambil membalik-balik buku yang ada gambar panda-nya, Mi-ho takjub melihat binatang yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dong-ju berkata, “Ada banyak hal untuk dimakan, kan?” Mi-ho menjawab, “Aku bukan melihat karena aku ingin memakannya!” Tapi ada satu hal yang sudah Mi-ho tahu. Dia tersenyum saat dia mengambil sebuah majalah. Dia mengumumkan, “Berpasangan!” Dong-ju lalu menuntun Mi-ho ke bagian buku dongeng dan mengambil buku Little Mermaid untuk Mi-ho sebagai contoh cerita yang menampilkan tokoh yang ingin menjadi manusia. Dong-ju memberikan buku itu pada Mi-ho dan memintanya untuk membaca buku itu.

Du-hong sangat terkesan pada aksi laga Tae-wung sehingga dia menambah adegan Tae-wung dalam film. Akan tetapi, agar bisa seperti itu adegan seseorang harus dikorbankan dan dalam kasus ini, adegan putrinya Du-hong(Sun-nyeo) yang harus dikorbankan. 




Sun-nyeo menerobos masuk ke dalam ruangan itu sambil dipegangi oleh Byung-su untuk memprotes perannya yang dikurangi. Sun-nyeo juga bertanya apakah ayah menginap di tempat Tae-wung. Mendengar pertanyaan ini, Tae-wung melihat tatapan mata Du-hong lalu mengiyakan. Ketika Hye-in tiba di ruangan itu untuk meminta waktu bicara dengan sutaradara, suasana diantara mereka jadi tegang. Tae-wung memilih untuk keluar dan membiarkan mereka bicara.


Tae-wung bergabung dengan teman-temannya di luar dan Sun-nyeo memaksa Tae-wung untuk mengatakan tentang perjanjiannya dengan Mi-ho. Tae-wung sudah berkata kalau Mi-ho bukan siapa-siapa dan sudah melakukan berbagai cara untuk menyembunyikannya. Tapi kemudian Tae-woong telah memutuskan untuk berhenti menyembunyikan Mi-ho, dia mengaku dan mengumumkan, “Mulai dari sekarang, Mi-ho adalah pacarku.” Ketika Tae-wung beranjak pergi, Hye-in mendengarkan percakapan itu.


Kakek tiba di sekolah dimana Mi-ho sedang sibuk melakukan tugas bersih2nya. Kakek merasa kalau hal ini adalah indikasi dari sifat baik Mi-ho. Kakek sedikit kaget waktu melihat Mi-ho memungut setusuk daging yang sudah dia jatuhkan, tadinya Mi-ho bermaksud untuk memakannya. Tapi kemudian kakek lega karna Mi-ho menjatuhkannya lagi. (Mi-ho teringat nasehat Tae-wung agar tak memakan makanan yang sudah jatuh ke tanah).


Papan nama sekolah laga itu jatuh lagi dan Mi-ho melompat agar tidak mengenai kakek, yang menambah nilai Mi-ho dalam catatan kakek. Karena sudah berjanji untuk bicara lebih sopan, Mi-ho merubah bahasanya yang membuat kakek senang dengan sikap Mi-ho. 




Kakek memuji Mi-ho lalu menawarkan jus organik. Kakek lalu bertanya hal-hal yang mendasar tentang Mi-ho dan kakek jadi semakin bersimpati. Contohnya saja, kakek merasa kasihan setelah mendengar kalau Mi-ho tidak punya orang tua. Ketika kakek memberikan Mi-ho sebotol jus lagi, Mi-ho bertanya apakah dia boleh memberikan jus ini pada orang lain. Tujuannya jelas, agar dia tak usah meminum jus itu. Akan tetapi, kakek malah menerjemahkannya sebagai sikap murah hati Mi-ho.


Tae-wung tiba di rumah dan memuaskan dirinya dengan sedikit mengeluh – rumahnya sangat nyaman dan rapi tapi sekolah laga sangat tidak nyaman – yang tujuannya adalah untuk membuat kakek mengeluarkan uang untuknya. Tapi karena percakapan menyenangkan kakek dengan Mi-ho, kakek merasa sangat senang hati dan setuju kalau Tae-wung ingin menggunakan mobilnya. Bahkan, kartu kredit Tae-wung dikembalikan lagi.




Setelah tujuan tercapai, Tae-wung tiba di departemen store dan mulai belanja. Sejujurnya, Tae-wung tak berpikir untuk membelikan Mi-ho hadiah apa-apa sampai ada promosi hadiah gratis sebuah hiasan hp. Kemudian Tae-wung memutuskan untuk membelikan Mi-ho hp juga.

Dengan suasana hati yang bagus, Tae-wung pulang ke rumah dan bermaksud untuk memberikan langsung hadiah itu pada Mi-ho. Akan tetapi, dia memperhatikan buku yang ada di tangan Mi-ho yang Mi-ho bilang adalah hadiah dari Dong-ju. Mood Tae-wung langsung berubah lagi jadi jelek. Dia sama sekali tidak memberikan hadiah hp itu pada Mi-ho tapi hanya mengeluarkan daging sapi yang dia beli.


Du-hong bertemu dengan Bibi Min-suk dan Du-hong mengembalikan celana Bibi Min-suk dan Bibi Min-suk mengembalikan jas Du-hong. Sang sutradara terlalu malu untuk menawarkan sesuatu atau meminta Bibi Min-suk untuk tetap tinggal. Jadi Bibi Min-suk bangkit dengan jengkel. Tapi, Bibi Min-suk kena sial lagi. Dia bertabrakan dengan pelayan dan kali ini jus mengenai bajunya yang berwarna putih. Bibi Min-suk meratapi nasibnya jelek dan hampir jatuh di kafe itu.


Du-hong bergerak cepat untuk menutupi Bibi Min-suk dengan jas-nya dan hal ini jelas memperlihatkan lengan Du-hong yang penuh tambalan koyo! Lucunya, koyo itu ditempel disana bukan karena Du-hong sakit tapi karena Bibi Min-suk pernah berkata kalau dia suka bau koyo itu jadi Du-hong menempelnya di seluruh tubuhnya. Du-hong membungkuk untuk meminta maaf atas kelancangannya dan beranjak pergi. Tapi sikap ini memberikan keberanian bagi Bibi Min-suk untuk meminta Du-hong agar jangan pergi dan mengobrol saja disini.


Di loteng. Tae-wung melihat buku Mi-ho tergeletak dan tergoda untuk menggunakannya sebagai alas wajan. Dia pura-pura tak sadar dan tak tahu kalau buku yang dia pakai untuk alas itu buku Mi-ho. (ha! cemburu tah?).

Mi-ho melihat bekas wajan itu. Tapi dia sama sekali tak marah dan malah senang karena punya buku yang beraroma daging.(hehehe).




Tae-wung meminta Mi-ho untuk makan tapi Mi-ho mengatakan kalau dia sudah makan banyak daging di tempat Dong-ju. Dengan kesal, Tae-wung bilang kalau Mi-ho pasti lebih bersahabat baik dengan Dong-ju dan bukan dirinya. Mi-ho mencoba menjelaskan kalau itu tidak mungkin: “Jika aku harus membuat perbandingan, Guru Dong-ju hanya daging dan Tae-wung adalah daging sapi.”




Tae-wung lega mendengarnya dan mengetes sekali lagi dengan mengatakan kalau dia akan baik-baik saja bila menjadi daging ayam. Mi-ho menjamin dengan mengatakan, “Tidak. Tae-wung, kau daging sapi Korea favoritku!” Hal ini membuat Tae-wung senang dan ingin memberikan Mi-ho hadiah yang tadi dia belikan dan meminta Mi-ho untuk mengambil hadiah itu dari dalam.

Saat berada di dalam, Mi-ho mendengar suara hp berbunyi dan mengikuti sumber suara itu. Ketika dia menjawab hp itu, Tae-wung mengatakan kalau itu adalah hp Mi-ho. Kemudian, Tae-wung menjelaskan hiasan hp itu – yang juga hadiah untuk Mi-ho sebab Mi-ho sudah memberikan manik-maniknya pada Tae-wung. Mi-ho begitu takjub hingga tak bisa berkata apa-apa dan tak ada jawaban waktu Tae-wung bertanya apakah Mi-ho menyukainya. Tapi itu karena Mi-ho berlari keluar dengan penuh kebahagiaan.




Mi-ho berlari mendekati Tae-wung dan memeluknya. Mi-ho berterima kasih pada Tae-wung karena sudah memperlakukannya seperti manusia dan memberikannya hadiah yang diberikan seseorang pada orang lain. Pelukan yang tiba-tiba itu membuat Tae-wung kaget. Dia sendiri tak tahu kenapa. 

Mi-ho berlari untuk mengetes hp-nya dari kejauhan dan Tae-wung otomatis melambaikan tangannya. Tae-wung bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah dia sudah gila karena bahagia dipanggil sepotong daging.




Sementara itu. Manajer Hye-in memberikan tiket VIP pemutaran sebuah film pada Hye-in dan meminta Hye-in untuk mengajak Tae-wung. Sang manajer berharap Hye-in bisa mengajak Tae-wung untuk menandatangani kontrak dengan perusahaan mereka meski begitu, Hye-in mengelak dengan mengatakan kalau dia sudah tak berhak mengatur Tae-wung.

Di loteng, Tae-wung melatih dialognya sedangkan Mi-ho membaca bukunya. Mi-ho mencoba menghubungkan alur cerita Little Mermaid dan Tae-wung malah mengatakan cerita yang berbeda pada Mi-ho, membuat cerita little mermaid versinya sendiri. Contohnya, putri duyung menyelamatkan sang pangeran, yang dia sukai tapi perasaan putri duyung itu tidak berbalas. Tae-wung berkata kalau putri duyung itu menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya. Tapi Mi-ho membela keadaan dan putri duyung punya alasan sendiri kenapa dia menyembunyikan identitasnya pada pria yang dia sukai.



Mi-ho memanfaatkan kesempatan ini untuk mengetes Tae-wung dan bertanya apakah pria itu mau sang putri duyung kembali bila dia mengakui kalau dia bisa menjadi manusia. Jawaban dari Tae-wung sama sekali tidak membuat Mi-ho senang sebab Tae-wung menjawab tidak. Tae-wung mengambil buku itu untuk melihat endingnya tapi Mi-ho menarik lagi buku itu dan berkeras kalau dia akan membacanya sendiri. Mi-ho berharap agar putri duyung itu bisa menjadi manusia dan hidup bahagia.




Tae-wung tahu kalau cerita itu berakhir tragis dan merasa khawatir terhadap reaksi Mi-ho kalau dia membaca buku itu sampai habis. Akhirnya, Tae-wung bangun dan mengambil buku itu selagi Mi-ho tidur dan merobek bagian terakhirnya. 

Sedangkan, Sang Pemburu Gumiho, Dong-ju membalik bukunya sendiri dan bergumam kalau saat terberat bagi Mi-ho adalah saat dia akan memutuskan apakah harus mati atau membunuh orang yang dia cintai.




Keesokan harinya, Mi-ho pusing sebab ada halaman bukunya yang hilang. Tapi dia belum tahu bagaimana akhir cerita itu. Tae-wung menawarkan diri untuk memberitahukan akhir cerita itu dan tidak memedulikan bagaimana Mi-ho menutup telinganya untuk protes.


Tae-wung bilang, “Cerita itu berakhir bahagia!” Tae-wung lalu mulai menyanyikan lirik ‘Under the Sea’ dan mengatakan kalau ada film tentang cerita ini dan sang putri duyung menjadi manusia, menikah dengan pangeran dan hidup bahagia.


Cerita karangan Tae-wung itu membuat Mi-ho senang dan dia menghembuskan nafas lega. Topik pembicaraan tentang film mulai muncul. Kemudian Tae-wung menyarankan agar mereka pergi nonton sekali-sekali. Bagaimana kalau hari ini? Segala hal yang dilakukan manusia disambut senang oleh Mi-ho. Jadi sekarang Mi-ho sangat menantikan rencana mereka untuk bertemu di bioskop nanti malam.

Mi-ho menunjukkan pada Dong-ju hp barunya dan menceritakannya dengan gembira, “Aku akan menjadi seperti putri duyung!” Dong-ju bertanya apakah Mi-ho sudah membaca keseluruhan buku itu. Mi-ho berkata tidak tapi Tae-wung telah mengatakan kalau semuanya berakhir gembira. Dong-ju mendoakan agar kencan pertama Mi-ho sukses dan Mi-ho bertanya apa yang bisa dia lakukan sebagai persiapan. Dong-ju menyebutkan setiap aktivitas biasa, yang semuanya tidak bisa Mi-ho lakukan – membayar, melakukan percakapan yang menyenangkan, dan tampil mempesona. Yang bisa Mi-ho lakukan adalah berdandan agar terlihat cantik.




Mi-ho tidak puas dengan hal itu dan bertanya apa ada hal lain yang bisa dia lakukan jadi Dong-ju menasehati Mi-ho untuk memberikan apa yang Tae-wung sukai. Mi-ho mempertimbangkan hal ini ketika dia berjalan pulang. Pada saat itu pula pendengaran hebat Mi-ho menangkap suara ajumma penjual ayam yang sedang kesulitan. Wanita itu sedang berdebat dengan sekelompok penjahat di ruang biliar sebab mereka menolak membayar pesanan mereka.

Ajumma beteriak kalau mereka harus membayar tapi ini malah membuat salah satu penjahat melemparkan sekotak tisu ke wanita itu – Mi-ho mencegah kotak tisu itu mengenai ajumma. Kalau ada hal yang Mi-ho mengerti, itu adalah pentingnya membayar daging yang kau beli dan dia berdiri bersama ajumma untuk memberikan pelajaran pada para penjahat itu. Memang tidak ada perkelahian tapi hal berikut yang terlihat adalah para pria itu membungkuk dan menyerahkan uang mereka.




Setelah itu, ajumma menawarkan untuk memasakkan ayam pada Mi-ho sebagai ungkapan terimakasihnya. Tapi Mi-ho menolaknya karna dia akan pergi berkencan. Ajumma memandangi Mi-ho dari atas sampai bawah dan menawarkan bantuan. Ajumma sebanarnya  hendak pergi  untuk mengeriting rambut jadi dia mengajak Mi-ho pergi bersamanya.

Ketika Tae-wung melihat Mi-ho dengan penampilan barunya di acara pemutaran film itu,  Tae-wung sangat kaget.




Bahkan Sun-nyeo terlihat tak rela melihat Mi-ho tampil seperti itu dan Mi-ho membalas dengan sopan pujian itu. Saat Tae-wung mengambilkan minum untuk mereka, Sun-nyeo memperhatikan hp Mi-ho. Wallpaper hp itu adalah gambar putri duyung dan Mi-ho berkata kalau dia akan menjadi seperti sang putri. Sun-nyeo bertanya, “Apa kau berkata kalau kau akan mati?”


Mi-ho sadar kalau yang didengarnya tentang cerita Little Mermaid versi Tae-wung itu salah dan suasana hatinya tambah jelek saat Byung-su mengatakan kalau putri duyung tidak mati tapi menghilang. Ketika Tae-wung bergabung bersama mereka, dia mendengar kalau Mi-ho membeli buku di toko buku bawah. Tae-wung langsung menuju lobi untuk mencari Mi-ho.

Disana, Tae-wung menghampiri Hye-in dan mereka sudah lelah bertengkar, jadi mereka akhirnya sepakat untuk berbaikan. 


Sebenarnya ini bukan percakapan romantis tapi Mi-ho mengartikannya sebagai hal yang berbeda. Tae-wung berbalik tepat waktu untuk melihat Mi-ho yang berdiri di lift kaca sambil memegang sebuah buku. Tapi ketimbang keluar lift, Mi-ho tetap berdiri disana sampai pintu lift tertutup.


Dong-ju membaca narasi Little Mermaid saat Mi-ho naik dengan lift itu: “Sang putri duyung melihat sang pangeran dengan wanita yang dicintainya lalu berubah menjadi gelembung dan menghilang selamanya di udara.”


Mi-ho menemukan kursi di atap dan duduk dengan murung bersama bukunya. Karena berpikir Tae-wung menginginkan Hye-in, dia berkata pada diri sendiri, “Aku memutuskan untuk memberikan apa yang dia inginkan jadi aku harus diam disini.” Tae-wung menemukan Mi-ho dan menutup bukunya. Mi-ho berkata kalau Tae-wung berbohong padanya, “Dia tidak pernah bahagia, kan? Dia menghilang, kan?”


Tae-wung berlutut di depan Mi-ho dan berkata dengan hangat, “Dia tidak menghilang. Dia bertahan dan hidup dengan bahagia. Jangan dengarkan orang lain – kata-kataku benar jadi percaya saja pada kata-kataku.” Dan perlahan-lahan, Mi-ho tersenyum.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar