Rabu, 05 Januari 2011

My Girfriend is Gumiho Episode 3

Tae-wung berlari untuk memberikan jaminan pada Hye-in kalau Mi-ho bukan pacarnya. Byung-su memandangi Tae-wung dengan tatapan khawatir dan para wanita yang ada disana terlihat tidak nyaman dengan situasi yang kaku ini.


Hye-in dengan tajam berkata kalau dia tidak punya hak untuk kesal pada Tae-wung karena mempunyai pacar baru dan diapun pergi. Tae-wung terpukul dan mengejar Hye-in untuk memberikan penjelasan. Dia mengatakan fakta setengah benar untuk membuat Hye-in tenang.


Cerita Tae-wung: dia pergi ke desa untuk membebaskan diri dari kebosanan dan Mi-ho yang menjaganya selama dia disana. Karena Mi-ho punya nenek yang keras jadi dia mengikuti Tae-wung ke Seoul. Hal ini sama sekali tidak disadari Tae-wung sampai dia ada disini. Tae-wung merasa kasihan pada Mi-ho karena dia tidak kenal siapa2 di Seoul. Tambahan, Mi-ho sudah menolongnya waktu dia ada di desa.


Hye-in mendesah karena ternyata Mi-ho memanfaatkan Tae-wung untuk kepentingan pribadinya. Tapi setidaknya, hal ini mambuat Tae-wung lega karena Hye-in tidak berpikir negatif tentang hubungannya dengan Mi-ho.

Sementara itu, Byung-su merasa sangat kecewa pada perlakukan Tae-wung terhadap pacarnya di depan Hye-in. Mi-ho, yang berasal dari masa lampau, tidak langsung mengerti apa artinya ‘pacar’ tapi dia menebak kalau ‘pacar’ artinya ‘orang yang diinginkan agar menjadi pasangan’ dan dari reaksi Tae-wung, Mi-ho sadar kalau pemuda itu tidak ingin menjadikan dirinya pasangannya. Lalu, Mi-ho bergumam kalau dia juga tidak mau menjadikan Tae-wung pacarnya.


Byung-su memaksa Mi-ho untuk melakukan sesuatu dan tidak membiarkan Tae-wung mengejar Hye-in, yang semua orang tahu disukai Tae-wung. Pada pernyataan itu, Mi-ho berteriak dengan kaget, “Tidak! Dia tidak bisa melakukan itu!” Mi-ho lalu bergegas untuk bertindak. Byung-su mendoakan Mi-ho agar dia beruntung.

Tae-wung senang karena bisa menemani Hye-in makan siang tapi Mi-ho mendekat. Sikap Hye-in yang santai berubah menjadi licik saat melihat rivalnya datang. Tae-wung berlari untuk memperingatkan Mi-ho untuk menjauh saat dia sedang makan siang tapi Mi-ho langsung ke poin pembicaraannya: “Apa kau menyukai wanita itu? Apa kau akan berpasangan dengannya?”

Tae-wung protes dan bertanya apakah Mi-ho cemburu. Mi-ho menyentuh dada Tae-wung dan berkata kalau Tae-wung tidak bisa membawa manik-manik serigalanya lagi dan berbagi energi,kekuatan (ki) dengan wanita lain sebab hal itu akan menyakiti manik-manik serigala Mi-ho. Tae-wung bertanya apa artinya berbagi energi dan langsung mendapatkan jawaban dari Mi-ho: “Berpasangan.” Mi-ho tidak akan mengijinkanTae-wung pergi dengan Hye-in. Apalagi karena Mi-ho melihat kalau Tae-wung tidak hanya akan membagi energinya bersama Hye-in tapi dia juga akan memberikan seluruh jiwanya pada wanita itu.


Mi-ho memutuskan kalau dia harus pergi bersama Tae-wung atau Tae-wung harus mengembalikan manik-manik serigalanya. Pilihan yang buruk. Jadi Mi-ho menyederhanakan lagi pilihannya, “Jika kau pergi, kau mati.” Karena lelah menunggu, Hye-in menjadi kesal dan memutuskan untuk pergi. Dia mengabaikan Tae-wung yang mengejar mobilnya.


Dengan masam, Tae-wung bisa melihat kenyataan bahwa dirinya dicampakkan oleh Hye-in. Tapi mungkin ini lebih baik daripada Tae-wung bilang ia tak bisa pergi dengan Hye-in. Jadi lebih baik bila Hye-in yang pertama meninggalkannya. Mi-ho jadi senang karna Tae-wung tak jadi pergi dengan Hye-in.

Tae-wung balik membentak Mi-ho tapi Mi-ho berkata dengan perasaan terluka kalau dia hanya ingin menyelamatkan Tae-wung, “Aku ingin menyelamatkanmu dari penderitaan. Jadi aku memberikanmu manik-manik serigalaku yang paling berharga.” Tae-wung merasa ditikam oleh penyesalan dan berkata kalau dia merasa kesal karena harga dirinya telah dihancurkan. Tae-wung: “Aku kesal karna tak akan menyelamatkan manik-manik mu jadi tolong menjauhlah dariku dan tinggalkan aku.”


Mi-ho lapar lagi tapi dia pikir kalau meminta daging lagi pada Tae-wung hanya akan membuat Tae-wung lebih marah padanya. Dia bertanya-tanya dalam hati apa Tae-wung yang sedang marah mau membelikannya daging. Lalu Min-ho pun mengikuti Tae-wung dalam jarak yang dekat. Mi-ho kelaparan tapi tidak mau mengganggu Tae-wung agar membelikannya makanan. Dong-ju, sang pemburu Gumiho, menyaksikan semua ini dari kejauhan.


Di sisi lain kota, Bibi Min-suk diminta kakek untuk membawa Tae-wung pulang ke rumah dengan paksaan bila perlu. Jadi Bibi Min-suk pergi ke sekolah laga dimana pria misterius yang pernah menyelamatkannya menjalankan bisnisnya. Nama pria itu adalah Ban Du-hong. Bibi Min-suk masuk tepat ketika seorang stunt dilatih beraksi dan stunt yang jatuh dari lantai dua itu hampir menimpa Bibi Min-suk. Dengan bergerak cepat, Du-hong langsung meluncur ke depan untuk menyelamatkan Bibi Min-suk. Mereka saling mengenali.


Dari percakapan yang terjadi, Bibi Min-suk memastikan kalau wanita muda yang dilihat Bibi Min-suk bersamanya adalah anak perempuan Du-hong. Bibi Min-suk kegirangan waktu mendengar kalau Du-hong adalah single father dan melakukan tarian gembira setelah tahu Du-hong masih single. Di pihak lain, Du-hong masih berpikir kalau Bibi Min-suk sudah punya pasangan dan berkata pada dirinya untuk melupakannya saja.


Ini memberikan motif tersembunyi pada bibi untuk mengatakan pada kakek Tae-wung (ayahnya) kalau mereka harus membiarkan Tae-wung sendiri untuk beberapa saat. Ketimbang menyeret Tae-wung pulang ke rumah, bibi akan memastikan untuk memeriksa keadaan Tae-wung. Setiap hari kalau perlu. (Ada udang dibalik terigu neh...hehehe...).

Di dalam bus, Tae-wung duduk sejauh mungkin dari Mi-ho dan melirik ketika Mi-ho tergiur memandangi iklan daging sebuah restoran. Mi-ho memandangi Tae-wung tapi Tae-wung pura-pura tidak melihat dan malah mengirimi Hye-in sms permintaan maaf: ‘tolong terima permintaan maafku'.


Mi-ho melihat dua orang duduk di depannya: seorang ibu memberitahu putrinya kalau dia baru saja akan ‘memakan’ putrinya itu. Mi-ho bertanya-tanya kenapa seorang wanita ingin memakan anaknya dan ketika gadis kecil itu menengadah melihat Mi-ho, dia bercanda kalau dia mungkin akan memakan gadis itu. Tae-wung melihat Mi-ho mengangkat tangan anak gadis itu seolah-olah dia akan menggigit. Dia panik dan menarik Mi-ho keluar bus.


Mi-ho berkata dia sedang meniru sikap ibu gadis itu. Dia juga mengingatkan Tae-wung kalau dia tidak makan manusia. Merasa malu, Tae-wung sadar kalau dia sudah bersikap berlebihan. Sampai akhirnya Mi-ho berujar, “Jika aku lapar, apakah aku akan makan anjng kecil? Aku akan memakan sesuatu yang lebih besar seperti kau.”


Sayangnya, Tae-wung meninggalkan hp-nya di dalam bus. Dia meminta orang asing yang lewat agar meminjamkannya hp dan selagi Tae-wung memohon pada orang asing yang ditemuinya, Mi-ho berlari mengejar bus itu. Ketika Tae-wung memakai hp orang asing untuk menelpon hp-nya, sambil berharap seseorang akan mengangkatnya, dia malah mendengar suara Mi-ho di seberang sana. Mi-ho sudah berusaha melacak bus itu dan membawakan hp Tae-wung kembali.

Tae-wung mendapatkan sms balasan dari Hye-in yang setuju untuk menerima permintaan maafnya. Tapi kalimat Hye-in terlihat agak angkuh. Tae-wung yang masih kena sihir Hye-in sangat gembira. Di sisi lain, Mi-ho bangga pada dirinya sendiri karena telah melakukan hal yang berguna dan berkata, “Tae-wung kali ini kau senang karena aku, benar kan?”

Tae-wung melihat kalau Mi-ho kehabisan nafas. Dia sedikit terkejut karena ternyata gumiho mengalami reaksi fisik yang sama seperti manusia. Mi-ho menjelaskan, karena Tae-wung yang membawa manik2nya, maka dia mengalami kelelahan fisik lebih besar dari biasanya. Tae-wung akhirnya mengerti dan berkata, “Manik-manik itu benar-benar sangat penting buatmu.”

Mi-ho berkata kalau manik-manik itu memang sangat berharga untuknya tapi Tae-wung tidak menyadarinya karena dia tidak bisa merasakan manik-manik itu seperti yang Mi-ho rasakan. Jadi Mi-ho merangkul Tae-wung ke dalam pelukannya dan meminta Tae-wung untuk memperhatikan. Akhirnya Tae-wung bisa merasakan dorongan manik2 itu. Tae-wung juga akhirnya mengerti kalau Mi-ho adalah makhluk yang berbeda – bahkan perjalanan waktu berbeda pada saat itu.


Mi-ho berulang-ulang berkata kalau Tae-wung memiliki bagian penting darinya di dalam diri pemuda itu dan meminta, “Berjanji padaku kalau kau akan memperlakukan benda itu dengan baik dan menjamin kalau itu tidak akan terluka.” Tae-wung berjanji. Malam itu, Tae-wung terjebak di rumah. Dia tidak bisa memenuhi undangan pesta temannya. Dia mendesah, “Bagaimanapun hidupku berjalan? Selagi Mi-ho bersamaku, aku tidak bisa melakukan apa2!”


Hye-in tiba saat Mi-ho sedang tidur jadi Tae-wung mengendap-endap keluar untuk bicara dengan Hye-in di luar. Dengan adanya saingan seperti Mi-ho, Hye-in meminta Tae-wung untuk mengungkapkan perasaannya pada dirinya sekarang juga. Hye-in bahkan menyemangati Tae-wung – memeluknya dan memegang tangannya – untuk membuat Tae-wung mengungkapkan perasaannya.


Tae-wung menyerah pada godaan itu dan mencondongkan badan untuk berciuman… sampai akhirnya, dia membayangkan Mi-ho memperingatkannya dengan keras kalau dia tidak bebas melakukan hal semacam itu. Dalam bayangan Tae-wung, Mi-ho menggeram, (kayak gukguk..hehehe) “Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak berpasangan!” Dan Tae-wung pun bangun dari mimpi buruknya.


Mi-ho akhirnya mengerti masalah uang, itu sama artinya dengan persediaan daging. Dia jadi tahu kalau sedang ada promosi dari penjual daging ayam. Kalau ia bisa mengumpulkan 10lembar kupon, ia bisa menukarnya dengan makan daging ayam gratis. Mereka baru punya 8 jadi Mi-ho menuju ke tong sampah di pinggir jalan untuk mendapatkan kupon yang lain.


Dalam perjalanan Mi-ho kesana, dia berlari kencang di sebuah mobil, dan mobil itu langsung menabraknya ketika mobil itu akan menepi. Di dalam mobil itu ada Du-hong yang bertanya pada Mi-ho apakah dia baik2 saja. Mi-ho menemukan kupon di dalam tong sampah tapi hembusan angin membuat kupon itu terbang ke udara. Jadi Mi-ho melompat ke atas pohon untuk mengambil kupon itu.


Du-hong yang terpesona tidak dapat mempercayai matanya saat Mi-ho melompat dari satu cabang pohon ke cabang pohon yang lainnya untuk mengambil kupon itu. Sebagai sutradara film laga yang sedang melakukan casting untuk sebuah proyek baru, kemampuan fisik seperti itu sangatlah mengesankan. Apalagi hal itu dilakukan tanpa tali atau tipuan. Akhirnya, Du-hong menemukan pahlawan yang dia cari selama ini.


Hari audisi untuk Tae-wung. Dia meminta pendapat Mi-ho tentang kaus yang dia kenakan. Mi-ho memilih yang berwarna coklat: “Itu adalah warna sapi!” Dengan kesal, Tae-wung menarik kaus-nya yang lain dan bertanya, “Jadi apakah ini warna babi (pink) dan ini ayam (kuning)?”


Tanpa ekspresi apa2, Mi-ho setuju dan menyusun kaus2 itu untuk dinilai sesuai seleranya: yang pertama adalah warna sapi, yang kedua babi dan yang ketiga ayam. Mi-ho menyuruh Tae-wung untuk mengenakan warna sapi yang langsung dijawab dengan cepat oleh Tae-wung kalau dia akan memakai warna rumput agar tidak membuat selera makan Mi-ho muncul.

Saat Tae-wung berangkat untuk ikut audisi, kakek tiba dan mendengarkan percakapan antara Tae-wung dan Mi-ho. Kata-kata Tae-wung (kalau dia akan berusaha keras untuk tetap membuat Mi-ho makan daging sapi) mempunyai makna yang berbeda di telinga kakek. Khususnya saat Tae-wung mengumumkan kalau semua ini ‘untukmu’.


Pada awalnya kakek kaget bukan main. Tapi kemudian dia terkenang pada perkataan Tae-wung kecil yang begitu dimanja. Tae-wung kecil mengatakan kalau karena kakek begitu kaya jadi dia tidak perlu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian kakek mengingat Tae-wung remaja yang mengatakan kalau dia bisa saja membangun ruang biliard dengan uang kakek. Kakek juga ingat Tae-wung yang sudah kuliah yang meminta kakek untuk membangun perusahaan manajemen jadi dia bisa menjadi bintang. Tae-wung mengumumkan, “Aku tidak suka hal2 rumit. Aku ingin melakukan hal-hal besar.”


Kakek mengartikan, Tae-wung bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pacarnya bukanlah hal yang menngerikan. Malah, kakek merasa senang pada perubahan ini. Pendengaran Mi-ho yang tajam mendengar gumaman kakek dan mengatakan pada Tae-wung kalau seseorang sedang membicarakannya – seseorang bilang ia bangga pada Tae-wung karena rasa tanggung jawabnya. Kemudian Tae-wung angkat tangan – itu pasti Tae-wung yang lain.

Asisten Du-hong mempersiapkan segalanya untuk acara audisi hari itu dan menjelaskan pada Du-hong tentang pilihan pemeran utama wanita. Tapi Du-hong malah terganggu oleh pahlawan wanita yang dia lihat malam sebelumnya. Pada kenyataannya, Hye-in ikut casting sebagai pemeran utama wanita dengan banyak adegan laga, tapi wanita ini mendengarkan pembicaraan asisten Du-hong kalau sutradara ingin memilih seorang pahlawan wanita hebat untuk peran itu – seseorang yang memiliki rambut panjang dan berbaju putih.


Dalam perjalanan menuju tempat audisi, Tae-wung memperhatikan kalau Mi-ho terlihat menderita. Mi-ho menjelaskan kalau mereka melewati sungai dan tentu saja di sungai ada air yang banyak, buat Mi-ho itu sangat menakutkan. Karna itu adalah kelemahannya. Tae-wung tidak bisa melakukan apa2 tentang hal itu. Jadi dia mendekatkan Mi-ho ke tubuhnya dan menempelkan tangan Mi-ho ke dadanya – untuk membuat Mi-ho dekat dengan manik2 serigalanya.


Mi-ho tersenyum dan menempelkan kepalanya ke dada Tae-wung serta bertanya, “Wung, apa itu pasangan?” Tae-wung bertanya kenapa dan Mi-ho menjelaskan, “Orang-orang memanggil kita pasangan.” Ini Mi-ho dapat dari pendengarannya yang tajam kalau penumpang bus yang lewat memanggil mereka pasangan. Tae-wung tidak bisa terima dan mendorong Mi-ho menjauh. Jadi Mi-ho memutuskan sendiri, “Itu pasti bukan sesuatu yang bagus.” 


Tae-wung menggunakan alasan kalau dia ingin merentangkan tangannya karena hari ini sangat panas. Jadi Mi-ho lebih baik menjauh dari Tae-wung. Tidakkah bagus bila turun hujan yang menghilangkan panas.

Mi-ho menjawab kalau ingin turun hujan di hari yang secerah ini, maka dia harus menangis. Tae-wung bertanya dengan sedikit terkejut apakah Mi-ho menangis dan dia menjawab iya, “Ketika hujan turun di hari yang cerah, itu artinya aku sedang sedih.” Mi-ho mengatakan kalau dia akan menangis karena dia begitu lapar. Tae-wung sedang 'good mood'  menyarankan agar mereka berhenti untuk makan siang dalam perjalanan. Hal itu membuat Mi-ho tersenyum senang.

Bagaimana cara Tae-wung memberi makan Mi-ho? Dia memberikan contoh daging dari supermarket! Karena Mi-ho bukan manusia, Tae-wung berkata pada Mi-ho kalau dia tidak perlu khawatir bila ditertawakan karena memakan lebih dari satu sample daging. Tae-wung juga menyuruh Mi-ho untuk memakan sebanyak yang dia inginkan. Dengan penasaran, Mi-ho berjalan menuju gang sambil menyanyi, “Sapi! Sapi! Sapi!”


Pemburu Gumiho, Dong-ju juga ada di toko itu, menyaksikan Mi-ho. Sambil tersenyum, dia berpikir, “Kau pasti menikmati kehidupan manusia, Nona Gumiho.” Meskipun Dong-ju tidak mengatakannya dengan keras tapi Mi-ho mendengar kalimat itu dan mencari-cari berkeliling pemilik suara itu. Dong-ju melanjutkan, “Kau telah dikurung dalam waktu yang sangat lama – dunia telah banyak berubah, benar kan?” Dong-ju menyuruh Mi-ho untuk tidak khawatir, karena dia tidak ingin menyakiti Mi-ho sekarang… apa artinya dia akan menyakiti Mi-ho di pertemuan berikutnya?

Dong-ju menantang Mi-ho untuk menemukan dirinya. Dong-ju penasaran apakah Mi-ho dapat mencari dirinya di dalam keramaian. Mi-ho mengikuti perasaannya. Dia berkeliling di toko itu lalu bertatapan dengan Dong-ju. Pandangan ini membangunkan kenangan masa lalu Mi-ho yang telah terkubur lama tentang penjelamaan masa lalunya. Mi-ho berjalan ke tempat Dong-ju.

Mi-ho bisa merasakan hubungan diantara mereka tapi tidak bisa mengenali siapa laki2 itu dan bertanya apakah dia yang memanggilnya. Dong-ju mengiyakan. Mi-ho menyentuh wajah Dong-ju dengan tangannya dan mengatakan, “Kau juga bukan manusia.” Sebagai gantinya, Dong-ju juga menaikkan tangan untuk menyentuh wajah Mi-ho lalu mengatakan, “Dan kau juga bukan gadis yang aku kenal.” Dong-ju menjelaskan kalau ada makhluk gaib lain yang mirip dengan Mi-ho. Berikutnya, Mi-ho bertanya apakah Dong-ju juga makhluk seperti itu.


Mi-ho menduga kalau meskipun Dong-ju memang makhluk gaib tapi dia mungkin masih lebih kuat darinya. Tapi Dong-ju melawan Mi-ho – selagi Mi-ho kehilangan manik-manik serigalanya, Dong-ju lebih kuat dari Mi-ho! Faktanya, Mi-ho telah melemah begitu sangat hingga dia tidak bisa mengenali siapa Dong-ju sebenarnya. Jika Dong-ju berusaha menangkap Mi-ho, maka Mi-ho tidak akan mampu melawan.


Mi-ho meniru sikap kekanak-kanakan Tae-wung dan menjamin bahwa manik2nya ada di tempat yang dekat dan aman. Dong-ju bertanya pada Mi-ho apakah dia benar2 mempercayai Tae-wung tidak akan lari atau mengabaikannya. Dong-ju memberikan satu nasehat bijak pada Mi-ho – jangan percaya pada manusia.


Saat Dong-ju pergi, dia berjanji akan menemui Mi-ho lagi nanti. Di sisi lain, Tae-wung menuju ke counter kosmetik untuk berdandan selagi Mi-ho memakan makanannya. Disana, Tae-wung menemui Hye-in ini telah berubah menjadi wanita dengan rambut panjang (karena disambung) dan mengenakan baju putih. Dia berharap penampilan ini bisa sesuai dengan keinginan sutradara. Hye-in menyapa Tae-wung dengan antusias.


Karena ingat pesan Mi-ho, Tae-wung mencoba membebaskan lengannya dari Hye-in dan wanita ini memperhatikan. Ketika Hye-in menyarankan agar mereka pergi ke tampat audisi bersama, Tae-wung membuat alasan kalau sebaiknya Hye-in pergi tanpa dirinya. Hye-in tidak mengerti kenapa Tae-wung memainkan peran jual mahal tapi Hye-in kesal dengan reaksi Tae-wung. Padahal sebenarnya, Tae-wung meratapi keputusan untuk menyuruh Hye-in menjauh darinya.


Tae-wung kembali ke tempat daging untuk menjemput Mi-ho. Padahal sebanarnya Mi-ho berada di atas di tempat penjualan pakaian. Disana, Hye-in melihat Mi-ho (Mi-ho sedang menciumi jaket kulit lalu berusaha menggigitnya). Hye-in menebak kalau Tae-wung mengabaikannya karena Mi-ho.


Dengan gaya siap menyerang, Hye-in mendekati Mi-ho dan mengatakan kalimat yang merendahkan tentang Tae-wung yang pergi tanpa Mi-ho. Sebaliknya, Mi-ho justru merasakan hal yang berbeda dan yakin sekali kalau Tae-wung sedang berada di dekat sini sedang mencarinya. Mi-ho melawan pernyataan Hye-in. Berikutnya, Hye-in mengatakan, “Tae-wung membuatmu menunggu. Apa kau mengira aku berbohong padamu?” Mi-ho tidak meladeni perkataan Hye-in dan dengan singkat menjawab, “Iya. Itu dia disana.” Mi-ho menunjuk Tae-wung yang sedang berada di kejauhan. Mi-ho lalu menambahkan dengan penuh ironi, “Kau pasti pembohong!”.


Ini membuat Hye-in sangat marah dan dengan cekatan dia melakukan gerakan menyerang  Mi-ho. Tapi dengan gampang Mi-ho bisa mengalahkan Hye-in yang tentu saja hasilnya adalah Hye-in terkapar di lantai dengan kopi melumuri pakaian putihnya. Tae-wung berlari ke sisi Hye-in dan Hye-in menyalahkan semuanya pada Mi-ho. Hye-in benar bersandiwara, berakting sebagai sosok yang sangat sedih dan berkata kalau baju baru ini diperlukan untuk konsep audisinya.

Tae-wung bergerak untuk membereskan segalanya dan menyuruh Hye-in untuk bergegas ke tempat audisinya. Dia akan mencarikan baju pengganti untuk Hye-in dan membawanya ke tempat audisi. Tae-wung bahkan menelpon bibi Min-suk untuk mendapatkan dana tambahan guna membeli baju baru.


Setelah membeli baju, Tae-wung bergegas ke tampat audisi dimana Du-hong memimpin semua kegiatan dan tidak senang pada para kontestan. Hye-in sebenarnya sudah memutuskan memakai baju putih karena sudah mendengar keinginan sutradara terhadap gadis tertentu yang berbaju putih, mencoba peran utama wanita. Waktu Tae-wung sampai di tempat itu, semuanya sudah selesai. Dia telah melewatkan kesempatannya untuk ikut audisi.


Melalui telpon, Tae-wung mendengar kalau Hye-in melakukan audisinya dan mencoba mengatakan kalau tidak apa bila Tae-wung melewatkan audisinya. Padahal jelas-jelas, Tae-wung merasa super kesal. Saat semua kegilaan ini berlangsung, dia bahkan melupakan Mi-ho. Akan tetapi, berkat kemampuan penciuman gumiho yang dimiliki, Mi-ho dapat merasakan keberadaan Tae-wung. Dia sedang duduk di lobi dengan lemas.


Mi-ho tidak mengerti kalau Tae-wung menyalahkannya atas semua kejadian yang terjadi hari ini. Dimulai dengan daging sampai kopi yang terjatuh – Hye-in membuat segalanya terlihat kalau Mi-ho yang telah mendorongnya dan menyebabkan bajunya kotor. Mi-ho sama sekali tidak protes. Dengan penuh kebencian, Tae-wung menuntun Mi-ho keluar dan sampai di dermaga ferry di sungai Han.


Pelayanan makan malam sedang dipersiapkan oleh sebuah resto di atas kapal saat mereka sampai. Mi-ho tidak menyukainya sebab merasa tidak nyaman karena dikelilingi banyak air dan memohon agar pergi ke tempat lain saja. Tapi Tae-wung mengatakan dengan tegas kalau disinilah dia ingin makan malam. Dia lalu pergi ke kamar mandi selagi Mi-ho berdiri sendiri dimana dia berusaha menghilangkan rasa takutnya. Ketika makanan telah siap, Mi-ho memaksa dirinya untuk ke tempat makan.

Karena di kelilingi oleh air, kesaktian Mi-ho menjadi tidak berfungsi dan membuatnya sama sekali tidak bisa menjaga diri. Tapi dia tidak ingin protes sebab Tae-wung sedang bad mood. Jadi Mi-ho dengan setia menunggu. Dia sama sekali tidak bisa merasakan kalau Tae-wung keluar kapal. Tae-wung berlari di sepanjang dermaga dan meninggalkan Mi-ho sendirian. Mi-ho baru sadar kalau Tae-wung pergi saat dia melihat keluar dermaga dan melihat Tae-wung menjauh.


Mi-ho menjadi takut. Dia berteriak memanggil Tae-wung. Di sisi lain, Tae-wung tidak merasa bangga pada dirinya tapi dia mengatakan pada dirinya sendiri kalau dia tidak peduli pada apapun yang terjadi pada Mi-ho. Dia bukan siapa2!


Di atas kapal, Mi-ho merapatkan dirinya. Dia gemetaran. Dia menyadari satu hal: “Dia mengabaikanku dan pergi. Dan setelah dia berjanji.”


Mi-ho mulai menangis dan langit yang tadinya cerah berubah seketika menjadi gelap. Hujan gumiho mulai turun.


Hujan yang turun menghentikan langkah Tae-wung dan sadar apa artinya hal ini, “Mi-ho menangis!”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar