Jumat, 07 Januari 2011

My Girlfriend is Gumiho Episode 8

Tae-wung mengatakan pada Mi-ho kalau Little Mermaid berakhir bahagia dan meminta Mi-ho untuk percaya pada kata-katanya, bukan kata-kata orang lain. Tae-wung menyeka air mata Mi-ho ketika dia berkata, “Jadi jangan menangis, nanti akan hujan.” (co cweet....ehm..ehm..).


Mereka pergi dan Mi-ho meninggalkan buku itu disana. Mereka melewatkan acara pemutaran film jadi Tae-wung mengantre untuk mendapatkan tiket film yang selanjutnya. Selagi menunggu Tae-wung, Mi-ho melihat pasangan lain yang lagi berkencan lalu dia mulai meniru aksi mereka. Mi-ho melihat gadis itu berdandan dan berkedip pada pacarnya, jadi Mi-ho melakukan hal yang sama pada Tae-wung.

Ketika Mi-ho melihat pasangan itu berbagi satu minuman dengan dua sedotan, dia meneguk habis sodanya lalu dengan diam-diam memasukkan sedotannya di minuman Tae-wung, dan menunggu. Tae-wung kaget ketika melihat Mi-ho dan memarahinya karena mencuri sodanya.


Kemudian, Mi-ho melihat sepasang kekasih yang berjalan bersama dan sang gadis melingkarkan tangannya di pinggang sang lelaki. Jadi Mi-ho mengikuti, meletakkan tangannya melingkari Tae-wung dan menyelipkan tangannya tepat ke kantong Tae-wung. Tae-wung jelas kaget dan dia mendekapkan tangannya pada tangan Mi-ho. Lalu, Mi-ho tersenyum pada Tae-wung. Awalnya dia terkejut tapi kemudian Tae-wung tersenyum juga sambil berkata, “Kau tidak bisa menunggu?” Kemudian, Tae-wung mengeluarkan sosis!


Mi-ho pikir usahanya untuk memulai sebuah hubungan gagal lagi. Selama pemutaran film, Tae-wung berusaha mengeluarkan sepotong jagung dari rambut Mi-ho dan Mi-ho berusaha terus menggenggam tangan Tae-wung selama film itu berlangsung. Lalu Mi-ho berkata pada Tae-wung kalau kencan itu menyenangkan. Tapi Tae-wung menolak dengan tegas mengatakan kalau mereka sedang kencan. Tae-wung bilang, ini bukan kencan , ini hanya jalan-jalan seperti mengajak anjing jalan-jalan. Dan, daripada memegang tangan Mi-ho seperti yang dia minta, Tae-wung malah memilih menarik tali tas Mi-ho seperti anjing. (ckckck....).


Mereka tiba di toko elektronik mall itu dan Mi-ho kagum pada semua gadget baru yang benar-benar aneh untuknya. Tae-wung berhenti di sebuah display dan melihat camcorder yang sangat dia inginkan. Tae-wung terhibur karena Mi-ho merasa semua benda yang dilihatnya sangat menarik. Jadi dia menggunakan kesempatan ini untuk membandingkan jangkauan pengetahuan 'guru Dong-ju'. Tae-wung mengatakan kalau stereo adalah alat untuk membaca pikiran, timbangan adalah alat untuk mengetahui usia dan kalkulator adalah remote manusia. 

Tae-wung juga mempermainkan Mi-ho dengan vacuum cleaner seolah-olah benda itu memakan tangan Tae-wung. Jadi Mi-ho menyelamatkan Tae-wung dengan melempar vacuum cleaner ke lantai hingga pecah berantakan! Tae-wung terpaksa harus membelinya.


Saat sedang menunggu Tae-wung, Mi-ho mendekati sebuah kipas, bermain-main dengan bunyi suaranya serta membiarkan rambutnya terbang. Tae-wung melihat Mi-ho dan berkata pada dirinya kalau dia bodoh bila berpikir Mi-ho akan memakannya. Tae-wung bergumam kalau seperti ini, Mi-ho terlihat seperti gadis normal dan ia tak ingat – kalau Mi-ho bukan gadis normal. Dia memandangi Mi-ho dan jantungnya mulai berdegup kencang. Tae-wung sekarang melihat Mi-ho dengan cara yang berbeda.


Tae-wung menutup mulutnya sendiri karena sudah berpikir seperti itu lalu dia mematikan kipas dan pergi. Tae-wung tetap memperhatikan Mi-ho ketika dia berjalan dan tahu apa yang dia rasakan. Tae-wung meyakinkan dirinya kalau dia sudah gila karena berpikir dia menyukai Mi-ho.


Hye-in bertemu dengan Byung-su dan Sun-nyeo, mentraktir mereka makanan untuk mendapatkan info tentang Mi-ho. Hye-in mengetahui kalau Mi-ho tidak bersekolah atau bekerja. Dan karena dia tahu sutradara Ban sedang mengejar Mi-ho untuk peran dalam film, pikiran Hye-in langsung tertuju pada kemampuan stunt Mi-ho yang tidak biasa. Hye-in bertanya-tanya apa malam itu di tempat Dae-woong, Mi-ho sebenarnya melompat dari atap tapi dia lalu menyadari kalau itu adalah hal gila.


Di rumah, Tae-wung memanggang daging sedangkan Mi-ho duduk di depan kipas. Untungnya, keriting Mi-ho tak permanen, meski begitu dia berharap keriting itu akan bertahan lama. Tae-wung melihat Mi-ho dengan hati-hati, dan hampir berharap agar Mi-ho tetap melakukan hal-hal gila, untuk membebaskan dirinya dari pikiran kalau dia mulai menyukai gumiho.


Mi-ho bertanya kapan mereka akan berkencan lagi dan berkata kalau dia suka melakukan kegiatan bersama Tae-wung dan Tae-wung malah menanyakan pada Mi-ho yang membuat Mi-ho merasa tak nyaman, “Kau menyukaiku karena aku membelikanmu daging, kan? Kau menyukai daging jadi kau menyukaiku.” Tae-wung mengatakan kalau dia akan berhenti membelikan daging, sebab dia berpikir Mi-ho akan memutuskan kalau dia tidak menyukai Tae-wung. Tapi sangat mengecewakan buat Tae-wung sebab Mi-ho berkata kalau itu sangat disayangkan tapi dia akan menyetujuinya.

Tae-wung mulai bersikap berlebihan kalau dia adalah gumiho – bagaimana dia bisa begitu sombong padahal Tae-wung tak akan membelikannya daging sapi? Tae-wung juga bilang kalau Mi-ho seharusnya takut dan mengancamnya – harusnya Mi-ho menakutinya dan Tae-wung akan ketakutan. Setelahnya, dia akan ingat kalau Mi-ho adalah gumiho dan bukan manusia. 

Mi-ho berkata kalau dia tak ingin menakuti Tae-wung lagi dan Tae-wung sebaiknya hanya memikirkan Mi-ho sebagai manusia saja. Tae-wung tidak bisa menerimanya dan berkata, “Kau gumiho! Kau hidup dengan ekormu. Kau punya sembilan ekor!”


Tae-wung meminta Mi-ho untuk berakting seperti itu, jadi mereka mulai beraksi sambil membawa daging Mi-ho dan Mi-ho mengancam akan memakan Tae-wung dan mengambil nyawanya. Tae-wung pergi tidur sambil bernyanyi dan menyatakan pada dirinya sendiri, garis perbedaan mereka harus tetap jelas dan mengulangi kata-katanya berkali-kali, “Gumiho, gumiho…”...(hehehe...).


Dong-ju bangun karna mimpi buruk tentang cintanya yang hilang yang mirip dengan Mi-ho yang terjadi berabad-abad lalu. Dalam mimpinya, gadis itu mengatakan pada Dong-ju kalau kalau dia sudah jatuh cinta pada seseorang dan menanyakan cara untuk bisa menjadi manusia. Dong-ju lalu mengatakan pada gadis itu untuk membunuh pria yang dia cintai yang tentu saja tidak bisa dia lakukan. Gadis itu malah meminta Dong-ju untuk membunuhnya saja dan Dong-ju menurut. Dong-ju terbangun dengan gemetaran dan menangis.


Tae-wung menghitung hari untuk mengetahui sisa hari dari kontrak mereka. Dia mencoba untuk meyakinkan dirinya kalau semua ini akan kembali seperti semula. Dia mencoba sebaik mungkin untuk menjaga jarak antara dirinya dengan Mi-ho. Tae-wung menjelaskan pada Mi-ho kalau ini adalah jarak hubungan mereka dan saat 100 hari berakhir, dia tidak akan menyusahkan dirinya dengan mencari tahu kemana Mi-ho pergi atau apa yang Mi-ho lakukan. Tae-wung pergi dan Mi-ho melambaikan tangan. Tae-wung meminta Mi-ho melambai dengan sikap mengancam dan Tae-wung bersikap seperti manusia yang ketakutan serta berjanji akan membawakan daging sapi. Mi-ho tak suka pada sikap dingin Tae-wung.

Mi-ho bertemu dengan 'Guru Dong-ju' dan bertanya apakah dia harus memberitahukan Tae-wung kalau dia ingin menjadi manusia. Dong-ju mengatakan kalau Mi-ho seharusnya tidak mengharapkan perasaan Tae-wung sebab dia tidak punya hal-hal yang manusia inginkan – uang, bakat, cara mendapatkan uang dsb. Dong-ju berujar dengan marah bahwa dia tidak bisa mengerti kenapa Mi-ho ingin berhenti menjadi makhluk spesial, yang kuat, dan malah ingin menjadi manusia yang rendah. 

Mi-ho bertanya apakah Dong-ju baik-baik saja dan meletakkan tangannya di pipi Dong-ju lalu bertanya dengan manis apa Dong-ju sedih. Air mata Dong-ju mengalir tapi dia berkata tidak apa-apa. Mi-ho menawarkan jus sayuran yang dia simpan untuk Tae-wung pada Dong-ju lalu pergi.


Hye-in dan Tae-wung mendapat telpon untuk bertemu dengan sutradara Ban dan saat menunggu di kantor Du-hong, Hye-in mengeluarkan beberapa jurus untuk memecah kebekuan antara dirinya dan Tae-wung. Hye-in dengan sengaja pura-pura tersandung dan terjatuh karena DVD dan kemudian mereka menyusun DVD itu sambil menunggu Sutradara Ban. Ini cukup untuk membuat mereka berbaikan lagi.


Mi-ho kembali ke departemen store dan memandangi camcorder yang Tae-wung inginkan. Mi-ho berkhayal, membelikan benda itu untuk Tae-wung dan Tae-wung benar-benar menghormatinya sebagai manusia dan hal itu juga membuat Tae-wung sangat bahagia karna bisa mendapatkan camcorder yang sangat diidamkan olehnya itu.

Di rumah, Tae-wung melihat cincinnya dan kalender, dia mendesah kalau masih tersisa 93 hari. Waktu berjalan begitu cepat dari yang dia kira. Dia heran kenapa Mi-ho tak ada di rumah jadi dia menelponya. Tapi Mi-ho sedang sibuk mencuci piring di restoran agar dia bisa mendapatkan uang untuk membelikan camcorder buat Tae-wung. Sedangkan, Tae-wung duduk di rumah. Menunggu dan menunggu serta semakin kesal. Ia pikir Mi-ho mungkin nongkrong di tempat Dong-ju!


Tae-wung ingin menelpon Dong-ju tapi membatalkannya untuk menyelamatkan harga dirinya. Mi-ho akhirnya menelpon balik dan khawatir mendengar di suara Tae-wung. 


Dia bertanya Mi-ho ada dimana tapi yang Tae-wung dapat adalah jawaban singkat, “Aku sibuk. Jangan menelponku. Jangan menungguku.” Mi-ho menutup telponnya untuk kembali bekerja yang membuat Tae-wung terpaku lalu berteriak pada hp-nya dengan penuh rasa tidak percaya. Tae-wung berteriak, “Lihat saja aku takkan menelponmu lagi!” Tapi, dia menunggu Mi-ho semalaman.


Tae-wung menelpon Mi-ho lagi. Mi-ho: “Kenapa kau menelponku lagi? Aku sibuk.” Tae-wung: “Kau seorang gadis dan kau sudah keluar semalaman!” Mi-ho: “Wung, aku gumiho.” Tae-wung ingat kalau dia lupa lagi dengan apa yang dikatakannya dan bersumpah kalau dia tak akan menelpon lagi. Tae-wung mengeluarkan baterai hp nya dan pergi tidur.

Tae-wung bangun di pagi hari dan menemukan Mi-ho sudah di rumah tapi Mi-ho sudah bersiap-siap untuk pergi lagi. Tae-wung berkeras kalau saat ini dia bukan sedang menunggu atau apa tapi dia hanya ingin tahu apa yang Mi-ho lakukan. Mi-ho tidak punya waktu untuk berbicara dan bergegas pergi dengan mengatakan kalau dia sibuk. Sekarang semuanya terbalik. Tae-wung yang menunggu Mi-ho sekarang. Dia makan sendiri dan mengeluh kalau Mi-ho terlambat lagi hari ini. Tae-wung mendesah saat dia menyilang tanggalan di calendar. Tae-wung menelpon Mi-ho tapi kali ini Mi-ho mematikan hp-nya.


Tae-wung bangun di melihat kalau Mi-ho bahkan tidak pulang tadi malam. Dia berpikir untuk menelpon Dong-ju tapi kemudian dia merubah pikirannya. Saat Mi-ho masuk. Tae-wung menarik pergelangan tangan Mi-ho dan minta diberitahu dia kemana saja, “Apa kau bersama Dong-ju selama ini?” Mi-ho tersenyum dan akhirnya menyerah. Dia memang bersama Dong-ju. Tae-wung bertanya apakah Mi-ho akan pergi tiap malam dan tanpa basa-basi, Mi-ho menjawab kalau dia akan ke tempat Dong-ju, “Kalau kau sapi biasa, Dong-ju adalah sapi liar!”


Ternyata itu  hanya mimpi Tae-wung. Tae-wung bangun dan memaki dirinya karena sudah bermimpi seperti itu. Tae-wung memutuskan ini karena dia telah menunggu gumiho – semua ini menyebabkan dia memimpikan mimpi aneh itu. Dia lalu menyilang tanggal di calendar lagi dan meyakinkan dirinya kalau dia sebaiknya tidak membebani diri dengan memikirkan Mi-ho.

Mi-ho menghitung uang dengan ajumma penjual ayam dan berkata kalau mencari uang itu ternyata susah. Ajumma mengatakan kalau Mi-ho adalah tukang makan yang hebat, jadi dia punya pekerjaan bagus untuk Mi-ho. Ajumma mengajak Mi-ho ke tempat syuting sebuah acara home shopping dimana mereka sedang membuat iklan tentang daging sapi. Yang harus mereka lakukan hanyalah makan – pekerjaan yang sangat sempurna buat Mi-ho. Dia melakukan pekerjaan itu dengan gembira dan Tae-wung melewatkan penampilan perdana Mi-ho di televisi, saat dia sedang bertanya-tanya dimana sebenarnya Mi-ho.

Byung-su melihat Mi-ho di TV dan Tae-wung shock dan merasa terganggu melihat Mi-ho dan marah karna Mi-ho ternyata punya waktu untuk dirinya sendiri. Tae-wung melihat Sutradara Ban dan bibi Min-suk berjalan masuk jadi dia menghalangi TV agar mereka berdua tak melihat mi-ho di TV. 


Tae-wung pulang dan ternyata Mi-ho sedang menunggunya. Mi-ho mengatakan kalau rasanya sudah seabad mereka tidak bertemu dan dia sangat merindukan Tae-wung. Hal itu membuat Tae-wung tenang sedikit tapi kemudian dia mengatakan kalau Mi-ho bersenang-senang di TV dengan ajumma penjual ayam serta meluangkan waktu dengan Dong-ju tapi tidak bisa mengangkat hp-nya sama sekali.


Mi-ho berkata kalau terlalu banyak piring jadi tidak bisa menjawab hp-nya. Dia mengatakan pada Tae-wung kalau dia bekerja keras untuk mendapatkan uang, jadi dia bisa membelikan Tae-wung benda yang paling Tae-wung inginkan – benda yang Tae-wung pilih waktu itu, setelah nonton film. Tae-wung begitu terkesan pada Mi-ho dan tersenyum. Mi-ho berkata kalau Tae-wung akan sangat terkejut pada hadiahnya dan berlari ke atas untuk mengambilnya.(jelaaaas terkejut lah....^_^).

Tae-wung menunggu sambil terkekeh dan berkata kalau tidak ada kejutan bila Mi-ho memberitahukan apa hadiahnya. Mi-ho melompat dari atas dengan riuh dan memberikan Tae-wung… spanduk iklan camcorder yang sangat Tae-wung inginkan! Tae-wung tahu maksud Mi-ho baik, hanya saja Mi-ho berpikiran salah dan Tae-wung sama sekali tidak memberitahu Mi-ho kalau dia membelikan hadiah yang salah. Dia bahkan memuji kemampuan Mi-ho memberikan hadiah dan mengatakan kalau dia akan meletakkan hadiah itu di samping tempat tidurnya. Ini adalah hal yang paling dia inginkan.


Tae-wung bertanya pada Mi-ho apa susah cari uang. Ketika Mi-ho mengatakan berapa pemilik restoran itu membayarnya untuk mencuci piring, Tae-wung kaget dan langsung menuju ke restoran itu untuk bertemu dengan pemiliknya dan memberikan sedikit ceramah. Tae-wung mendapatkan sisa gaji Mi-ho dan memberikan uang itu pada Mi-ho. Mi-ho mengatakan kalau pria itu pasti sudah memanfaatkan dirinya karena dia terlihat bodoh. Tapi Tae-wung menghiburnya dengan mengatakan kalau Mi-ho tidak bodoh. Dia hanya berbeda karena dia gumiho. Tae-wung meminta Mi-ho untuk tidak membiarkan ekornya terkulai.


Hye-in membeli sebuah camcorder dan ia pun membelikan satu untuk Tae-wung. Sun-nyeo memberi sebuah info pada Hye-in: Tae-wung belum sembuh benar dari kecelakaannya tapi dia terus bekerja demi cinta karena Mi-ho. Hye-in tidak suka pada kenyataan itu. Tae-wung menuju studio untuk mencoba kostum dan meminta Mi-ho untuk menunggunya. Nanti malam, dia juga akan mengajak Mi-ho makan di luar. Mi-ho gembira dan berkata, “Kencan?” Tae-wung mengatakan kalau ini acara jalan-jalan dan Mi-ho langsung manyun. (hehehe...)


Sutradara Ban dan Bibi Min-suk pulang makan siang dan bibi melingkarkan tangannya pada Du-hong saat mereka berjalan bersama. Tapi kemudian Sun-nyeo muncul bersama Hye-in dan Du-hong ketakutan. Dia mendorong Bibi Min-suk dengan kekuatan yang bisa dibilang besar hingga Bibi Min-suk terpelanting jatuh ke lantai. Sun-nyeo mendekati ayahnya dan Du-hong sama sekali tak memperkenalkan Bibi Min-suk di depan putrinya. Bibi Min-suk sangat kecewa karenanya.


Hye-in kebetulan melihat Bibi Min-suk dan bertanya apa bibi baik-baik saja. Bibi Min-suk mengenali wajah Hye-in dari hp Tae-wung dan bertanya apa dia pacar Tae-wung. Hye-in mengatakan kalau dirinya hanya teman tapi ketika Bibi Min-suk mengaku kalau dia tahu sedikit tentang pacar Tae-wung, Hye-in melihat sebuah kesempatan. Hye-in berkata bohong kalau bukan dia pacar Tae-wung dan dia berpikir kalau Mi-ho, pacar Tae-wung, menempel Tae-wung karna punya sebuah rencana untuk mendapatkan uang Tae-wung. Hye-in mengatakan pada Bibi Min-suk kalau Tae-wung cedera serius tapi terus melakukan syuting film atas permintaan Mi-ho.

Saat Hye-in hendak beranjak dari tempat itu, ia melihat Mi-ho dan merasa ketakutan karna ternyata ada Mi-ho di belakangnya. Mi-ho berhadapan dengan Hye-in yang baru saja mengatakan hal bohong tentang dirinya. Dan saat Hye-in membela diri, Mi-ho malah menakuti Hye-in. Gadis jahat itu pergi dengan jengkel dan berharap seharusnya dia bisa  berkata lebih banyak. Hye-in memutuskan untuk menggunakan camcorder itu untuk mengirim pesan pada Mi-ho. 


Pesan itu dikirim ke rumah dan Mi-ho membukanya dan sadar kalau benda ini sebenarnya yang dinginkan Tae-wung. Mi-ho memandangi hadiahnya dan sadar betapa dangkalnya dirinya.


Di tempat lain, Bibi Min-suk mengatakan pada kakek tentang kecelakaan yang terjadi pada Tae-wung serta keterlibatan Mi-ho yang terus saja memaksa Tae-wung untuk tetap main film yang bertentangan dengan nasehat dokter. Kakek marah. Mi-ho pergi untuk menemui Dong-ju dan dia berkata kalau dia tahu dirinya adalah makhluk yang berbeda tapi hari ini dia sadar kalau dia sangat bodoh. Dong-ju memberitahu Mi-ho kalaupun dia menjadi manusia, dia tidak akan bisa bersama Tae-wung. Dengan orang lain, yang berpikir kalau Mi-ho bodoh atau ketinggalan, Mi-ho bisa belajar dan banyak tahu. Tapi dengan Tae-wung, yang tahu kalau Mi-ho berbeda, semuanya tidak akan berhasil. Mi-ho menunduk lesu.

Saat Tae-wung menyelesaikan pekerjaannya, dia menolak ajakan Byung-su untuk keluar. Dia berkata kalau dia menerima hadiah dari Mi-ho jadi dia akan membawakan daging untuk Mi-ho di rumah. Byung-su heran sebab Tae-wung lebih sering membawakan daging ketimbang bunga. Tae-wung berkata, “Mi-ho-ku berbeda.” Dia mengatakan kalau Mi-ho tidak suka bunga. Atau… tunggu. Dia sadar kalau dia benar-benar tidak tahu sebab dia tidak pernah bertanya.

Jadi Tae-wung pulang ke rumah sambil membawa buket bunga raksasa. Dia berhenti di depan pintu masuk dan berpikir kalau rasanya aneh memberikan bunga pada gumiho tapi kemudian dia melihat spanduk camcorder-nya di tempat sampah. Tae-wung membawanya masuk dan melihat hadiah Hye-in, serta sadar kalau Mi-ho sudah tahu hadiahnya bukanlah hadiah yang Tae-wung inginkan.


Mi-ho pulang malam itu dan kaget waktu berjalan di ruangan yang gelap. Di tengah-tengah ruangan, hanya ada sebuah cahaya di atas spanduk camcorder. Tae-wung keluar dari balik spanduk itu dan bertanya kenapa Mi-ho membuangnya. Mi-ho berkata kalau bukan benda itu yang Tae-wung inginkan. Tae-wung mengakuinya – itu bukan apa yang dia inginkan tapi spanduk itu hadiah dari Mi-ho jadi sekarang itu yang dia inginkan dan dia akan belajar menyukainya.


Setelah itu, Tae-wung memberikan bunga pada Mi-ho yang membuatnya senang. Mi-ho berkata kalau dia menyukai bunga itu. Tae-wung terkejut karna itu tak seperti dugaannya. Mi-ho menyukai bunga seperti gadis biasa. Tae-wung berkata kalau dia tidak tahu sebab Mi-ho berbeda. Tapi dia senang karena Mi-ho menyukainya. Mi-ho masih tetap sedih karna tak bisa memberi Tae-wung hadiah yang Tae-wung inginkan. 


Tae-wung membenarkan Mi-ho – Mi-ho salah soal keinginan Tae-wung. Tapi Tae-wung juga melakukan kesalahan yang sama karna Tae-wung juga tak tahu apa yang disukai dan tidak disukai oleh Mi-ho. Tae-wung berkata kalau mereka akan memperbaiki semua itu dengan belajar mengerti satu sama lain dan hidup dengan menyamakan selera mereka. Mi-ho berkata kalau mulai dari sekarang dia akan bertanya segala hal pada Tae-wung. Dan dia langsung memulainya.



Mi-ho: Sekarang, seberapa besar rasa takutmu padaku?
Tae-wung: Sejujurnya, aku tidak takut padamu sama sekali. Aku hanya berpura-pura sebelumnya.
Mi-ho: Apa kau benci tinggal bersamaku?
Tae-wung: Sejujurnya, aku tidak membencinya. Aku rasa aku mulai terbiasa denganmu.
Mi-ho: Kalau begitu… mulai dari sekarang… apa mungkin kalau kau mulai menyukaiku? Meski aku berbeda darimu, tak bisakah kau menyukaiku?
Tae-wung memandangi wajah Mi-ho. Dia menelan ludahnya dan saat dia mulai berpikir kalau dia mungkin bisa mulai menyukai Mi-ho, sebuah daun jatuh dari buket itu dan Tae-wung menangkapnya dengan tangannya.

Tae-wung berusaha menyingkirkan daun itu dan akan menjawab… Saat kakek tiba-tiba masuk dan mengganggu saat-saat berharga itu. Kakek bilang kalau semuanya sudah berakhir – mereka harus berpisah. Kakek membentak Tae-wung agar dia mengemasi barang-barangnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar