Min-wu meminta Kae-hwa untuk menjadi ibu Ye-eun. Dia menjelaskan kalau dia telah menunggu untuk mengatakan ini hingga acara musikal berakhir. Tidak ada siapapun yang dapat menjadi ibu yang baik bagi Ye-eun selain Kae-hwa. Min-wu berkata, “Aku memerlukanmu. Ayo kita menikah!” Kae-hwa hanya diam tapi Min-wu menambahkan lagi, “Aku tidak berkata bohong. Aku sudah serius memikirkan hal ini selama beberapa waktu. Pikirkan lagi, lalu berikan aku jawaban. Aku bisa menunggu selama yang kau perlu!”
Min-wu diundang untuk mengikuti acara perayaan bersama staf The Show. Jae-hee berkata jika Min-wu sudah seperti keluarga bagi staf The Show soalnya sudah mau berkumpul bareng mereka.
Min-wu tersenyum dan menatap Kae-hwa sambil bilang, “Aku rasa juga begitu. Rasanya seperti sebuah keluarga!” Min-wu hari itu sangat peduli pada Kae-hwa misalnya saja dia mengambilkan serbet untuknya dsb. Shi-jun jadi sangat terhibur sementara Kae-hwa terlihat jengkel. Bahkan ketika Kae-hwa diminta minum, Min-wu rela menggantikannya.
Sikap Min-wu membuat Jae-hee menggoda jangan-jangan skandal mereka selama ini memang benar. Kae-hwa berteriak, “Tidak!” sementara Min-wu menjawab, “Ya!” Kae-hwa bangkit untuk pergi lebih awal karena anak-anak dan Min-wu juga buru-buru permisi lalu menemani Kae-hwa keluar. Kae-hwa sangat sebal pada sikap berlebihan Min-wu dan berkata dia akan memberikan jawabannya sekarang, “Aku tidak akan menikah lagi!” Min-wu memintanya untuk berpikir lagi tapi Kae-hwa menjawab jika dia sudah banyak berpikir untuk mendapatkan jawaban ini.
Dengan nada yang sedikit marah, Min-wu berkata kalau terlalu pengecut bila Kae-hwa tidak mau menikah karena pernikahannya yang pertama gagal. Mungkin saja yang pertama gagal tapi yang kedua dia mungkin bertemu dengan pria baik. Kae-hwa bilang bahwa dia tidak ingin berharap seperti itu. Di samping itu, dia punya Min-ji. Min-wu membantah kalau seorang putri bukanlah seorang suami. Bagaimana kalau nanti Min-ji menikah? Apa Kae-hwa tahan hidup sendiri? Kae-hwa terdiam. Min-wu: Apa kau sebegitu takutnya?
Kae-hwa: Ya, aku takut. Apa kau tahu apa itu pernikahan?
Min-wu: ‘Apa yang kau tahu jika tak punya pengalaman hidup?’ Itu kan yang ingin kau katakan padaku?
Kae-hwa: Kau belum pernah terluka sebelumnya jadi kau tidak tahu. Kau tidak tahu betapa sakitnya berjanji akan mencintai seumur hidup tapi kemudian mendapati semuanya hancur. Jadi tolong jangan berbicara tentang pernikahan lagi denganku. Aku minta maaf sudah berkata seperti ini.
Keesokan harinya, Min-wu mencegat Byung-hak saat dia akan meninggalkan rumahnya. Min-wu langsung ke pokok permasalahannya. Apa yang Byung-hak lakukan hingga Kae-hwa mau menikah dengannya? Byung-hak berkata kalau ini bukan urusannya tapi Min-wu berkata, “Tentu saja ini masalahmu. Ini yang menjadi halangan bagi Kae-hwa untuk menikah dengaku!” Byung-hak terlihat bingung, “Kenapa?” Min-wu bertanya lagi tapi Byung-hak hanya menjawab jika Kae-hwa itu wanita yang rumit dan membosankan. Min-wu menyipitkan mata dan berkata, “Kau berselingkuh, ya?!”
Byung-hak membela diri dengan berkata kalau Kae-hwa tidak tahu bagaimana cara membuat dirinya terlihat cantik. Rasanya seperti hidup dengan pembantu saja! Bahkan Byung-hak bilang jika dia tidak pernah membelikan Kae-hwa bunga. Bukannya karena lupa tapi dia tidak pernah terinspirasi untuk melakukan itu.
Min-wu bertanya apakah Byung-hak pernah meminta maaf pada Kae-hwa. Byung-hak tertawa dan berkata kalau hal itu sangat memalukan. Min-wu berkata dengan tajam, “Minta maaf padanya. Minta maaf secara resmi!” Byung-hak merasa kalau ini adalah permintaan yang aneh. Min-wu berkata lagi, “Aku meminta sebagai pria yang mencintai Kae-hwa!”
Sekarang Min-wu mulai beraksi untuk memenangkan hati Kae-hwa. Misalnya saja, dia menunggu di depan apartemen untuk mengantar anak-anak ke sekolah. Dia kaget waktu mendengar Kae-hwa belum sarapan. Setelah anak-anak sampai di sekolah, Min-wu mengajak Kae-hwa makan di restoran mahal. Dia bahkan melayani Kae-hwa. Ajumma sangat khawatir melihat harga makanan yang mahal. Dia memperingatkan Min-wu untuk berhemat. Min-wu menanggapi dengan santai dan bilang jika dia masih punya simpanan di bank. Dia juga pasti bakal dapat job lagi!
Di tempat kerja, Kae-hwa mendapat kiriman bunga dari Min-wu. Pegawai yang lain hanya tersenyum sementara Kae-hwa mengatakan, “Bisa saja kan, ini ucapan terima kasih!” Mereka sama sekali tidak percaya.
Min-wu mengirimi Kae-hwa sms. Tapi dia malah membalas kalau dia akan membuang bunga itu. Tapi aslinya, bunga kiriman Min-wu memang membuat Kae-hwa tersenyum. (gengsi dunk...^_^).
Berikutnya, target Min-wu adalah Bok-nim. Dia membawakan wanita itu kue sebagai ucapan terima kasih karena sudah menjaga Ye-eun. Min-wu kemudian meminta nasehat sebab Bok-nim adalah teman Kae-hwa. Min-wu bilang, “Aku ingin menikahi Yun Kae-hwa!” Bok-nim syok dan menjatuhkan kopinya.
Bok-nim langsung menemui Kae-hwa bertanya kapan pernikahannya akan digelar. Dia tidak menghiraukan gumaman Kae-hwa kalau Min-wu masih kecil. Bagaimana mungkin dia bisa menikah dengannya. Lagi pula, Min-wu memintanya untuk menjadi ibu Ye-eun. Bukan istrinya!(ckckckck...rumitnya cinta....) Bok-nim mengerti keluhan Kae-hwa dan tersenyum, “Kau benar-benar menyukai Min-wu!” Karena itulah Kae-hwa kecewa pada permintaan Min-wu.
Bok-nim mencoba melunakkan Kae-hwa. Jika mereka saling menyukai, apa lagi masalahnya? Di mata Bok-nim, Min-wu bersikap serius.
Min-wu mengajak Kae-hwa dan anak-anak makan di sebuah restoran bagus. Kae-hwa sedikit khawatir pergi ke tempat seperti itu sebab mereka bakal ditonton. Min-ji senang karena sekali-sekali mereka makan di luar. Min-wu sama sekali tidak khawatir. Dia menepuk kepala Ye-eun dan berkata, “Aku akan membesarkannya dengan bangga karena dia adalah putriku!” Ini adalah cara cerdas untuk membuat Kae-hwa terkesan. Kae-hwa memandang Min-wu dengan linglung.
Ketika Kae-hwa pergi ke kamar mandi bersama Ye-eun, Min-wu mengobrol dengan Min-ji. Dia bertanya apa Min-ji suka punya adik seperti Ye-eun. Min-ji sangat cerdas dan langsung bertanya, “Apa kau akan menikahi ibuku?” Perkataan ini membuat Min Woo terkejut dan berkata kalau itu memang keinginannya. Tapi, Min-wu masih harus mendengar pendapat Min-ji dulu. Min-ji bertanya, “Jika kau menikahi ibuku dan seorang wanita cantik muncul, apa kau akan menceraikan ibuku?” Min-wu menganga dan Min-ji menjelaskan kalau setiap hari Min-wu bekerja dengan aktris yang cantik-cantik. “Jika kau mengkhianati ibuku, itu akan membuatnya sangat sedih!” Min-wu berkata dengan tenang, “Hal itu tidak akan pernah terjadi. Aku berjanji padamu!”
Acara musikal terus berlanjut. Setelah menyelesaikan salah satu pertunjukkannya, Min-wu menelpon Kae-hwa yang kerja lembur – atau pura-pura kerja lembur. Min-wu menawarkan diri untuk menjemputnya tapi Kae-hwa menolak. Han melihat Min-wu bergumam pada diri sendiri setelah telpon itu lalu mendekatinya dan berkata kalau Min-wu pasti terjebak cinta tak berbalas.
Min-wu jadi curiga tapi Han punya pandangan untuk Min-wu mengahadapi situasi ini. Min-wu penasaran dan akhirnya setuju untuk pergi minum bareng Han.
Kae-hwa bekerja hingga malam. Melihat dia masih di kantor, Shi-jun menawarinya tumpangan dan mereka berhenti sejenak untuk mengobrol. Kae-hwa berharap agar Shi-jun dan Jung-ah bisa mencoba lagi. Meski Shi-jun tidak merespon, tapi dia tidak melawan perkataan Kae-hwa. Dia malah memikirkannya lagi.
Shi-jun kemudian mengalihkan topik ke Min-wu. Kae-hwa tidak bisa berpura-pura dihadapan Shi-jun karena dia tahu banyak tapi sebelumnya dia bertanya seberapa banyak Shi-jun tahu. Dia menjawab, “Yang satu memberikan bunga tapi yang lain sepertinya belum siap menerimanya!” Kae-hwa mengaku kalau Min-wu kelihatan serius tentang sebuah hubungan tapi dia tidak yakin. Kae-hwa tidak yakin apa dia bisa menjadi ‘seorang wanita’ untuk Min-wu. Shi-jun berkata kalau dia pasti bisa. Dia juga mengaku kalau dulu dia juga sempat menyukai Kae-hwa. Kae-hwa kaget tapi Shi-jun menjamin kalau semuanya sudah normal lagi.
Karena minumannya, Min-wu jadi bicara ngawur. Dia bicara dengan bebasnya. Kenapa Kae-hwa menolak lamarannya? Han mengambil laptopnya dan mulai mengetik. Dia bertanya kenapa Kae-hwa menolaknya dan sejak kapan dia menyukai Kae-hwa. Min-wu menjawab, “Sejak kami mencari Ye-eun. Tidak – sejak dia harus tinggal di sauna karena aku. Tidak – sejak dia bertengkar dengan Yun-seok. Atau sudah sejak awal?”
Han berkata kalau Min-wu pasti sangat menyukai Kae-hwa. Min-wu mengiyakan, “Aku sangat menyukainya. Dia berbeda dari wanita yang aku kencani dulu. Dia cantik.” Setelah itu, Min-wu tertidur. Han mulai menulis tentang kisah cinta Min-wu. Dia menggunakan kata-kata seperti “terlahir kembali sebagai aktor yang sesungguhnya.” Artikel ini mendapat sambutan hangat dikalangan pers. Min-wu digambarkan sebagai aktor yang lebih down to earth dan dia dianggap sudah membuang imej-nya dulu sangat jelek sebagai aktor yang tak bermutu.
Yun-seok tidak senang tapi pendapat orang lain tentang Min-wu mulai berubah. Bahkan, Eom terkesan pada Min-wu. Dia bahkan memuji diri sendiri karena sudah menemukan Min Woo sejak dulu. Byung-hak marah sebab dia tidak menolong. Tapi, Eom berkata kalau dia akan mendapatkan Min-wu untuk proyeknya yang selanjutnya. Shi-jun juga menawari Min-wu proyek baru dari produser asal Jepang. Min-wu sangat senang tapi saat dia melihat dia harus tinggal setahun di Jepang dia menolak. Shi-jun berkata kalau ini adalah kesempatan emas tapi Min-wu menjawab jika ada seseorang yang harus dia jaga di Korea.
Jae-hee menyerahkan sebuah dokumen pada Kae-hwa untuk diberikan pada Min-wu. Itu adalah kontrak sebuah iklan. Para pengiklan terkesan dengan imej Min-wu sebagai single father yang berdedikasi. Kae-hwa membawa dokumen itu ke tempat pemotretan Min-wu. Dia sedang iatirahat. Make up artis berkata kalau ‘scandal partner’ Min-wu (Kae-hwa) sangat di bawah standar. Dia menawarkan akan mengenalkan Min-wu pada model muda yang lebih cantik. Min-wu berkata, “Aku suka wanita seksi.”
Kae-hwa merinding mendengar hal ini. Dia tidak jadi mendekat dan malah pergi. Dia menemui Yu-ra yang mengucapkan selamat atas hubungan Kae-hwa dan Min-wu. Yu-ra berkata jika dia tidak akan ikut campur dan sudah memutuskan kalau dia akan pergi. Kae-hwa menyerahkan dokumen itu pada Yu-ra agar disampaikan ke Min-wu sebab dia sibuk dan harus segera pergi. Yu-ra menyanggupinya dan langsung menemui Min-wu. Setelah mendengar alasan kepergian Kae-hwa, Min-wu langsung menelpon tapi Kae-hwa tidak menjawab telponnya. Dia kemudian pergi ke teater dan diberitahu bila Kae-hwa masih di kantor.
Shi-jun menemukan Kae-hwa di atap dimana dia menolak telpon dari Min-wu. Shi-jun menawari bir sementara itu, Kae-hwa menawari untuk menceritakan cerita lucu pada Shi-jun. Min-wu telah melamarnya. Rasanya menyenangkan akan menjadi istri lagi tapi hari ini perasaan itu hancur. Shi-jun bilang kalau Min-wu adalah aktor dari awal. Kae-hwa menjawab kalau pada awalnya dia tidak ada hubungan apa-apa dengan Kae-hwa. Jadi tidak masalah. Dan semakin lama mereka bersama, segalanya mulai berubah. Shi-jun berkata kalau Min-wu sangat mencintai Kae-hwa. Dia bahkan rela menolak kesempatan main drama di Jepang. “Dia sudah banyak berubah. Apakah kau tidak menyadarinya?”
Min-wu tiba di kantor yang ternyata kosong. Dia lalu ke atap dimana dia melihat Kae-hwa sedang menghapus air matanya. Cukup sudah! Min-wu kesal dan menarik tangan Kae-hwa dan menariknya turun. Min-wu merasa terluka sebab Kae-hwa mengabaikan telponnya dan menghindarinya. Dan sekarang dia menangis dihadapan Shi-jun. Padahal Kae-hwa tahu kalau dia menunggunya. Min-wu menegeraskan suaranya. Kae-hwa berkata jika dia sudah memberikan jawabannya. Tapi, Min-wu mengabaikannya.
Min-wu membantah jika dia mempermasalahkan hal seperti usia dan status, dia tidak akan menyukai Kae-hwa dari awal. Kae-hwa membalikkan perkataan Min-wu dengan berucap jika hal ini membuktikan kalau Min-wu masih muda dan sebaiknya berhenti sebelum semakin jauh. Dan dia harus pergi ke Jepang. Min-wu tertarik mendengar ini, “Jadi karena ini?” Dia lalu menjelaskan kalau dia tidak mengatakan tentang tawaran ke Jepang itu karena dia memang tidak ingin pergi.
Kae-hwa kemudian mempermasalahkan cara Min-wu yang menariknya dengan kasar. Dia berkata bahwa dia malu Min-wu bersikap seperti itu. Dia pun marah dan mulai memperdebatkan kesalahpahaman itu. Min-wu berkata, “Jadi kau berkata kau tidak bisa menikahiku? Apa kau berkata aku tidak akan mampu sebab aku belum dewasa dan muda?” Kae-hwa menjawab ya dan dia tidak bisa menikahi pria yang bereaksi dalam cara yang tidak terprediksi seperti itu. Hal itu membuatnya tidak nyaman. Kae-hwa lalu pergi. Sementara itu, Min-wu meneriakkan nama Kae-hwa dengan putus asa.
Malam itu Byung-hak menelpon Kae-hwa. Dia menemukan mantan suaminya sedang mabuk. Dan yang paling mengejutkan, Byung-hak berkata, “Aku minta maaf!” Dia mengaku jika dia memang tidak pernah minta maaf dengan pantas jadi dia melakukannya sekarang. Kae-hwa tidak bersalah dan mereka bercerai karena salahnya. Tapi dia malu untuk minta maaf dan tidak mampu melakukannya. “Tapi, setelah mendengarkan Sung Min-wu, aku merasa benar-benar bersalah dan aku harus minta maaf. Jadi aku datang kesini!”
Min-wu tiba di rumah dengan perasaan kacau. Dia lalu melihat draft drama yang akan dia bintangi dan dapat sebuah ide. Dia membuat proposal untuk Kae-hwa. Judulnya: Proposal Untuk Hidup Dengan Yun Kae-hwa. Dia mulai mengetik. Keesokan paginya, Min-wu muncul di apartemen Kae-hwa dan menyerahkan amplop padanya. Dia meminta Kae-hwa memberikan pendapatnya setelah membaca proposal itu. Kae-hwa membacanya. Disana tertulis hal kayak, ‘Kae-hwa punya suara keras’, ‘bisa membuat ddukbokki dan kimbap yang enak’, Kae-hwa lebih menyukai Kim Myung-min ketimbang Sung Min-wu, dan ada catatan tambahan: ‘Dia telah menjadi ibu Ye-eun’ dan ‘Dia adalah wanita dalam hatiku’.
Di bawah rencana masa depan, Min-wu menulis kalau dia akan menikah dalam waktu satu bulan, liburan di kapal pesiar untuk merayakan satu tahun pernikahan mereka dan seterusnya. Permintaan maaf Byung-hak telah membuat hati Kae-hwa mencair dan sekarang dia tersenyum melihat proposal Min-wu.
Jung-ah ditawari pekerjaan di Daejeon. Dia meminta persetujuan Shi-jun. Dia juga berkata kalau mereka perlu waktu tersendiri sekarang. Ketika dia pergi, Jung-ah memberitahu Shi-jun bila dia tidak menjadi istri yang baik selama ini. Tapi pintu tidak ditutup.
Shi-jun sadar kalau dia juga bersalah. Dia bahkan bilang jika dia akan mengunjungi Jung-ah tiap akhir pekan.
Min-wu tampil lagi dalam acara musikal itu. Setelah selesai, dia mengecek hp-nya untuk mencari tahu apakah Kae-hwa menelponnya. Ternyata tidak. Dia terlihat sangat kecewa. Kemudian Min-wu sangat kaget saat melihat Kae-hwa menemuinya di teater yang sudah kosong. Min-wu sedang duduk sendiri disana. Kae-hwa terlihat sangat tenang ketimbang terakhir kali mereka bertemu.
Kae-hwa minta maaf atas kata-kata kasarnya pada Min-wu. Dia tidak bermaksud seperti itu. Dia meminta Min-wu untuk mengerti. Kae-hwa juga berterima kasih sebab Min-wu mau memikirkan kehidupan dan masa depan Kae-hwa dengan serius. Min-wu terlihat termenung mendengar perkataan Kae-hwa. Sebelum mengatakan kalimat berikutnya, Kae-hwa diam sejenak. Kemudian dia berkata pada Min-wu: “Jadi aku berpikir untuk menjadi lebih berani sekarang. Berkat kau, aku pikir aku akan melakukannya sekarang!”
Kae-hwa menambahkan jika selama ini dia hanya berpikir untuk mendukung Min-ji. “Tapi jika segalanya bertambah buruk, tak apa bila bersandar pada orang lain.” Min-wu tersenyum lalu melangkah maju untuk memeluk Kae-hwa dengan lembut. Min-wu berterima kasih atas jawaban itu. Kae-hwa juga berterima kasih sebab Min-wu sudah membuatnya berani lagi.
Min-wu kemudian berterima kasih karena Kae-hwa sudah menjaga dirinya dan Ye-eun selama ini. Dia berjanji kalau mulai sekarang dia akan menjaganya dan mereka pun berciuman. Seperti saat pertama kali mereka berciuman. Tapi sekarang ciuman itu lebih punya arti.....^_^
The end.
akhirnya selesai baca juga... hihi mulai dari ep10 nih bacanya... yang jadi byung hak mantan suaminya Kae Hwa main di babyfaced beauty rada lucu karakternya cowok metroseksual yang rada aneh...haha
BalasHapus