Sabtu, 18 Desember 2010

Oh, My Lady Episode 14


Yu-ra melihat Min-wu bersama putrinya. Dia sangat terkejut dan berlari keluar hotel. Min-wu berusaha mengejarnya tapi tidak berhasil. Dia pulang ke rumah dengan perasaan tidak enak. Dia juga mengirimi Kae-hwa pesan agar tidak mengkhawatirkan hal tersebut. Akan tetapi, Kae-hwa sama sekali tidak merasa tenang setelah pertemuan yang aneh itu.





Jung-ah telah memutuskan untuk pergi sebab perceraiannya sekarang sedang diurus. Shi-jun bertanya kemana dia akan pergi. Apakah dia akan pergi dengan selingkuhannya. Jung-ah menjawab kalau hal ini bukanlah hal yang harus diperhatikan Shi-jun sekarang.





Dengan uang simpanannya dari bekerja di The Show dan menjadi pembantu Min-wu, Kae-hwa mulai mencari tempat tinggal baru. Dia masih harus mencari pinjaman dari Bok-nim sebagai uang pangkal. Kae-hwa mencari rumah yang murah saja. Tapi, meski begitu dia sangat gembira karena akhirnya bisa berkumpul dengan Min-ji lagi.


Kae-hwa menjadwalkan pertemuan dengan penjual apartemen saat makan siang. Saat itu pula Shi-jun yang sedang menelpon, masuk. Mereka saling mendengarkan percakapan masing-masing. Shi-jun bertanya apakah Min-wu tahu dia akan pindah. Kae-hwa menjelaskan kalau dia belum memberitahu Min-wu tapi dia pasti memberitahunya nanti saat dia sudah mendapatkan tempat tinggal.



Shi-jun tahu jika uang muka sebuah apartemen cukup mahal dan menawarkan bantuan pada Kae-hwa. Kae-hwa menolak dan mengatakan kalau dia ingin membawa Min-ji pulang dengan uangnya sendiri. Dia juga mengaku kalau sudah mendengar percakapannya. Shi-jun mengatakan kalau dia telah menerima surat cerai. Jung-ah sudah pindah dan dia sama sekali tidak tahu kemana Jung-ah pergi dan dengan siapa.







Shi-jun menawari Kae-hwa tumpangan saat selesai makan siang dan mengantarnya melihat apartemen. Kae-hwa ingin mengetahui hal-hal bagus tentang semua apartemen yang telah mereka lihat. Tapi Shi-jun selalu saja menemukan hal kecil yang nantinya akan berguna. Setelah melihat beberapa apartemen, Kae-hwa menemukan apartemen kecil yang cocok dan kontrak pun ditandatangani.








Min-wu sedang dalam perjalanan ke studio untuk latihan saat Kae-hwa menelpon. Dia pergi ke taman dimana Kae-hwa sedang menunggu. Min-wu tertawa melihat Kae-hwa yang mengenakan syal untuk menutupi identitasnya. Kae-hwa meminta Min-wu untuk membereskan sisa barang-barangnya yang masih tertinggal di tempatnya. Min-wu menyarankan agar Kae-hwa dan Ye-eun tinggal di hotel dulu selama 1 bulan. Tapi Kae-hwa merasa hotel itu tidak nyaman dan mengatakan kalau sudah saatnya dia mencari tempat tinggal sendiri. Min-wu menawarkan diri untuk mencarikan tempat bagi Kae-hwa tapi dia malah menjawab, “Aku sudah menemukan tempatnya!”




Min-wu jadi kesal. Kae-hwa segera memuluskan segalanya dengan mengatakan kalau dia ingin membawa Min-ji pulang. Apa Min-wu kesal karena Kae-hwa pergi begitu cepat?(hmmm....) Min-wu berkata pada dirinya sendiri jika hal ini adalah yang terbaik. Itu artinya dia bisa bahagia tinggal sendiri lagi!


Kae-hwa menjemput Ye-eun kemudian berbelanja perlengkapan rumah. 




Kae-hwa tidak sadar kalau dia sedang diawasi oleh Yun-seok. Dia memarkir mobilnya di jarak yang agak jauh. Yun-seok sudah mengamati kebiasaan harian Ye-eun. Dia berpikir untuk menculik gadis itu tanpa ketahuan Kae-hwa.




Setelah berbelanja, Kae-hwa pulang ke apartemen barunya dan dia bertemu dengan Shi-jun yang membawa perlengkapan serta kue untuk menyambut Kae-hwa di apartemen barunya. Dia datang untuk membantu Kae-hwa pindahan serta memasang hal-hal dasar di rumah baru Kae-hwa.




Shi-jun sangat baik pada Ye-eun yang membuat Kae-hwa terkejut. Kae-hwa mengatakan hal itu pada Shi-jun. Shi-jun mengaku kalau dulu dia hampir menjadi ayah tapi dia kehilangan kesempatannya. Shi-jun merasa sangat bersalah, terutama pada Jung-ah. Istrinya telah bekerja keras untuk menyukseskan proyek pertama perusahaan Shi-jun. Dia merasa sangat malu sebab tidak mampu melindungi istrinya.


Kae-hwa mengaku jika dia sudah pernah mendengar cerita itu sebelumnya. Tapi Jung-ah menceritakannya dengan beda. Jung-ah-lah yang menyalahkan dirinya karena sudah kehilangan bayi dan merasa sangat bersalah pada Shi-jun. Menilai dari kata-kata Shi-jun, dia pasti tidak tahu versi yang ini.


Byung-hak mengantar Min-ji dan memintanya untuk bersikap baik pada ibu. Dia juga menambahkan kalau ada pria asing yang datang, Min-ji harus memberitahu ayah!(maksud loe???enak ja....yah gitu deh...sesuatu akan jadi sangat berharga saat kita sudah kehilangan sesuatu itu...) Min-ji merasa ada yang aneh dan bertanya kenapa ibu tidak boleh bertemu dengan pria. Byung-hak menjelaskan kalau ayah dan ibu berada di situasi yang berbeda tapi tetap saja Min-ji tidak mengerti.




Byung-hak tidak yakin kalau Kae-hwa berkencan dengan Min-wu. Kalau iya, mana mungkin dia pindah ke tempat yang kecil seperti ini. Dia yakin pasti seperti itu. Ketika Byung-hak pergi, mobil lain masuk ke areal apartemen. Dia melihat kalau yang di dalam mobil itu adalah Min-wu!...^_^





Min-wu sampai di apartemen Kae-hwa dan melihat Shi-jun ada disana. Dia terlihat tidak senang! Shi-jun kemudian bangkit untuk pergi. 




Kae-hwa mengantarnya pergi sementara itu Min-wu ditinggal di dalam bersama anak-anak. Dia menyapa Min-ji dan bertanya apa pendapat Min-ji tentang dirinya (hahaha...dasar narsis....!). Min-ji tidak menghinanya tapi berkata, “Kau terlihat lebih keren di foto!” (hehehe...)




Min-wu keluar untuk mengambil boneka Ye-eun di mobilnya. Dia melihat Kae-hwa menngucapkan selamat tinggal dengan hangat pada Shi-jun. Min-wu bergumam kalau pria itu tidak lebih baik darinya!!!


Min-wu sebenarnya kasihan melihat apartemen Kae-hwa yang kecil. Dia berkata kalau saja Kae-hwa mengatakan rencananya, maka dia akan menemukan tempat yang lebih baik untuknya. Tapi Min-wu tersenyum waktu Kae-hwa mengatakan padanya jika dia masih harus membayar setengah gajinya sebab dia masih menjaga Ye-eun.


Setelah selesai makan malam, Min-wu mengeluh kalau minumannya sedikit. Dia meminta Kae-hwa untuk mengambilkan minuman lagi. Kae-hwa menawarkan diri untuk keluar membelikan minuman. Akan tetapi, Min-ji memandang tajam ke Min-wu sambil bergumam agar ibunya tidak perlu keluar. Hari sudah semakin malam, dan Min-wu ingin tetap tinggal untuk membantu Kae-hwa beres-beres. Tapi tidak ada pekerjaan untuk Min-wu sebab tadi Shi-jun sudah melakukan semuanya!


Karena tidak ada alasan untuk tinggal, Min-wu akhirnya pergi sambil bergumam. Kenapa ucapan selamat tinggal Kae-hwa untuknya sangat datar sementara dia sangat hangat pada Shi-jun. 


Sampai di rumah, Min-wu duduk di apartemennya yang kosong sambil berkata, “Tempat ini besar… dan tenang… dan nyaman!” Tapi ekspresi wajahnya mengatakan hal yang berbeda. Dia lalu melihat kertas origami milik Ye-eun. 




Di tempat lain, Kae-hwa tidur dengan nyaman dan bahagia bersama Ye-eun dan Min-ji.



Paginya, Min-wu bangun sambil menguap dan meminta segelas kopi. Sejurus kemudian dia ingat kalau sekarang dia tinggal sendiri. Karena bosan, dia lalu menelpon Kae-hwa. Tapi ajumma sedang sibuk dan menutup telponnya dengan cepat. Min-wu merasa jika mereka bersenang-senang tanpa dirinya. Tak berapa lama, Min-wu menelpon lagi untuk menanyakan kemeja putihnya (padahal lagi dia pegang!).(bilang kangen ja kok susah ya...hehehe...). Kae-hwa menjawab dengan sopan jika sekarang dia sedang ada di kantor dan sedang sibuk.





Byung-hak  (yang masih khawatir kalau Min-wu mengencani Kae-hwa), masuk ke dalam kantor untuk mengomel lagi. Dia kembali menggunakan masalah investasi sebagai ancaman saat sedang menasehati Shi-jun kalau dia itu lemah karena membiarkan karyawannya berkencan dengan bintang musikal mereka. Shi-jun sedang sibuk saat itu dan menyuruh Byung-hak untuk melakukan apa yang dia mau. Mungkin dia mau menginvestasikan uangnya untuk proyek yang karyawannya tidak bermasalah. Byung-hak tidak mengharapkan reaksi ini tapi dia terpaksa setuju.





Shi-jun melihat Min-wu yang sedang latihan. Dia memuji Min-wu karena sudah banyak berkembang dan mengatakan kalau jalannya masih panjang. Dia juga menasehati Min-wu untuk menjadikan semua hal yang terjadi padanya belakangan ini untuk memperbaiki kualitas aktingnya.


Min-wu menerima nasehat ini tapi dia punya pertanyaan pada Shi-jun. Apa Shi-jun tidak terlalu terlewat batas dengan Kae-hwa? Shi-jun sudah menikah. Meski Shi-jun hanya menginginkan persahabatan, Kae-hwa cukup naif untuk menyalahartikan hubungan itu ke hal lain. Shi-jun bertanya kenapa Min-wu mempermasalahkan hal itu. Min-wu dengan cepat menjawab kalau itu karena Ye-eun. Dia tidak ingin Kae-hwa diganggu oleh hal lain saat sedang menjaga anaknya (susah ya kalau harus bilang cemburu...hehehe.....





Shi-jun merasa kalau sikap Min-wu sangat menyenangkan. Tapi suasana hatinya berubah waktu dia bertemu dengan selingkuhan Jung-ah, Ho-seok, yang berkata kalau dia akan pergi ke Amerika. Ho-seok mengaku jika dia sudah mengajak Jung-ah untuk ikut, tapi ditolak karena dia masih peduli pada Shi-jun. Shi-jun sedikit marah sebab dia merasa kedatangan Ho-seok tidak pantas dan sedikit kejam. Ho-seok berkata kalau dia ingin mengatakan ini sebelum pergi tapi Jung-ah menolak telponnya.




Kae-hwa terkejut waktu Yu-ra bilang dia tidak akan menanyakan tentang Ye-eun. Tapi dia punya permintaan. Yu-ra ingin dekat dengan Ye-eun. Kae-hwa mengira jika Yu-ra pasti syok tapi dia mengatakan kalau dia suka anak-anak. Untuk itu, dia menawarkan akan mengajak Ye-eun bersenang-senang malam ini. Kae-hwa sedikit takut apakah Yu-ra bisa menangani ini sendiri. Tapi Yu-ra dengan yakin berkata kalau dia pasti bisa.





Ketika Yu-ra menjemput Ye-eun di sekolah, dia tidak sadar kalau dia sedang diawasi oleh Yun-seok. Dia akan melancarkan aksinya hari ini. Dia memerintahkan salah satu anak buahnya untuk mengawasi ajumma sementara yang lainnya menculik Ye-eun. Dia terkejut waktu melihat Yu-ra, bukannya Kae-hwa.





Min-wu mendapat kiriman internasional. Dia membuka kotak yang berisi barang-barang bayi yang dikirim oleh Yeon-hee. Ada surat yang berisi harapan Yeon-hee bila Ye-eun akan hidup lebih baik dengan ayahnya ketimbang dengan ibunya. Min-wu tersenyum waktu dia melihat barang-barang milik Ye-eun.





Yu-ra mengajak Ye-eun shopping di Mall untuk bisa dekat dengan gadis itu. Dia mendandani Ye-eun dengan barang-barang yang cantik. Sementara dari kejauhan, Yun-seok dan anak buahnya mengawasi.(kyaaaa...ne anak cantik bgt seh....^_^).




Ye-eun menarik tangan Yu-ra, mencoba meminta sesuatu – kamar mandi. Yu-ra tidak mengerti dan malah meneruskan berbelanja. Waktunya dia masuk ke fitting room. Dia mengira Ye-eun bakal menunggu tapi gadis kecil ini sudah tidak tahan dan berkeliling untuk mencari kamar mandi.



Meski setelah tahu kalau Ye-eun hilang, Yu-ra tidak terlalu khawatir. Dia hanya mengumumkan lewat pengeras suara. Yun-seok mendengar pengumuman itu dan berlari ke Yu-ra dan bertanya bagaimana dia bisa kehilangan Ye-eun. Dia lalu memerintahkan orang-orangnya untuk menemukan Ye-eun secepatnya.




Setelah selesai bekerja, Kae-hwa menelpon Yu-ra untuk memeriksa keadaan dan mendapat kabar buruk. Shi-jun melihat reaksi Kae-hwa dan mengantarnya ke departemen store. 




Akan tetapi, Reporter Han ternyata mengikuti mereka dengan mobilnya. Shi-jun dan Kae-hwa berpencar di toko untuk menemukan Ye-eun. Karena tidak berhasil, mereka berkumpul kembali di stan informasi dimana Yu-ra yang sekarang sangat khawatir menunggu.


Kae-hwa menelpon Min-wu untuk memberitahukan hal ini. Dia sangat marah. Padahal dia baru saja bersenang-senang dengan melihat barang-barang Ye-eun, sekarang harus dapat berita buruk.




Saat sampai di toko, dia sama sekali tidak memedulikan pandangan orang lain karena saking paniknya. Min-wu bertanya ke meja informasi tentang status pencarian. Pria itu menjawab dengan sopan kalau mereka masih mencari. Min-wu meledak dan meneriaki pegawai itu. Ye-eun harus segera ditemukan.





Yu-ra mencoba menyarankan agar Min-wu menunggu di mobil saja tapi dia menyingkirkan tangan Yu-ra dengan kasar. Min-wu mencoba menenangkan diri dan beralih pada pegawai tadi. Dia berkata kalau gadis kecil itu tidak bisa bicara dan meminta mereka untuk berusaha lebih keras lagi. Pria ini sudah terlatih untuk menjawab dengan sopan tapi tetap saja dia tidak terima diteriaki dan akhirnya bertanya apa hubungan Min-wu dengan gadis itu.

Min-wu, yang tidak memedulikan tatapan orang lain, berkata, “Dia putriku!”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar